"Chloe, aku harus pergi sekarang. Lais akan menjagamu sekaligus mengajakmu jalan-jalan," ucap Kalyan. Ia menyentuh sandaran sofa—tempat Chloe duduk—lalu sedikit membungkuk untuk mengecup pipi dan kening sang gadis.
"Baiklah." Chloe mengangguk. Aroma rosewood kembali menghias udara di sekitar. Ia jadi teringat sesuatu. "Ah, Kalyan. Ada aroma rosewood di tubuhmu. Padahal waktu pertama kali bertemu sampai ke bandara kemarin, aku tidak pernah menghirup aroma ini dari pakaianmu." Ia memiringkan kepala dan melempar tatapan tanya. Chloe mengerjap ketika melihat Kalyan terkekeh.
"Sentuh wajahku, Chloe." Kalyan tersenyum miring.
Chloe menyentuh wajah sang pria. Suatu gelenyar kembali terasa. Rasanya geli hingga membuat Chloe merasa nyaman, seperti ada kupu-kupu beterbangan di perutnya. Ah, sang gadis sadar. Aroma harum dan gelenyar. Bukankah ini tanda umum seseorang menyadari ikatan mate? Namun, bagaimana Chloe bisa merasakan itu sekarang? Ia membelalak menatap Kalyan. "Bagaimana bisa?"
"Aku hanya perlu mengatakan kau mate-ku untuk membuatmu sadar dengan ikatan kita, tapi ...." Kalyan melirik Dax dengan tajam, membuat pria itu mengalihkan pandangan pura-pura tidak tahu. "Andai saja tidak ada pengganggu di rooftop waktu itu. Aku bisa membuatmu menjadi punyaku lebih cepat."
"Ah, begitu, ya." Chloe mengangguk paham.
"Baiklah. Aku pergi dulu, Chloe. Dax, ikut aku." Kalyan menegakkan tubuh. Untuk terakhir kali, ia mengelus surai hitam Chloe sambil tersenyum tipis, kemudian melangkah keluar diikuti Dax.
"Wah, wah, Lian benar-benar menyayangi Chloe," sahut Lais menatap kepergian kedua temannya. Lalu melihat sang gadis sambil tersenyum lebar. "Bagaimana kalau kita mulai tour yang akan aku pimpin!"
"Boleh. Kita mulai dari mana?" Chloe berdiri. Sedikit merapikan gaunnya.
"Hehe, mulai dari galeri mansion ini."
°˖ ⊹ ꒰𖠔꒱ ♡
"Waw." Mata Chloe berbinar terang ketika pintu dibuka. Ia mengedarkan pandangan di ruang galeri bernuansa hijau putih. Ada banyak macam lukisan dan karya seni lainnya. Ia mendongak, ada beberapa lukisan yang digantung di langit-langit ruangan. Karya seni itu tidak bergerak meski digantung, tentu karena dibantu sihir. Ia memperhatikan kanvas yang terjejer rapi di dinding dengan saksama. Kebanyakan lukisan pemandangan alam dengan sedikit tambahan detail yang membuat pemandangannya jadi lebih indah. Beberapa ada lukisan abstrak.
"Semua ini adalah karya dari para permaisuri yang punya hobi melukis. Tidak semua permaisuri terdahulu suka kesenian. Jadi, karya di sini tidak terlalu banyak," jelas Lais. Menuntun jalan Chloe untuk melihat ruangan ini lebih dalam. "Ibu Kalyan termasuk orang yang tak begitu terikat dengan kesenian. Beliau hanya suka memandang dan menikmati saja."
"Ah, begitu, ya." Chloe mengangguk. "Jadi? Ibu Kalyan masih suka ke sini?"
Lais berhenti melangkah, kemudian memutar badan dan melihat Chloe yang juga berhenti sambil menatap tanya. Lais berdeham panjang dan berkata, " ... Chloe benar-benar tidak tahu, ya? Yah, waktu itu ... kejadiannya memang ditutupi dari pihak luar. Ibu Kalyan hanyalah permaisuri terdahulu dan pria itu meminta untuk tidak menyebarkan mengenai kematian Beliau. Chloe tahu ... yang terpenting kaisar selamat."
Chloe punya tebakan melihat jawaban Lais, tapi dia sedikit ragu. "Apa ibu Kalyan ...?"
Lais mengangguk. "Itu kejadian 15 tahun yang lalu. Seorang putri dari kerajaan penyihir menarik perhatian para dewan. Keserakahan para dewan yang menginginkan sang putri karena kecantikannya menimbulkan masalah. Pertikaian itu membuat keluarga kaisar terseret, tapi jadi salah satu korban. Lian berumur 115 tahun waktu itu dan sudah menjabat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destin ꒰𖠔꒱
VampiriAda dua benua di dunia ini, yaitu benua Homme dan benua Sorcery. Benua Homme dihuni para manusia, sedangkan benua Sorcery berisi para makhluk supranatural. Pemimpin kedua benua ini adalah seorang vampire yang tinggal di kekaisaran Nuance, benua Sorc...
