30: Akhir yang buruk [End]

65 5 0
                                    

Note: jangan lupa vote, komen and follow!

Tandai typo 🙏🏻

Happy reading all!!!

****

Booom...!

Dinding belakang istana kerajaan Karanos berhasil ditaklukkan oleh anggota pasukan ksatria elang perak. Mereka mulai memasuki kawasan istana musuh dengan berhati-hati dan bersiap siaga untuk mencegah serangan tiba-tiba dari musuhnya.

Seluruh keluarga kerajaan terbangun dari tidurnya, begitupun dengan para ksatria, pelayan, dan rakyat kerajaan Karanos karena saking kencangnya suara ledakan itu.

Raja Karanos langsung menyalakan alarm tanda bahaya, karena dirinya yakin jika itu adalah serangan dari musuh.

Para ksatria yang mendengarnya suara alarm tanda bahaya yang terdengar diseluruh sudut istana itu langsung pergi menuju suara ledakan tadi berasal, dengan senjata masing-masing.

Sesampainya disana, mereka dibuat kebingungan karena tidak ada satupun musuh terlihat.

“Apa ini? Tidak ada siapapun disini komandan,” kata salah satu orang dari ksatria kerajaan Karanos.

Sang komandan langsung memberikan isyarat untuk diam kepada mereka semua, karena entah kenapa dia merasa ada yang tidak beres.

“Jangan berisik,” ucap sang komandan dengan pelan.

“Sepertinya mereka bersembunyi disekitar kita,” sambungnya.

Seorang perempuan bersurai pirang yang tengah bersembunyi di semak-semak itu tersenyum mendengarnya.

“Sepertinya ini akan menyenangkan,” gumam perempuan yang menjabat sebagai komandan pasukan ksatria elang perak itu.

Dia segera menginstruksikan anggotanya untuk menyerang ksatria dari kerajaan Karanos.

Menganggukkan kepala dan menyerang mereka secara bersamaan.

“Akhhh!!!”

Karena mendapatkan serangan yang tiba-tiba dan cepat, membuat mereka tidak dapat menghindarinya. Pedang tajam milik Diego itu menusuk salah satu musuhnya dengan akurat.

Darahnya terciprat mengenai wajah tampan Diego. Namun laki-laki itu tidak mengusapnya, dia malah melanjutkan aksi membunuh lawannya tanpa ekspresi apapun.

Jika Diego bertarung dengan wajah datarnya, maka berbeda dengan Gavril. Laki-laki yang menjabat sebagai ketua disivi tiga itu bertarung dengan brutal, dia membunuh lawannya sembari tersenyum atau tertawa. Benar-benar definisi anjing gila.

Seorang ksatria dari kerajaan Karanos mundur ke belakang dengan peluh yang membasahi wajahnya. Deru napasnya juga tidak beraturan.

Ia membatin melihat pemandangan di depannya. Apa mereka benar-benar manusia?

Akibat terlalu fokus dengan pikirannya, dia sampai tidak menyadari keberadaan musuh di samping dirinya.

“Hei....” Lex berbisik tepat pada daun telinganya.

Belum sempat menghindar, perutnya sudah terlebih dahulu tertusuk oleh laki-laki berambut hitam itu.

“Kau akan mati jika tidak pokus.” Kau terlambat memperingatinya Lex. Dia sudah mati oleh pedangmu itu. Dan juga, mengapa kau tersenyum?

Tanpa rasa bersalah Lex pergi begitu saja, lalu melanjutkan aksi membunuh  musuhnya itu.

Meskipun mereka kalah jumlah dengan ksatria dari kerajaan Karanos, hal itu tidak membuat ksatria elang perak ketakutan apalagi menyerah. Mereka akan tetap bertarung, sampai titik darah penghabisan. Inilah yang disukai oleh Victoria dari pasukannya.

Story Of Victoria Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang