BAB 30 : THE POWER OF TERESA

3.3K 155 6
                                    

Happy reading 💋
Siap untuk memasuki inti masalahnya?
Chapter pendek untuk kalian💗
Thank you udah jadi support system aku, cmiww💋 eonni sayang kalian💗
Wellcome new readers dan silent reader✨

🏴‍☠️

Berita besar mengguncang semua platform media sosial hingga mencapai trending satu. Netizen pun langsung meninggalkan beragam komentar.

Tidak hanya media sosial yang suasananya memanas, rumah besar bercat putih pun terlihat menegangkan ketika pria paruh baya datang dan langsung berteriak memanggil anaknya. Membuat seisi rumah terbangun dan berlari ke ruang tamu.

"Apa semua ini?" Suara besar tetapi tegas itu menginterupsi pria yang kini duduk sembari menatap layar iPad—menampilkan berita besar yang menyeret nama anaknya.

"Bagaimana kasus itu kembali mencuat? Sudah delapan tahun yang lalu kamu menyelesaikannya, tetapi apa sekarang? Kamu melakukan kesalahan lagi dan membuat namamu terseret."

"Saya tidak tahu, Pah."

Pria paruh baya itu menatap semua orang yang memperhatikan mereka. Seakan tahu, mereka pun pergi meninggalkan pria paruh baya itu bersama putranya.

"Keluarkan biaya berapa pun agar kasus ini segera lenyap. Cari orang-orang infotainment yang sudah mengangkat kasus ini dan temukan dalangnya, paham?"

Laki-laki itu mengangguk mengerti.

"Jika kamu gagal, saya tidak akan membelamu di pengadilan."

"Tapi, Pah, saya bukan pelaku utamanya."

"Kamu tetap bersalah dengan menutup mata pada kasusnya waktu itu. Penyelidikan yang kamu lakukan tidak akurat. Pasti ada silsilah keluarganya yang ingin membalas dendam. Tetap berhati-hati dan jaga keluargamu, Haikal."

"Saya mengerti, Pah."

🏴‍☠️

Memasuki koridor utama, banyak pasang mata langsung menatap ke arahnya. Mungkin jika bukan karena suatu alasan, dirinya tidak masalah ditatap banyak orang, tetapi berita besar yang masih menjadi trending topik hingga pagi ini membuat Heksa tidak nyaman.

Dari seberang Utara, keempat sahabatnya menghampiri Heksa dengan raut wajah khawatir. Ia sudah menduga jika para sahabatnya pasti akan melemparkan banyak pertanyaan. Karena dari semalam sejak berita itu naik ke publik, Heksa mematikan ponselnya.

Bahkan jam empat pagi dirinya baru bisa tidur. Meskipun ia tidak tahu jelas kasus yang menyeret sang ayah, tetapi Heksa sangat kepikiran. Apalagi tidak ada sang ibu di sisinya. Tidak ada tempat untuk Heksa berkeluh kesah.

"Sa, lo kenapa sekolah?" tanya Jagat ketika mereka bertemu di tengah lorong. "Harusnya lo izin sementara."

"Anak-anak udah tahu beritanya. Di kelas ramai banget," imbuh Bastian.

"Lo pasti kepikiran juga. Kita pikir lo akan izin." Jagat menimpali.

"Setidaknya sampai berita ini mereda," tambah Noah.

Mendengar para sahabatnya khawatir cukup menghilangkan rasa sedihnya. Bagaimanapun Heksa masih memiliki mereka walaupun sering berbeda pendapat.

"Gue nggak sepengecut itu untuk menghindar dari masalah. Lagipula bokap yang tersandung kasus, gue sebagai anaknya tidak tahu menahu. Dan, sejak kapan omongan orang lain jadi kelemahan gue," ucap Heksa dingin.

TERESA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang