꒰𖠔꒱ Kunjungan Dan Merah Apel

17 4 0
                                    

Chloe masuk ke kamarnya lalu menutup pintu. Ia berjalan mondar-mandir. Dia hendak mengunjungi Kalyan sekarang, tapi Chloe baru sadar bahwa hari sudah sangat gelap. Namun, ia khawatir sekali. Bagaimana jika Kalyan tidak bisa lagi menahan rasa sakit dari efek sihir gelap terang? Sudah tiga minggu sejak pria itu terkena sihir dan itu bukan waktu yang sebentar, walaupun pria itu tidak menunjukkan tanda-tanda apa pun.

"Apa aku memeriksa keadaannya besok saja? Ayah pasti tidak akan mengizinkanku keluar malam begini," gumam Chloe. Dia duduk di tepi ranjang. Ia sudah mulai merasa tenang. Namun, pikiran lain merasuki kepalanya lagi. Bagaimana jika dia mendapat kabar besok bahwa Sang Kaisar jatuh sakit? Jika benar begitu maka sulit bagi Chloe untuk memeriksa keadaan Kalyan karena pasti penjagaan ketat untuk melindungi kaisar.

Chloe berdiri. Ia sudah memutuskan. Tidak masalah keluar malam yang penuh bahaya ini daripada diam di rumah padahal sudah tahu jawabannya. Ia tidak mau menyesal esok hari hanya karena sudah malam dan larangan sang ayah. Chloe selama ini sudah jadi anak penurut, untuk kali ini, dia akan melanggar. "Kaisar tinggal di hotel dekat sekolah, bukan?" gumam Chloe. Dia berjalan ke lemari untuk mengambil mantel berwarna cream. Baju yang dia kenakan begitu mencetak lekuk tubuhnya dan memperlihatkan bahu, tulang selangka, dan sedikit dadanya. "Jaraknya tidak jauh dari sini. Aku bisa teleportasi."

Chloe menjentikkan jari, merapal mantra singkat, dan kelopak bunga cherry blossoms mengelilingi tubuhnya. Ia teleportasi ke hotel tempat Kalyan berada. Dia muncul di parkiran. Tidak banyak orang dan Chloe bersyukur. Ia segera menuju lift, menekan tombol lantai di mana resepsionis berada. Beberapa detik, Chloe keluar dari lift dan langsung disambut Dax Maxim.

"Tuan Dax?" Chloe terkesiap. Ia kaget melihat Dax berdiri di hadapan sambil tersenyum ceria-juga agak terkejut.

"Wah, aku tidak menyangka bisa bertemu Nona Chloe di sini," balas Dax ramah. "Nona Chloe pasti datang ke sini mencari Yang Mulia, bukan?"

Chloe mengangguk meski bingung bagaimana Dax tahu maksud kedatangannya. "Kalyan, maksudku, Yang Mulia ada di kamarnya?"

Dax makin tersenyum lebar. Chloe memanggil nama Kalyan? Wah, itu berarti ini adalah kemajuan yang bagus. Dari dulu, Kalyan tidak mau dipanggil dengan nama depannya karena nama itu digunakan untuk orang yang paling dekat dengan Kalyan. Sekarang orang dekat Kalyan yang tersisa adalah Dax dan sang penyihir kerajaan. Namun, kini bertambah Chloe. Kalyan dipanggil Pangeran Arsen-nama tengah-saat masih menjadi putra mahkota.

"Dia ada di kamar. Aku akan mengantar Nona Chloe. Ayo gunakan lift lain," kata Dax ramah. Ia senang sekali.

"Apa tidak masalah bagi Anda? Saya yakin Anda mau pergi ke suatu tempat karena berdiri di depan lift." Chloe merasa tidak enak. Dia berjalan tepat di belakang Dax, tapi tampaknya pria itu memelankan langkah hingga berdampingan dengan Chloe, entah kenapa.

"Tidak masalah! Mengantar Nona Chloe ke Yang Mulia lebih penting dari apa pun!" balas Dax ceria. "Ah, setelah ini aku akan pergi. Silakan kalian menikmati waktu berdua! Omong-omong, Nona Chloe tidak perlu formal padaku meski di depan orang lain. Bersikap biasa saja dan panggil aku Dax."

Chloe mengerjap. Ia terkekeh. Wah, kaisar dan bawahannya sama saja. Entah kenapa mereka baik sekali pada sang gadis. "Baiklah, Dax."

"Waah!" Dax makin berseri-seri. "Lian sedang beristirahat di kamar. Dia tidak sibuk dan tidak sedang mengerjakan sesuatu jadi Nona Chloe tidak perlu takut mengganggu waktunya. Ah, bahkan saat dia sibuk pun aku yakin dia tidak masalah meluangkan waktu untuk Nona Chloe."

Dax memanggil Kalyan dengan panggilan Lian, berarti mereka teman dekat dari kecil, ya, batin Chloe. Ia tersenyum menanggapi cerita Dax. Namun, bingung dengan ucapan pria itu. Apakah Chloe orang penting sampai Kalyan seperti itu?

Our Destin ꒰𖠔꒱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang