26: Kesalahpahaman yang tiada ujungnya

57 4 0
                                    

Note: jangan lupa vote, komen, and follow guys!

Tandai typo, yaa.

Happy reading all!!!

****

Diego menatap heran terhadap komandannya—Victoria. Sudah sedaritadi, sepupunya itu bersikap aneh, tidak seperti biasanya.

Batinnya berkata, dia kenapa?

Bruk!

Diego tersentak, saat Victoria menabrak pintu ruang kerjanya. Dengan cepat, dia segera menghampiri dan membantunya berdiri.

“Kau ini kenapa?!” Terlihat guratan khawatir pada air mukanya.

“Kenapa sedaritadi tidak pokus! Apa ada masalah? Jika iya, maka ceritakan padaku Fena!”

Kesadaran Victoria kembali saat mendengar sepupu laki-lakinya mengoceh dengan riak wajah khawatir.

“Aku tidak apa-apa Diego, kau tidak perlu khawatir.”

Selesai mengatakan itu, dirinya langsung ke luar begitu saja dari ruangannya.

Melewati lorong dan langkahnya terhenti saat melihat semua anggota pasukan ksatria elang perak sedang berlatih, dengan dilatih oleh ketua divisi satu—George. Dia bisa melihatnya karena pintu barak terbuka lebar.

Untuk beberapa saat, dirinya hanya berdiri diluar sambil mengamati semua anggotanya. Victoria tidak ada niatan untuk masuk ke sana, karena itulah dia kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.

Langkah kakinya membawa Victoria ke halaman belakang markas ksatria elang perak. Disana, ada satu pohon apel dan sebuah ayunan. Tentunya ada satu kursi taman berwarna putih. Ini adalah tempat favorit dirinya.

Victoria mendudukkan bokongnya pada ayunan itu. Mengayunkannya secara perlahan, namun kelama-lamaan ayunan itu menjadi cepat dan tinggi.

Menutup kedua matanya untuk menikmati sensasinya.

“Ke kamar.”

Victoria langsung membuka kedua matanya dan menghentikan ayunannya karena tiba-tiba saja teringat kejadian tadi malam.

Semburat merah muncul di pipi putihnya, saat teringat tentang ciuman dia dan Sergio—tunangannya.

Setelah itu dia menggeleng-gelengkan kepalanya untuk mengusir pikiran kotor itu.

“Kau itu milikku. Dan selamanya akan tetap begitu.”

Victoria menampar kedua pipinya saat kembali teringat tentang kejadian malam itu.

Sial! Kenapa terus kepikiran sih?! batin Victoria berteriak.

Lupakan Fena! Kau tidak boleh jatuh cinta lagi! Ingat! Itu hanya akan membawa penderitaan dan kesengsaraan saja! Jadi, jangan jatuh cinta Fena! ucap Victoria di dalam hatinya.

“Berharap pada manusia hanya akan membuatmu terluka,” gumam perempuan bersurai pirang itu.

Sedangkan di tempat lain, lebih tepatnya lagi di dukedom wilayah barat, seorang laki-laki beriris merah tengah memukul-mukul bantal putih dan kasurnya.

“Akhhh!!!” teriaknya.

“Sialan! Dia sangat imut ketika memohon dan malu,” kata Sergio.

Ya, laki-laki itu adalah Sergio Rodriguez. Putra kedua Duke Rodriguez, dan tunangan dari Putri ketiga kekaisaran Veroland—Victoria Trifena De Veroland.

Sergio bangkit dari tidurnya dan duduk di atas kasur king size-nya dengan wajah yang memerah.

Deretan kejadian malam itu selalu terbayang-bayang dalam pikirannya. Tidak satu detik pun ia melupakannya. Dan hal itu membuat Sergio jadi merindukan tunangannya.

Story Of Victoria Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang