17: Benci? Tidak!

52 9 0
                                    

Note: jangan lupa vote, komen and follow!

Tandai typo, yaa.

Happy reading all!

****

Kereta kuda dengan lambang keluarga Duke Rodriguez berhenti di depan academy Neverley. Dia turun dari kereta kudanya, lalu melangkah kaki memasuki academy. Berjalan menuju ruang direktur academy Neverley.

Dua hari yang lalu, dirinya menerima surat dari pihak sekolah Putranya -yang berisikan agar dia segera datang ke academy Neverley, karena Putra tertuanya membuat masalah.

Duk Rodriguez—Cedric Rodriguez, tidak percaya jika George membuat masalah. Karena Putra sulungnya itu tidak pernah membuat membuat masalah, yang akan mencemarkan nama baik Rodriguez.

Saat sampai di depan pintu, Cedric langsung membuka dan masuk ke dalam. Tentu saja, dia menutup kembali pintunya.

“Silahkan duduk, Duke.” Seorang perempuan yang duduk di kursi singlenya itu menyambut kedatangannya dan menyuruh Cedric untuk duduk di samping Putranya.

Dia adalah direktur academy Neverley—Beryl Yolaine.

“Karena semuanya sudah datang, mari kita bahas pokok masalahnya.”

Bukan cuman walinya saja yang datang, tapi korban dan pelakunya juga.

“Seperti yang tertulis di dalam surat, kalian sebagai wali dari Diego, George, Gavril dan Lex, harus mempertanggung jawabkan perbuatan Putra kalian masing-masing.” Beryl berkata dengan panjang lebar.

“Kalian lihat keadaan Casey dan Clea.”

Mendengar ucapan dari direktur academy, membuat keempat pria yang berpengaruh di kekaisaran Veroland itu mempokuskan atensinya ke depan—ke arah Casey dan Clea.

Laki-laki bernetra hazel itu memiliki luka lebam di area wajahnya begitupun dengan Clea. Bukan hanya itu saja, kedua tangan mereka juga dililit perban putih. Leher Casey juga dipasang perban. Sementara Clea, dia memakai perban di kepalanya.

“Itu adalah perbuatan dari Putra kalian,” katanya memberitahu.

“Casey dan Clea adalah ketua dan wakil ketua klub Star’s. Salah satu orang yang berpengaruh di sini,” imbuh Beryl.

Marquess Romawa dan Marquess Magixion tersenyum kemenangan mendengarnya.

Pria bernetra zamrud itu melipat kedua tangannya dan menyilangkan kakinya. Dia mengangkat dagunya angkuh.

“Lantas?” ucap Claude tenang. Dia—Duke Von Leonhart, ayahnya Diego. Salah satu orang yang berpengaruh di kekaisaran Veroland, dan orang yang dijuluki sebagai, ‘pedang Kaisar’. Claude juga merupakan panglima perang kekaisaran Veroland, dan seorang swordmaster.

“Duke—”

“Putra saya, Diego. Dia tidak akan memukul seseorang tanpa alasan,” katanya menyela perkataan Draco—Marquess Romawa, ayah dari Clea Romawa.

“Itu benar. Putra saya juga bukan orang yang akan melakukan sesuatu tanpa alasan,” imbuh Duke Rodriguez.

Marquess Blanchett dan Marquess Aleister menganggukkan kepala setuju dengan perkataan mereka berdua. Karena Putranya juga tidak mungkin melakukan hal tanpa alasan.

Clea dibuat keringat dingin, mendengarnya. Di dalam hatinya ia berkata, bagaimana ini? Apa kita akan ketahuan? Itu tidak boleh terjadi!

Diego tersenyum miring melihat Clea yang berusaha menyembunyikan raut wajah paniknya.

“Ayah,” panggil Diego.

Claude menoleh ke samping—kepada Diego, Putra tunggalnya. Dia mengangkat sebelah alisnya.

Story Of Victoria Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang