"Jadi, mengenai pertanyaanku, Kalyan ...." Chloe menatap sang pria yang saat ini membaringkan kepala di atas pangkuannya, sedang menutup mata. Mungkin meresapi suasana dan suara air terjun yang menenangkan. Setelah ciuman tadi, Kalyan melepas Chloe dan kembali berenang. Kemudian, mereka berakhir pada posisi ini. Dapat Chloe rasakan pelukan si pria mengerat, lalu lelaki itu mengusap kepala di perut sang gadis.
"Kau benar-benar penasaran, ya," balas Kalyan dengan suara berat. Ia tidak mau membahas ini karena bisa saja menyakiti Chloe. Namun, gadis itu tampaknya akan terus bertanya kalau dia tidak menjawab. Kalyan menghela napas. "Tidak semua dari wanita itu bersikap begitu. Biasanya, mereka hanya ingin menjadi teman tidurku."
Chloe mengerjap. "Kau ... menerima tawaran mereka?" Jantungnya berdegup kencang. Ia tak menampik perasaannya sedikit memburuk, tapi Chloe ingin tahu sedikit masa lalu Kalyan. Aku sudah mendengar celetukan Lais tadi ... dan aku masih ingin memastikannya, batin Chloe.
" ... Tentu saja." Kalyan menarik pinggang Chloe, menggesek wajahnya di pangkuan sang gadis. "Chloe, aku tidak sebaik yang kau kira. Setelah kau ada, aku baru menolak semua permintaan para wanita itu dan untuk anak Dewan Evelyn, aku memang menjauhinya. Kejadian beberapa minggu lalu dengannya itu di luar perkiraanku."
"Baiklah. Aku mengerti." Chloe mengangguk. Ia mengulum bibir, sedikit menunduk. "Hm, tapi ini tidak adil untukku."
"Ha? Apa maksudmu?" Kalyan mendongak.
Chloe mengangkat bahu. "Aku tidak pernah menghabiskan waktu bersama seorang pria." Ia menghela napas. "Aku memang sempat berkencan dengan seseorang, tapi aku merasa tidak tertarik dengannya walau dia sangat baik dan tampan."
"Chloe ...." Kalyan mencengkram pinggang Chloe dengan keras. Rasa panas muncul di lubuk hati memikirkan gadisnya ini berkencan dengan pria lain di masa lalu, duduk bersama di suatu tempat, mengobrol riang, dan senyuman Chloe yang pasti dia tunjukkan untuk pria itu. Ah, siapa orangnya? Kalyan akan mencari tahu dan menghabisinya.
Chloe menatap Kalyan. Manik emas milik pria itu berkilat marah, ditambah cengkeraman di pinggang Chloe. Sang gadis menghela napas. Kalyan pasti marah. Lelaki ini mudah cemburu ternyata, sementara Chloe menahan perasaannya. Ia mengangkat satu tangan, menangkup sebelah pipi Kalyan. Mengelusnya dengan pelan. Kemudian memberikan tatapan lembut. "Kau mau tahu? Ciuman di ruang kerjamu tadi itu pertama kalinya bagiku."
Kalyan membelalak. Ia maju dan mengecup bibir Chloe singkat, kemudian pipi dan keningnya. "Itu sebabnya kau diam saja?"
Chloe mengangguk. "Jadi, jangan terlalu marah, Kalyan. Aku menerima masa lalumu dan maukah kau tidak peduli dengan masa laluku bersama pria itu juga? Aku belum pernah pacaran sebelumnya. Aku jujur."
Kalyan mengernyit. Ia membawa Chloe ke dalam dekapan, kemudian menaruh wajah di lekuk leher Sang gadis. "Entahlah. Aku akan memikirkannya." Ia tersenyum jahil.
Chloe menghela napas. Kenapa dengan pria ini? Ah, dia pernah membaca bahwa seorang vampire sangat protektif dan posesif pada pasangannya. Tahap gilanya adalah obsesi. Apa itu terjadi pada Kalyan juga? Mengerikan sekali.
"Ah, Lais sudah menceritakan sesuatu padaku. Tentang lukisan masa lalu," kata Chloe. Ia berusaha mengangkat wajahnya dari pundak Kalyan untuk menatap muka pria itu. "Aku akan membantunya mencari tahu."
"Sebenarnya, aku tidak ingin kau membantunya, Chloe. Lawan yang dihadapi ini penyihir masa lalu yang aku ragu dia masih hidup." Kalyan menjauhkan diri. Menatap wajah cantik gadisnya.
"Kalau memang begitu, kenapa Lais mendapat 'penglihatan' tentang itu? Dia tak mungkin 'melihat' tandanya jika penyihir masa lalu itu sudah tiada." Chloe mengatup bibir. "Aku akan mulai mencari di perpustakaan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destin ꒰𖠔꒱
VampirosAda dua benua di dunia ini, yaitu benua Homme dan benua Sorcery. Benua Homme dihuni para manusia, sedangkan benua Sorcery berisi para makhluk supranatural. Pemimpin kedua benua ini adalah seorang vampire yang tinggal di kekaisaran Nuance, benua Sorc...
