14: Sahabat sejati?

70 19 0
                                    

Note: jangan lupa vote, komen, and follow! Karena itu menaikin mood nulis 📉

Tandai typo 🙏🏻

Happy reading all!!!





“Luka yang ada di mulut bisa disembuhkan. Namun luka yang disebabkan oleh mulut seseorang, sulit untuk disembuhkan.”
—Diego Von Leonhart.

****

“Masuk!”

Orang yang mengetuk pintu dari luar itu segera masuk setelah mendengar suara seseorang, yang menyuruhnya untuk masuk. Pintu ruangannya dia tutup kembali setelah masuk ke dalam.

Perempuan bersurai pirang dengan seragam putih-biru tua-nya itu berdiri di hadapan seorang laki-laki beriris hitam, yang tengah duduk di kursi dengan setumpuk kertas di mejanya.

Laki-laki itu mengalihkan atensinya pada perempuan beriris biru yang berada di depannya. Senyuman manis ia lemparkan kepada Victoria.

“Apa kau sudah memutuskannya?” tanyanya dengan suara berat dan tatapan mata yang begitu intens.

Jika perempuan lain yang mendengarnya dan ditatap seperti itu, sudah pasti mereka akan langsung pingsan. Ya, bilang saja mereka alay. Namun, pesona seorang Aiden yang merupakan ketua klub Diamond itu tidak bisa ditolak.

“Sudah senior,” jawab Victoria tenang.

Aiden mengerutkan kening, tidak suka. Biasanya, perempuan akan bersemu merah atau histeris jika diperlakukan seperti itu. Bahkan, ada yang sampai pingsan di tempat. Karena saking tampan dan menggodanya dia.

Hm, menarik. Aiden berucap di dalam hatinya.

“Lalu apa jawabanmu, adik tingkat?” tanya Aiden kembali tidak lupa memberikan sebuah senyuman.

“Saya bersedia bergabung, senior.”

Aiden tersenyum kembali mendengar jawaban dari adik tingkatnya itu.

“Bagus,” katanya memuji. “Itu adalah pilihan terbaik,” sambungnya.

Kemudian Aiden membuka lacinya dan mengambil sesuatu. Dia memundurkan kursinya sehingga terdengar bunyi decitan, lalu berjalan ke arah Victoria.

Laki-laki berparas rupawan itu memasangkan sebuah pin berbentuk diamond berwarna biru muda, di dada sebelah kiri—di samping pin bintang emas, tanda jika dirinya pemilik nilai tertinggi dalam ujian masuk.

Tanpa sengaja, dia melihat pin bintang emas seperti miliknya yang tersemat pada seragam ketua klubnya itu.

Itu berarti, dia pemilik nilai tertinggi ke satu dalam ujian masuk angkatnya? batin Victoria bertanya.

Selesai memakaikan pin tersebut, Aiden langsung menyerahkan sebuah kartu. Itu adalah kartu yang menandakan bahwa dirinya anggota klub Diamond.

Victoria mengambil kartu tersebut dari tangan Aiden.

“Jangan sampai hilang ya,” kata Aiden memperingati. Dan dibalas anggukan kepala olehnya.

Story Of Victoria Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang