Chloe melangkah keluar dari kantin dengan santai. Ketika dia menginjakkan kaki di depan pintu masuk kantin. Chloe langsung menelisik sekitar ketika merasakan aura kuat yang mengerikan. Ia mengernyit dan memilih tidak peduli. Mungkin itu hanya orang dari benua Sorcery yang berkunjung, bukan? Misalnya, orang tua para murid.
Chloe berjalan, tujuannya adalah ruang seni. Tempat itu berada di gedung sebelah kanan akademi-jika masuk lewat gerbang depan. Ia melewati lapangan di mana banyak siswa berlalu lalang dan bermain. Sesekali membalas sapaan mereka dengan senyuman. Chloe mengernyit lagi. Aura itu, sejak dia dari kantin hingga ke lapangan, masih terasa kuat. Itu cukup menganggu.
Chloe menelan ludah dan mulai mempercepat langkah. Dia memasuki gedung sebelah kanan tempat ruang seni berada. Masih banyak siswa karena di situ juga merupakan ruang praktik kimia, biologi, dan fisika, serta penyimpanan peralatan olahraga. Namun, makin dia berjalan menelusuri lorong dan menaiki tangga dua kali, makin sunyi pula tempat itu hingga tidak ada orang selain dirinya. Sekarang, Chloe merasa aura itu menguat, mendekatinya dari belakang.
Chloe mengernyit. Jika memang orang luar yang berkunjung, kenapa harus ke ruang seni? Kalaupun dia punya urusan dengan Chloe, bukankah harus menemui Kepala Sekolah dulu? Tidak ada gunanya berpikir positif. Jelas sekali pemilik aura kuat ini tengah mengikuti sang gadis. Chloe merogoh saku, mengambil kunci ruang seni. Setelah menemukan pintu tempat itu, dia membuka kunci, lalu masuk dan menutup pintu. Chloe menghela napas panjang. Keringat tiba-tiba bercucuran di kulit. Ia melangkah mundur, mencoba mencari aura kuat itu.
Sudah tidak ada? batin Chloe. Curiga. Tidak mungkin pemilik aura kuat itu menghilang hanya karena dia menutup pintu, bukan? Chloe menggeleng. Yah, setidaknya dia bersyukur sudah tidak diikuti. Namun, ia tetap harus menaikkan kewaspadaan.
Chloe memperhatikan ruang seni yang dipenuhi karya lukis serta kerajinan tangan. Karya anak-anak yang tidak lolos seleksi berada di sebelah kiri-jika dari pintu masuk-dan sebelah kanan adalah karya yang akan dipamerkan, serta di tengah-tengah ruangan adalah karya yang belum diseleksi. Namun, dia suka semua kreativitas anak-anak akademi ini. Hanya saja tetap ada yang lebih bernilai tinggi, kan? Chloe tanpa sadar menurunkan kewaspadaan.
"Hm, coba kita lihat." Sang gadis melangkah ke tengah ruangan. Berjongkok. Melihat patung kecil berbentuk wanita ... tanpa busana. Chloe menggeleng. Siapa yang membuat karya tidak senonoh ini? Dia melihat nama pembuat karya yang ternyata nama laki-laki. "Astaga, aku harus menegur mereka, tapi dia jago juga bisa membuatnya sedetail ini."
Chloe meletakkan patung itu. Menghela napas. Ada banyak karya yang belum diseleksi dan dia tak bisa melakukannya sendiri. Chloe akan memanggil Miss Reyna yang merupakan guru seni juga. Ia berbalik dan melangkah ke arah pintu. Memutar kenopnya dan berjalan keluar, lalu mengunci.
Si gadis kembali menyusuri lorong lantai tiga sendirian dengan santai. Menyaksikan anak-anak murid bermain dari jendela kaca sambil tersenyum. Namun, langkah Chloe harus berhenti ketika merasa aura mencekam itu kembali hadir. Hening. Dia tidak bergerak sama sekali. Ia terlalu fokus dengan aura mencekam itu hingga tidak mendengar suara anak-anak dari arah lapangan lagi. Aura itu, aura mencekam itu berada di belakang Chloe. Ia berdeham singkat, lalu berkata, "Maaf, Anda siapa?" Suaranya yang lembut jadi terdengar keras di kesunyian ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destin ꒰𖠔꒱
UpířiAda dua benua di dunia ini, yaitu benua Homme dan benua Sorcery. Benua Homme dihuni para manusia, sedangkan benua Sorcery berisi para makhluk supranatural. Pemimpin kedua benua ini adalah seorang vampire yang tinggal di kekaisaran Nuance, benua Sorc...