07: Sergio itu brengsek!

72 26 0
                                    

Note: vote and komen, yah! Agar mood nulis aku naik📉

Follow akun Wattpad:
supaya tidak ketinggalan update!

Tandai typo!

Enjoy....

****

Victoria menghentikan langkah kakinya tiba-tiba. Lalu berkata tanpa menolehkan kepala ke belakang.

“Mau sampai kapan kau mengikutiku?”

Hening. Tidak ada jawaban.

“Liam, berhenti mengikutiku!” suruhnya.

Perempuan berjubah hitam itu berniat melanjutkan langkahnya namun terhenti, karena Liam mencengkal pergelangan tangannya.

“Tunggu dulu!” cegah Liam.

Putri Victoria membalikkan badannya.

“Apa?” tanyanya.

“A-aku ing—”

Victoria dapat menebak apa yang Liam coba katakan, dengan cepat dia menyela perkataannya.

“Kau mau apel ini?”

“Hah?”

Liam kebingungan. Dia mengikuti Putri ketiga bukan karena ingin meminta apel miliknya, tapi ingin menjadi pengikutnya.

“Bu—”

“Bilang dari tadi, tidak usah malu.”

Lagi-lagi Victoria menyela ucapannya.

Perempuan bernetra safir itu langsung menyerahkan sekantong buah apel miliknya pada Liam. Meskipun bingung, dia tetap menerimanya. Karena Ibunya selalu berkata, tidak baik menolak pemberian orang lain.

Victoria kembali meletakkan sebelah tangannya di atas kepala anak laki-laki berambut biru itu. Lalu mengusap-usap rambutnya dengan lembut.

“Kau ingin menjadi pengikutku ‘kan?” ucapnya sangat pelan.

Pada saat Liam akan menganggukkan kepala, dengan segera Victoria berhenti.

“Diam. Jangan menganggukkan kepala,” bisik Victoria.

Putri ketiga tidak menghentikan aktivitasnya. Yaitu, mengusap-usap lembut rambut biru Liam, sambil tersenyum.

“Banyak mata dan telinga yang mengawasiku,” kata Victoria pelan. “Aku akan menjemputmu,” sambungnya.

“Jadi, ayo buat pertunjukan yang akan mengecoh mereka.” Victoria kembali berucap dengan nada suara yang sangat pelan, dan penuh hati-hati.

“Ambil kantong uangku,” bisik Victoria.

Liam menuruti perkataannya. Dia langsung mengambil kantong uang milik Victoria, dan berlari dengan sangat cepat.

“Hei!!!” teriaknya.

“Beraninya kau mengambil koinku?!” Victoria memasang riak wajah marah yang kentara.

“Lihat saja! Jika kita bertemu lagi, aku akan membunuhmu!!!”

Victoria mendengus keras. “Jika tidak ada urusan, aku pasti mengejarnya!” gerutunya.

“Ck! Bajingan!” umpat Victoria.

“Padahal aku sudah membantunya! Seharusnya dia berterima kasih! Bukan malah, mencuri koin emasku yang berharga!!”

Victoria. Dasar penipu ulung.

Victoria mengeluarkan batu teleportasi dari saku roknya. Untung saja dia membawa batu itu. Jika tidak, dia akan dicurigai sebagai seorang penyihir. Hal itu tidak boleh terjadi! Tidak boleh ada yang tahu, bahwa dirinya seorang penyihir tanpa mantra! Penyihir yang langka dan hampir punah.

Story Of Victoria Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang