09: Ujian masuk

71 25 0
                                    

Note: jangan lupa vote sama komen, yah! Karena itu ngaruh banget ke mood nulis aku.

Follow akun Wattpad:
supaya tidak ketinggalan update!

Tandai typo!

Enjoyyy

****

Pagi harinya. Victoria sudah berpakaian rapi, dan bersiap-siap untuk pergi ke academy Neverley. Karena hari ini adalah hari ujian masuknya.

Di depan istana, sudah ada kereta kuda dengan seorang laki-laki beiris zamrud. Dia Diego. Laki-laki itu tersenyum ke arahnya. Diego sudah berpesan dijauh-jauh hari, untuk berangkat bersama ke academy.

Diego membantu Victoria menaiki kereta kuda dengan cara mengulurkan tangannya. Perempuan itu langsung menerima uluran tangan dari sepupu laki-lakinya.

Kereta kuda yang berlambangkan keluarga kekaisaran itu langsung melesat, meninggalkan halaman istana bintang ketiga, setelah Victoria dan Diego memasuki kereta.

Disepanjang perjalanan, Victoria terus melihat ke luar jendela.

“Diego,” panggil Victoria tanpa melihat lawan bicaranya.

“Apa?” jawab Diego seraya menatap perempuan bersurai pirang di depannya.

“Menurutmu, siapa yang akan mendapatkan nilai tertinggi?” tanyanya kembali.

Dia terdiam sebelum menjawab.

“Aku tahu kau itu pintar,” kata Diego. “Namun, dia juga mengikuti ujian masuk,” sambungnya.

Hal itu membuat pokusnya teralihkan.

“Ah~ maksudmu, Tuan Muda Blanchett?”

Dia mengangguk sebagai jawaban.

“Kau salah Diego,” ucap Victoria tanpa melepaskan pandangannya pada laki-laki di depan dirinya.

Diego menggerutkan kening, tak mengerti.

“Yang pintar itu dia. Sedangkan diriku adalah seorang jenius,” katanya tanpa riak wajah apapun.

“Aku akan masuk academy Neverley, dengan nilai sempurna.”

****

Kereta kuda dengan lambang keluarga kekaisaran itu berhenti, tepat di depan pintu masuk academy Neverley.

Semua orang menghentikan langkahnya.

Diego turun lebih dulu untuk membantu Victoria menuruni kereta kudanya.

Kedatangan mereka berdua, menjadi pusat perhatian dari orang yang akan mengikuti ujian masuk academy Neverley.

Namun keduanya tidak memperdulikan hal seperti itu, karena mereka sudah terbiasa menjadi pusat perhatian.

Victoria dan Diego dengan santainya berjalan memasuki academy, tanpa memperdulikan sekitarnya.

“Victoria,” bisiknya.

“Apa?” jawab Victoria pelan.

“Kita kemana dulu?” tanyanya. “Soalnya aku lupa, hehehehe.”

Diego cengengesan tidak jelas. Dan hal itu membuat Victoria memukul pundaknya, kesal.

“Aw! Sakit tahu!”

Victoria memutar bola mata malas.

“Victoria! Aku ber—”

“Ikuti saja aku,” sela Victoria. “Soalnya lagi males menjelaskan,” sambungnya.

“Ck! Beginilah jadinya kalau punya sepupu dingin!” gerutu Diego di samping Victoria.

Story Of Victoria Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang