29: Jangan pergi!

64 4 0
                                    

Note: jangan lupa tinggalkan jejak 👣 Sebagai informasi, saya cuman nulis di apk Wattpad! Jika kalian menemukan cerita yang sama persis seperti cerita ini di apk lain, tolong segera hubungi penulis! Kalian boleh dm Ig saya: @agstndelaa_

Tandai typo, guys!

Enjoyyy

****

Terjadi kegaduhan di dalam ruang rapat istana. Mereka semua tengah beradu argumentasi. Kaisar diam di kursi kebesarannya, mendengarkan argumen-argumen dari para bangsawan.

“Sudah yang paling benar itu adalah mengirim pasukan ksatria elang perak untuk melawan mereka!”

“Kau gila, hah?!” bentak Marquess Aleister kepada Marquess Grixsen.

“Ksatria elang perak memang pasukan yang berada digarda terdepan. Tapi jika hanya mengirim mereka yang beranggotakan 300 orang untuk melawan lima kerajaan sekaligus itu, sama saja dengan mengirim mereka untuk mati, Marquess Grixsen!” sambungnya.

“Aku setuju dengan pendapat Marquess Aleister,” sahut laki-laki berambut hitam, dia adalah Marquess Blanchett.

“Jika hanya mengirim ksatria elang perak untuk melawan lima kerajaan tersebut, hanya karena alasan mereka adalah pasukan ksatria yang berada digarda terdepan.” Marquess Blanchett menjeda ucapannya.

“Bukankah, pasukan ksatria naga hitam juga adalah pasukan yang berada digarda terdepan?” lanjutnya.

Dengan kata lain, kenapa tidak mengirim pasukan ksatria naga hitam saja? Atau, kenapa tidak mengirim kedua pasukan itu?

Semuanya terdiam, dan membuat ruangan rapat tiba-tiba menjadi hening.

Lalu, Duke Von Leonhart mengangkat suara, memecahkan keheningan.
“Apa yang dikatakan oleh Marquess Blanchett itu benar.”

“Bagaimana jika kita mengirimkan kedua pasukan ksatria itu, Yang Mulia Kaisar?” tanyanya kepada Bryant—Kaisar ke 11 dari kekaisaran Veroland.

“Izin menyela, Yang Mulia!” Duke Lawrence segera mengambil langkah saat Kaisar akan berbicara. Dia tidak boleh membiarkan rencana yang dia susun rapi, hancur lebur begitu saja!

“Sebelumnya mohon ampun, Yang Mulia Kaisar!” Dia berujar sembari menundukkan kepalanya, dan memasang riak wajah merasa bersalah.

“Saya dan pasukan ksatria naga hitam tidak bisa pergi untuk berperang, Yang Mulia.”

“Katakan alasan, Duke.” Kaisar berkata dengan dingin dan tanpa riak wajah apapun. Pertanda, bahwa dirinya tengah tidak suka dan marah.

“Semalam. Semua anggota pasukan ksatria naga hitam diserang oleh sekelompok orang yang berpakaian serba hitam, Baginda.”

Sekelompok orang yang berpakaian serba hitam? Apakah mereka ... anggota dari right raid? batin semua bangsawan yang ada disana berkata.

Perempuan bernetra safir dan bersurai pirang itu tersenyum miring mendengarnya.

Heh! Mencoba membuat nama guildku jelek ya? ucap Victoria di dalam hatinya. Pasalnya, dia tidak menyuruh atau mendapat tawaran untuk menyerang pasukan yang dipimpin oleh Duke Lawrence.

“Baiklah. Mari kita ikuti permainannya,” gumam Victoria.

“Yang Mulia,” panggilnya.

Mendengar suara dari Putrinya Kaisar langsung memusatkan perhatiannya pada perempuan di sampingnya.

“Katakan Putri.”

“Saya bersedia,” ucap Victoria yang membuat mereka terkejut.

“Putri! Itu ter—”

Story Of Victoria Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang