꒰𖠔꒱ Pasangan Sang Kaisar

61 6 0
                                        

"Nak, ada satu hal yang perlu kamu tahu mengenai klan Sage. Dengarkan baik-baik." Saviero menatap Chloe dengan tatapan serius. Hal yang akan dia katakan ini tak pernah ia beri tahu baik pada Gavin ataupun Chloe. "Sebenarnya, kita sebagai penyihir klan Sage, tidak dapat merasakan tanda-tanda kehadiran mate seperti pada umumnya."

Chloe membelalak, lalu mengernyit. "Kenapa?"

"Itu karena ... salah satu pendahulu kita pernah dikutuk oleh seorang penyihir hitam. Penyihir itu memberi kutukan untuk klan Sage berupa tak bisa merasakan kehadiran mate-nya. Kita tidak dapat merasakan kehadiran mate jika bukan mereka yang mendekati duluan."

Itulah kenapa aku tidak merasakan apa pun pada Kalyan, tapi mengapa pendahulu diberi kutukan seperti itu? batin Chloe. Ia menggigit bibir bawah. Fakta ini baru dia tahu sekarang. "Ayah mengatakan ini padaku setelah aku kehilangan Kalyan?"

"Putriku, Ayah tidak bermaksud begitu." Saviero menghela napas. "Memang salah Ayah karena baru memberi tahumu tentang ini karena Ayah takut kalau mate-mu adalah seseorang dari benua Sorcery. Jika itu terjadi, kamu harus ikut dengan dia, menetap di tempat para monster tinggal." Saviero mengepalkan tangan.

Chloe bergeming. Dia paham dengan ketidaksukaan sang ayah pada daratan itu. Ia mengerti bahwa Beliau khawatir Chloe bisa saja dikejar dan berakhir mati karena darah yang mengalir di tubuh. Namun, bukankah mate Chloe adalah seorang kaisar? Kalyan adalah penguasa, memang tidak menutup kemungkinan Chloe akan diserang, tapi Kalyan pasti bisa melindunginya pun Chloe bisa menjaga diri.

"Aku paham dengan kekhawatiran Ayah, tapi ... bagaimanapun juga dia mate-ku." Chloe menatap ayahnya sedih. "Aku tidak mungkin berpisah dengannya karena masalah seperti ini, bahkan aku pun tidak sempat berdiskusi dahulu dengan Kalyan."

"Ayah tahu. Ayah memang tidak ada niat untuk memisahkan kalian. Tak ada yang bisa melawan takdir. Ayah percaya pada Kaisar Gavier setelah bicara dengannya. Dia pasti bisa menjagamu." Saviero tersenyum. "Pergilah. Temui Yang Mulia Kaisar. Dia pasti menunggumu."

Chloe menunduk, lalu tersenyum sedih. "Dia sudah berangkat ke benua seberang, Ayah. Jika aku ingin mengejarnya sekarang. Aku perlu izin dari para petinggi dan itu memerlukan waktu yang agak lama."

"Tidak, Chloe. Baginda Kaisar masih ada di bandara. Pesawat pribadi yang Baginda naiki belum lepas landas karena Beliau menunggumu."

Chloe mendongak, menatap ayahnya kaget. "Apa? Lili dapat pesan kalau Kalyan sudah pergi?"

Saviero mengangkat bahu. "Entahlah, mungkin ini rencananya untuk menyadarkanmu. Menurut Chloe, kenapa Ayah masih bersantai di rumah sekarang? Ada banyak pasien di rumah sakit dan ayah tetap di sini untuk menjelaskan ini padamu."

Maksudnya ... Kalyan menyuruh Ayah untuk tetap tinggal di rumah agar dapat membicarakan ini denganku?  batin Chloe membelalak, lantas tersenyum dengan mata berkaca-kaca. Ia memeluk ayahnya dan mengucapkan terima kasih, lalu berlari keluar. Dia akan ke bandara sekarang, menemui pria itu.

Saviero menatap kepergian sang putri. "Lavierna, aku mengirim anak kita ke benua tempatmu mati dengan tidak hormat," ucap Saviero. Pandangannya tampak sendu. "Aku harap Kaisar Gavier bukan orang lemah sepertiku yang tak bisa melindungi mate-nya." Ia terkekeh. "Yah ... tentu saja, bahkan Beliau dengan mudah bisa membantai enam orang pembunuhmu itu ... diusia yang cukup muda."

Chloe, masih ada satu fakta yang belum kamu ketahui mengenai kutukan kita ini, tapi Ayah sudah memberi tahu pada Baginda Kaisar. Dia pasti akan mengatakannya. Cara agar kau dapat terbebas dari kutukan sementara ini, batin Saviero.

Di sisi lain, Chloe keluar dari rumah tanpa memakai alas kaki. Dia berlari ke tempat parkir. Membuka pintu mobil SUV putih. Mengendarainya menuju bandara. Memerlukan waktu sekitar satu jam untuk sampai ke bandara jika tidak macet—Chloe tidak teleportasi karena tempatnya agak jauh. Chloe mengemudi dengan kecepatan di atas rata-rata, mengelabui pengendara lain, bahkan tidak memperhatikan genangan air di jalanan hingga terciprat ke mana-mana. Yang ia pikirkan hanya Kalyan, dia ingin menemui pria itu sekarang juga.

Our Destin ꒰𖠔꒱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang