16: Tidak peduli

55 10 1
                                    

Note: sebelum membaca, silahkan vote, komen and follow!

Tandai typo 🙏🏻

Happy reading all!!!






Saya ini orangnya pemalas, malas melakukan hal-hal yang merepotkan dan tidak menguntungkan bagi diri saya.”
—Victoria Trifena De Veroland.


****

“Terkadang, kekerasan dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah?”

“Matamu!” sambung Victoria sambil memukul kepala Gavril menggunakan bukunya. Dan hal itu membuatnya mengaduh kesakitan.

“Hukuman kalian belum selesai loh! Tapi bisa-bisanya kalian semua membuat masalah lagi?”

Victoria tidak habis pikir dengan mereka berempat. Bisa-bisanya membuat masalah, padahal masa hukumannya belum berakhir. Terlebih lagi, kali ini yang menjadi korbannya adalah orang yang cukup berpengaruh di academy Neverley.

“Kalau seperti ini, wali kalian akan dipanggil oleh direktur academy.”

Mendengar itu membuat Diego, berserta tiga sahabatnya terkejut bukan main. Terlebih lagi, George. Laki-laki itu sampai tidak bergerak sedikitpun, seperti pahatan patung.

Apa....? Orang tuaku akan dipanggil kesini?! Habislah aku! batin Diego frustasi.

Itu ... tidak benar ‘kan? ucap George di dalam hatinya berusaha menyangkal fakta tersebut.

“Gawat!” gumam Gavril seraya mengigit ujung kukunya.

“Mati aku,” kata Lex pelan.

“Kenapa kalian memasang riak wajah frustasi dan tidak berdaya seperti itu?” Pertanyaan dari Victoria membuat mereka berempat terdiam di tempatnya.

Perempuan itu berkacak pinggang, dan berkata kembali. “Bukankah kalian sudah tahu, apa yang akan terjadi jika kalian bertiga melakukan hal seperti itu kepada mereka berdua?”

Benar. Apa yang dikatakan oleh Victoria memang benar adanya. Namun, mereka juga tidak bisa berdiam diri saat diperlakukan seperti itu.

Mendengus kesal, lalu mendudukkan diri di dekat sepupu laki-lakinya.

“Sudah terlambat untuk menyesalinya.”

“Siapa juga yang menyesalinya.” Gavril menyahuti perkataan Victoria dengan cepat dan memasang riak wajah acuh tak acuh.

Victoria menatap dengan tajam ke depan—ke arah laki-laki beriris ungu.

“Kau memang biang keladinya.” Ucapan Victoria yang ditujukan kepada Gavril seorang itu membuat suasana ruangan menjadi hening dan menyesakkan.

Kemudian dia bangkit dari duduknya dan berjalan menuju pintu perpustakaan. Diambang pintu, dia menghentikan langkahnya seraya berucap tanpa membalikan badannya.

“Diego,” panggil Victoria. “Lebih baik kau jangan berteman dengannya. Dia hanya akan membuatmu terjerat dalam masalah saja. Ingat, kau adalah calon Duke Von Leonhart selanjutnya,” sambungnya.

Dengan kata lain, jangan merusak reputasi keluarga Leonhart yang terhormat. Itulah inti dari ucapan Victoria.

Selesai mengatakan itu, dia keluar dari perpustakaan academy Neverley begitu saja. Tanpa memperdulikan reaksi dari mereka berempat atau perasaan dari Gavril. Inilah sikap asli Putri ketiga—Victoria.

Laki-laki bernetra zamrud itu membatin frustasi. Apa yang harus kulakukan?!

****

Perempuan dengan pin diamond dan pin bintang emas -yang ada angka satu di tengahnya itu berjalan di lorong academy.

Story Of Victoria Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang