Our Destin ꒰𖠔꒱

꒰𖠔꒱ Takdir Yang Membingungkan

Chloe menghabiskan makan siang dan pergi ke ruang guru untuk menanyakan keberadaan Kepala Sekolah. Setelah mengetahui Kepala Sekolah berada di ruangannya. Ia langsung ke lantai dua gedung terdepan sekolah. Chloe berhenti di depan pintu ruangan Beliau. Mengetuk tiga kali, kemudian mendengar jawaban dari dalam, lantas membuka pintu. "Maaf mengganggu, Kepala Sekolah." Chloe tersenyum. Kepala Sekolah dengan ramah membalas Chloe dan mempersilakan sang gadis untuk duduk.

"Apa Anda datang ke sini perihal Caterina?" tanya Kepala Sekolah dengan tenang. Senyuman tidak hilang di wajah yang agak keriput itu.

Chloe mengangguk. "Saya yakin Anda sudah mendengar bahwa Baginda Kaisar mengirim Caterina ke ruang penyiksaan di benua seberang. Caterina telah mengganggu waktu dan juga memberikan minuman berisi ramuan perangsang pada Baginda Kaisar. Anda tahu ... bahwa tindakannya itu termasuk kejahatan tertinggi pada Baginda Kaisar."

Chloe meremas kedua tangan yang bertaut di pangkuan. Menatap Kepala Sekolah dengan serius. "Ada yang ingin saya tanyakan. Anda ... selama ini selalu diam saat Caterina membuat masalah. Guru-guru yang ingin mengeluarkan Caterina jadi sangat kesulitan karena Anda selalu bungkam, Pak Kepala Sekolah. Tidakkah Anda berpikir bahwa korbannya adalah murid-murid lain? Mereka jadi hidup dalam ketakutan dan sulit melawan jika bersangkutan dengan Caterina. Andai saja bukan Baginda Kaisar yang turun tangan. Apa Anda juga akan diam saja melihat perlakuan Caterina?"

Kepala Sekolah menghela napas. "Saya tahu. Sikap abai saya sudah sangat keterlaluan, tapi saya punya alasan. Apa Anda mau mendengarnya, Nona Lamont? Mungkin cerita ini akan jadi alasan 'kosong' karena Anda dan guru-guru lain sudah jengkel dengan sikap saya."

Chloe menghela napas. "Saya akan mendengarkan Anda."

Kepala Sekolah tersenyum. Dia menatap dirinya di pantulan meja kaca. "Sebenarnya, Caterina dulu tidak seperti itu." Ia menghela napas. "Saya berteman dengan ayahnya sejak sekolah dulu, di tempat ini. Dia adalah orang yang lembut dan ramah. Ketika dia sudah berkeluarga dan menjadi salah satu Dewan Kerajaan. Saya masih bertukar kabar dan sering menemuinya. Saat itulah saya melihat istri teman saya dan Caterina. Dia anak yang baik dan penurut, punya aura persis seperti teman saya."

Chloe mendengarkan dengan saksama. Beberapa pemikiran muncul, tapi dia harus mendengarkan cerita sampai akhir.

"Beberapa tahun lalu, mungkin usia Caterina baru delapan tahun. Ayahnya mengalami kecelakaan. Mungkin sejak saat itu semua berubah." Kepala Sekolah menghela napas lagi. Membuka kisah masa lalu dan menceritakannya ternyata sangat sulit. "Setahu saya, ibu Caterina adalah wanita ramah yang hebat dalam mengurus pekerjaan istana, dialah yang membantu teman saya dalam pekerjaannya. Namun, sejak teman saya meninggal, entah kenapa, dia sering memanggil banyak pria ke rumahnya, berfoya-foya, dan menghamburkan uang, tapi dia tetap melanjutkan pekerjaan suaminya karena itu adalah satu-satunya penghasilan ibu Caterina. Caterina yang masih terlalu kecil melihat perubahan ibunya, menyaksikan wanita itu bersama pria lain. Ibunya sampai mengajak Caterina ke dalam dunia gelap itu hingga saat Caterina berumur 17 tahun ... Anda pasti tahu apa yang terjadi pada gadis yang terjerumus seperti itu."

Kepala Sekolah menatap Chloe. "Saya yang sudah mengenal anak itu ingin dia berubah. Saya ingin teman saya di sana merasa nyaman dan tidak menyesal meninggalkan keluarganya. Saya tahu bagaimana bagusnya kualitas guru-guru di sekolah ini. Saya ingin Caterina kembali menjadi anak yang baik. Selama ini saya diam dengan pikiran Caterina akan berubah jika diberi sedikit pelajaran. Pikiran itu terus berulang hingga saya tidak sadar bahwa tindakannya sudah kelewatan."

Chloe diam. Menatap Kepala Sekolah yang menutup mulut juga. Ia menunggu lelaki itu untuk berbicara lagi. Namun, Kepala Sekolah tetap diam membuat Chloe berkata, "Dari apa yang saya tangkap, Anda mengharapkan perubahan Caterina di bawah pengawasan guru-guru di sini. Lantas, apa yang sudah Anda sendiri lakukan pada anak itu?"