08: Wajah asli Putri Lilyana

69 25 0
                                    

Note: sepertinya biasa, jangan lupa vote and komen! Karena itu mengebut aku semangat nulisnya!

Follow akun Wattpad:
supaya tidak ketinggalan update!

Tandai typo!

Selamat membaca ( ◜‿◝ )♡

****

Victoria bangun dengan keadaan mata yang bengkak, akibat terlalu banyak menangis. Melihat hal itu, Mary segera mengompres matanya.

“Putri, ada dua surat untuk anda.”

Selesai mengompres. Mary langsung berkata seperti itu.

“Berikan padaku,” kata Victoria dengan suara serak.

Mary menyodorkan sebuah nampan, yang terdapat dua buah surat di atasnya. Victoria mengambil kedua surat tersebut.

Dia lebih dulu membaca surat bersampul biru laut, surat dari sepupunya—Diego. Selesai membaca. Victoria langsung membuka dan membaca surat bersampul hijau, itu adalah surat dari Lucas.

Untuk: Orang yang paling aku hormati.

Aku sudah melakukan apa yang kau suruh. Lalu Duke bilang; “bawa orang saja orang itu kesini.”

Lalu, aku sudah membawa dia ke dukedom utara, kemarin malam.

Dan juga, buatkan aku kue kering! Karena aku sedang kesal padamu!

Jika kau tidak membuatnya! Aku akan memusuhi ‘orang itu’! Ingat! Me-mu-su-hi-nya!

-Dari: Lucas, orang yang paling tampan.

Victoria tertawa setelah selesai membaca surat tersebut, lalu membakarnya. Agar tidak meninggalkan jejak. Mary juga sudah pergi dari kamarnya. Jadi, dia tidak melihat Victoria menggunakan sihir apinya.

Dia turun dari ranjangnya. Lalu memasukkan surat dari ke dalam laci. Victoria berjalan ke arah pintu, berniat pergi ke dapur untuk membuat kue kering.

Saat sampai di sana, Victoria langsung memasuki tempat memasak istana bintang ketiga.

Semua pekerja di dapur terkejut dengan kedatangan Putri ketiga.

“Sa-salam kepada bintang kekaisaran, Yang Mulia Putri ketiga.”

Dengan kompak. Mereka semua membungkuk dan memberi salam. Hati semuanya resah, takut jika kedatangan Putri ketiga adalah karena lama menyajikan sarapan paginya.

“Lanjutkan saja pekerjaan kalian dan abaikan aku,” suruhnya.

B-bagaimana bisa kita mengabaikan anda! ucap kepala koki istana di dalam hatinya.

Seolah tahu apa yang mereka takutkan, Victoria berkata. “Aku ke sini untuk membuat camilan, bukan untuk memarahi kalian semua.”

“Jadi, lanjutkan pekerjaan kalian dan abaikan saja aku,” sambungnya.

Perkataan dari Putri ketiga membuat semuanya menghela napas lega.

“Jika anda ingin camilan. Saya akan membuatnya untuk anda, Yang Mulia.”

Victoria menatap laki-laki dengan memakai topi koki. Dia adalah—Hariz, kepala koki istana bintang ketiga.

“Tidak perlu,” tolaknya. “Aku ingin membuatnya sendiri,” lanjutnya.

Setelah mengatakan hal tersebut. Semua pekerja, kembali mengerjakan pekerjaannya masing-masing.

Victoria sudah memakai celemek, agar tidak mengotori pakaiannya. Di atas meja, sudah ada bahan-bahan dan alat masak yang tertata rapi. Kini, dia siap untuk membuat kue kering kesukaan tiga orang itu.

Story Of Victoria Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang