꒰𖠔꒱ Kemarahan Sang Kaisar

9 1 0
                                    

Dax melangkah keluar dari hotel. Ia mendongak. Menatap langit malam berhias bulan. Kemarin, jam begini, Chloe datang mencari Kalyan. Berarti sudah satu hari sang gadis tiba di hotel ini. Bukankah artinya tidak lama lagi Chloe akan bangun?

"Semoga Nona Chloe cepat sadar agar Lian bisa tenang," gumam Dax dengan wajah sedih.

Pada sisi lain, mata Chloe tiba-tiba bergerak, tak lama kemudian terbuka. Pemandangan yang menyambutnya gelap. Apa karena listrik mati? Ia mencoba bangun. Tubuhnya sakit dan pegal karena berbaring dalam waktu agak lama. Chloe baru sadar bahwa ia berada di ranjang empuk, beraroma maskulin, dan tidak mati listrik, melainkan karena ranjang ini memiliki tirai. Chloe menghela napas. Mundur untuk bersandar pada kepala ranjang. Chloe sedikit membuka tirai untuk mendapatkan cahaya. Lantas memperhatikan pakaiannya yang sama seperti kemarin, hanya saja tidak memakai mantel.

Ini bukan kamarku. Apa Kalyan memesan kamar hotel untukku? batin Chloe. Menarik tirai lagi ke sisi kepala ranjang. Menemukan nakas. Ada ponselnya di atas permukaan meja kecil. Chloe mengambil benda pipih itu dan membuka aplikasi pesan. Mendapati pesan yang tidak pernah Chloe ketik untuk ayahnya. Apa ini ulah Kalyan? Tentu pria itu tidak bisa membawanya pulang begitu saja. Bisa bahaya jika sang ayah tahu keadaannya.

Tiba-tiba ada pesan dari ayah Chloe yang bertuliskan kapan dia pulang. Sang gadis membalas pesan itu bahwa dia akan pulang sekarang. Lalu mematikan ponsel. Chloe menyibak selimut, lantas turun dari ranjang dan melihat seisi kamar. Untuk kamar hotel, tempat ini terlalu mewah dan mirip kamar apartemen mahal yang sangat luas. Chloe mencari mantelnya. Menemukan benda itu di sofa dekat jendela, lalu memakainya. Sang gadis menengok kanan kiri mencari sesuatu. Ia harus pulang sekarang dan tidak mungkin dia pergi mencari Kalyan- yang entah berada di mana. Chloe berjalan ke arah nakas dan menarik laci. Menemukan kertas dan pensil. Lalu menuliskan sesuatu dan meletakkannya di nakas. Kemudian segera teleportasi, meninggalkan beberapa kelopak bunga cherry blossoms.

°˖ ⊹ ꒰𖠔꒱ ♡

"Akhirnya putriku pulang!" Saviero memeluk Chloe sambil mengelus kepala anak gadisnya. Ia khawatir sekali meskipun sudah mendapat pesan dari Chloe.

Di aplikasi pesan, Kalyan beralasan bahwa aku harus kerja pagi dan pulang lembur bersamanya untuk memeriksa laporan persiapan festival, batin Chloe. Ia tersenyum menikmati pelukan sang ayah.

"Nah, ayo masuk. Di luar dingin. Chloe bisa sakit." Saviero menarik tangan anaknya untuk masuk.

"Oh? Kau sudah pulang?"

Chloe menatap pria berambut cokelat gelap dengan mata hijau jernih yang sedang berdiri sambil memegang segelas air putih. Itu saudara Chloe. Gavin Marva Lamont. Chloe mendekati sang kakak dan segera mengambil gelas dari tangannya.

"Hei?" Gavin mengangkat sebelah alis melihat Chloe minum dengan rakus.

"Aku tadi haus sekali. Terima kasih, ya, Kak." Chloe tersenyum pada sang kakak yang tampak pasrah dan memberikan gelas itu padanya. "Aku ke atas, ya, Ayah, Kakak. Aku mau istirahat, besok harus ke sekolah lagi untuk membantu Baginda Kaisar."

"Chloe tidak mau makan dulu? Gavin tadi sudah memasak makanan," kata Saviero khawatir.

Chloe menggeleng. "Aku sudah makan tadi. Aku ke atas, ya." Ia segera menaiki tangga menuju lantai dua, di mana kamarnya berada. Dia berlari menuju pintu berwarna putih dengan ukiran abstrak warna biru. Lalu segera masuk ke kamar. Chloe menghela napas, lantas melangkah ke ranjang. Membaringkan diri dan menatap langit-langit ruangan. Ia jadi merasa tidak enak hati pada Kalyan karena telah pergi begitu saja tanpa pamit. Namun, ia tak bisa tinggal lama agar ayahnya tidak terlalu khawatir.

Chloe menghela napas panjang. Sebenarnya, kenapa dia melakukan ini pada Kalyan? Mengapa juga Kalyan bersikap perhatian dan memberi afeksi berlebihan padanya? Apakah itu bentuk perhatian sang kaisar kepada Chloe yang merupakan asisten Kalyan? Mana ada atasan yang suka menyentuh bawahan? Tidak ada alasan yan masuk akal di pikiran Chloe, kecuali satu.

Our Destin ꒰𖠔꒱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang