23: Menyerang secara tiba-tiba

58 12 0
                                    

Note: hello guys! Jangan lupa vote, komen and follow, ya!

Tandai typo 🙏🏻

Happy reading all!!!

****

“Pegang pedang kalian dengan benar!”

“Tetap fokus! Jangan alihkan atensi kalian semua!”

“Kuda-kudanya juga benerin!”

Saat ini, Victoria sedang melatih semua anggota pasukan ksatria elang perak di barak latihan. Dia berjalan sambil memperhatikan satu persatu anggotanya.

“Ini salah!” ujarnya seraya menendang kaki salah satu anggotanya tanpa rasa bersalah.

“Benerin!” titahnya dan berlalu pergi begitu saja.

Perempuan bersurai pirang dengan dikuncir kuda itu berjalan memutari ksatria elang perak.

“Bagus,” puji Victoria kepada semua anggota pasukan elang perak.

Lalu berjalan menuju hadapan semua anggotanya. Victoria bertepuk tangan sebanyak tiga kali, untuk membuat mereka memperhatikan dirinya.

“Sudah cukup!” suruh Victoria. “Sekarang, mari kita lakukan sparing!” sambungnya.

“Dan kau Diego! Lakukan sparing denganku,” imbuhnya.

Semuanya mulai menemukan lawan masing-masing. Lalu, saling berhadapan  dengan pedang asli di tangannya. Saat komandan mereka berkata, ‘mulai!’ barulah mereka semua saling menyerang, melawan rekan sparingnya. Sama halnya dengan mereka berdua—Victoria dan Diego.

Suara bilah pedang yang saling beradu terdengar saling bersahutan, memenuhi ruang barak latihan saat ini.

Bulir-bulir keringat mulai bercucuran, membasahi wajah dan seluruh tubuh mereka semua.

Angin berhembus sangat kencang di pagi hari. Menerpa surai rambut dan wajah semuanya. Akan tetapi, tidak membuat konsentrasi mereka semua terganggu. Semuanya tetap fokus melakukan sparing.

Di tengah-tengah kegiatan sparing itu, ada orang yang memukul pintu barak dengan keras. Sehingga membuat semua anggota pasukan ksatria elang perak, menghentikan aktivitasnya.

Mereka semua saling berpandangan satu sama lain. Dan menatap dengan takut-takut, terhadap komandannya. Karena mereka semua tahu, jika komandannya itu tidak suka diganggu saat melakukan sparing.

Dengan langkah lebar, Victoria berjalan ke arah pintu barak dengan diikuti oleh Diego di belakangnya.

Tanpa aba-aba dia membuka pintu tersebut, membuat sang pelaku terjerembab ke tanah.

“Aduh!” ringisnya. Lalu berusaha untuk berdiri.

Di belakang sana, Diego sudah tertawa terbahak-bahak.

Berbeda dengan Diego yang tertawa, Victoria malah memasang riak wajah datar dan bersikap seolah-olah tidak bersalah.

“Katakan,” suruh Victoria dengan intonasi suara rendah.

Tanpa sadar, orang itu meneguk salivanya sendiri. Karena komandan pasukan ksatria elang perak itu sangat mengintimidasinya.

“T-ter....”

“Ter?” beo Victoria.

“Terjadi penyerangan di wilayah perbatasan!” katanya dalam satu tarikan napas.

“Dan anda diminta untuk segera membantu Marquess Blanchett!” sambungnya.

“Wilayah perbatasan?” ucapnya mengulangi perkataan laki-laki di depannya itu.

Story Of Victoria Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang