24: Hanya diriku!

60 12 0
                                    

Note: seperti biasa, jangan lupa vote, komen and follow!

Tandai typo 🙏🏻

Enjoyyy

****

Atas jasanya melawan para ksatria dari kekaisaran Iceland, Kaisar memberikan hadiah—berupa sepuluh peti koin emas kepada pasukan ksatria elang perak. Lalu meliburkan semuanya selama lima hari.

Dan saat ini. Victoria, Diego, Gavril, George dan Lex, tengah menikmati waktu liburnya.

Kelima orang itu sedang menyantap cake dan kue kering, disalah satu toko kue terkenal. Yaitu, Backry cake.

Backry cake adalah toko kue yang berpusat di ibu kota Veroland, dan memiliki satu cabang di setiap wilayah. Semua orang tidak mengetahui siapa pemilik dari toko itu, karena dirahasiakan.

Dari luar, memang terlihat seperti toko kue pada umumnya. Namun tidak semua orang tahu, bahwa toko itu adalah sebuah Guild pembunuh bayaran. Yang terkenal sadis, dan tidak kenal kata ampun.

Nama Guild-nya adalah night raid.
Seperti namanya, mereka hanya memburu mangsanya di malam hari. Dengan kata lain, night raid adalah organisasi yang paling berbahaya.

Selain berbahaya, mereka juga sangat misterius. Selalu memakai pakaian serba hitam, dan menutup wajah dengan kain tipis berwarna hitam, hanya memperhatikan matanya saja.

Pemilik toko itu adalah ... Victoria, Putri ketiga kekaisaran Veroland. Yang berarti, dia adalah ketua dari guild night raid.

“Fena, kenapa kau melamun?” tanya Diego saat melihat sepupunya itu hanya diam saja, tanpa menyentuh sedikitpun kuenya.

“Fena?” sahut laki-laki yang duduk di sampingnya.

“Sejak kapan kau memanggil komandan seperti itu?” lanjut Gavril bertanya.

Laki-laki bernetra zamrud itu mendelikkan matanya. “Kau tidak perlu tahu!” katanya ketus.

“Oh iya!” seru Diego. “Itu adalah nama panggilan kesayangan dariku untuk sepupuku! Jadi kau! Jangan memanggilnya seperti itu! Mengerti?!” sambungnya.

Gavril berdecih sinis. “Siapa juga yang mau menirumu!” balasnya tak kalah ketus.

Mengangkat dadanya dengan bangga. “Aku juga punya nama panggilan untuk komandan!”

George dan Lex menatap jengah dengan kelakuan mereka berdua. Ini hanya perkara nama panggilan, kenapa harus ribut segala? Itu adalah isi hati mereka berdua.

Sedangkan Victoria, dia hanya memutar bola matanya malas. Lalu, menyesap tehnya dan setelah itu, memakan kue keringnya.

“Pasti jelek!” kecam Diego.

Kedua laki-laki itu saling berhadapan, membuat iris mata ungu dan hijau itu saling bertubrukan.

Gavril sedikit menarik sudut bibirnya, membentuk seringaian saat mendengar perkataan tersebut.

“Apanya?” tanya Gavril sambil menaikkan sebelah alisnya.

“Wajahmu atau ... kepribadianmu?” lanjutnya.

“Sialan!”

Diego sudah bersiap untuk membogem wajah laki-laki bersurai putih itu, namun aksinya terhenti saat melihat siluet yang tidak asing baginya.

Merasa aneh karena Diego tiba-tiba menghentikan pukulan itu. Gavril pun, langsung melihat ke arah pandang laki-laki di sampingnya.

Dan tak lama kemudian, kedua bola matanya membulat sempurna. Diego dan Gavril saling bertatapan, seperti tengah berbicara lewat telepati.

Story Of Victoria Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang