Aku tidak percaya aku benar-benar mengejar Kalyan dan pergi ke benua Sorcery, batin Chloe sambil memakai pakaian. Baju yang Kalyan berikan merupakan gaun sampai betis, berwarna abu-abu polos dengan lengan panjang berwarna putih. Setelah memakai pakaian, Chloe menyisir rambut dan membiarkannya digerai.
Aku sedikit khawatir dengan suasana di sana, apalagi aku datang sebagai mate Kalyan, batin Chloe lagi. Menghela napas. Ia jadi memikirkan reaksi orang-orang di benua Sorcery nanti dengan kedatangannya. Chloe menggeleng, ia tidak masalah asalkan bersama Kalyan. Ikatan soulmate ini memang kuat sekali hingga menepis rasa khawatir. Chloe membuka pintu, lalu mengintip dan menemukan Kalyan sedang duduk di kursi yang berhadapan dengan Dax. Mereka membincangkan sesuatu hingga Dax menyadari kehadiran Chloe dan menyapa sang gadis dengan ceria.
"Nona Chloe!" sapa Dax.
Chloe tersenyum dan keluar dari balik pintu. Ia menahan napas saat Kalyan menoleh ke arahnya, lalu tersenyum miring sambil mengulurkan tangan. Chloe menerima juluran tangan Kalyan, kemudian ia ditarik untuk duduk di sisi pria itu.
"Duduklah, Chloe. Kau pasti lelah setelah berlari." Kalyan menarik pinggang Chloe hingga tidak ada jarak di antara mereka.
Dax mengembangkan senyum ceria. Ia bersyukur Chloe ikut menuju benua Sorcery. Dia pun turut senang karena hubungan mereka berdua sudah makin baik. "Ah, aku senang sekali Nona Chloe ikut dengan kami ke benua Sorcery."
Chloe mengerjap. Ia juga tidak percaya akan pergi ke benua Sorcery. Lalu, dia tiba-tiba terpikirkan tentang beberapa hal. Bagaimana dengan pekerjaannya yang seorang guru? Bagaimana dengan Lili? Bagaimana dengan mobilnya yang terparkir di depan bandara? Chloe mengatup bibir. Ia benar-benar lupa dengan semua itu karena sibuk memikirkan Kalyan.
Kalyan terkekeh. Ia dapat mendengar isi kepala Chloe. Pria ini memang punya kemampuan membaca pikiran orang lain, tapi ia sering memasang penghalang karena lelah dengan isi pikiran banyak orang, terlebih jika di tengah-tengah keramaian—dia tak pernah menggunakan itu selama di benua Homme. Kalyan berkata, "Kau tidak perlu khawatir, Chloe. Ada orang-orangku yang akan mengurus masalah yang kau pikirkan."
Chloe menatap Kalyan kaget. "Kau tahu apa isi pikiranku?"
Kalyan mengangguk, lalu bersedekap. "Aku punya kemampuan membaca pikiran, tapi karena malas, aku biasanya memasang penghalang agar tidak mendengar isi kepala orang lain."
"Waw." Chloe menatap Kalyan kagum. "Apa semua vampire bisa seperti itu?"
"Tidak," sahut Dax ceria. "Hanya beberapa yang bisa, termasuk Yang Mulia dan aku."
Chloe mengangguk paham. Ah, kalau begitu, dia harus menjaga pikirannya agar tidak malu jika saja dua pria ini menurunkan penghalang mereka dan ia sendiri pun harus mengendalikan diri agar pikirannya tidak dibaca. Chloe menghela napas. Lantas bersandar dengan santai. Ia berkata, "Butuh berapa lama hingga kita sampai ke benua Sorcery, Kalyan?"
"Hampir satu jam." Kalyan mengusap kepala Chloe. "Sekarang jam makan siang. Setelah sampai di sana, aku akan mengajakmu keliling terlebih dahulu."
"Benarkah?" Chloe tersenyum lebar.
Kalyan tersenyum lebar. "Tentu saja. Ada banyak jajanan di sana. Kau pasti akan menyukainya."
"Betul, betul! Penghuni di pulau itu tidak ada bedanya dengan para manusia. Mungkin hanya dari penampilan dan lebih banyak menggunakan sihir untuk mengangkat barang!" tambah Dax. "Nona Chloe suka makanan manis, bukan? Ada kafe di kota Nuance yang terkenal, bahkan sampai menjadi tempat pertemuan tamu kerajaan."
Chloe terkekeh sebagai balasan. Kekhawatirannya sirna, dia lebih rileks sekarang. Mendengar ucapan Dax malah membuat Chloe membayangkan bagaimana suasana kota Nuance: sihir-sihir yang digunakan para makhluk supranatural di kota itu, penampilan mereka, dan destinasinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destin ꒰𖠔꒱
VampirosAda dua benua di dunia ini, yaitu benua Homme dan benua Sorcery. Benua Homme dihuni para manusia, sedangkan benua Sorcery berisi para makhluk supranatural. Pemimpin kedua benua ini adalah seorang vampire yang tinggal di kekaisaran Nuance, benua Sorc...
