BAB 26 : LIVING TROUGH

3.2K 142 1
                                    

Hello bestie, eonni update lagi nihhhhh💋
Jangan lupa vote, share, follow dan comment yups💗
Thank you untuk kalian yang udah excited sama cerita TERESA. Thank you bangettttt. Luv sedunia💗💗💗💋💋
Sebagai penulis eonni seneng banget ada yang notice cerita ini. Semoga selalu suka yaa💗

Happy reading💋

🏴‍☠️

Menyelusuri gang-gang sempit serta saluran air berbau menyengat, langkah kaki yang terbalut sepatu putih itu melangkah cepat. Sesekali kepalanya menoleh ke belakang—memastikan tidak ada seorang pun yang mengikutinya.

Waktu menunjukkan angka tiga sore, tetapi gang tersebut terlihat sepi tidak ada seorang pun yang ia temui. Beberapa kali irisnya melihat benda pipih di tangan, memastikan alamat yang dikirim oleh seseorang tidak palsu.

"Benar di sini alamatnya, tapi mana nomor rumahnya."

Kepalanya mendongak dengan iris yang bergerilya untuk menemukan nomor rumah yang dimaksud. Di antara banyaknya rumah-rumah berdempetan sepi penghuni, irisnya terpaku dengan rumah tanpa nomor.

Baru saja hendak menghampiri pagar rumah, pintu kayunya terbuka lebih dulu menampilkan wajah tak asing lagi dengan penampilan acak-acakan khas orang bangun tidur.

"Masuk," ujarnya sembari membuka pagar rumah dari besi yang mulai melunturkan catnya.

"Ini rumah lo?" tanyanya saat memasuki rumah kecil dengan kasur berantakan dan aroma vape memenuhi ruangan.

"Basecamp."

Pandangan Teresa menyebar—meneliti setiap sudut rumah yang lebih kecil dari kontrakannya. Hanya ada dua pintu di rumah tersebut. Itu pun sudah tak layak pakai lagi.

"Duduk."

Teresa menoleh—menatap bingung pada sang pemilik rumah. Pasalnya tidak ada tempat duduk selain kasur berantakan yang kini sudah diduduki oleh pemiliknya.

Ranjang kecil tersebut sangat tidak memungkinkan untuk diduduki oleh dua orang.

"Gue berdiri aja," putusnya.

Tersenyum tipis, laki-laki tersebut mengambil sesuatu dari laci nakas butut samping ranjang lalu mengeluarkan benda kecil bewarna hitam.

"Bisa bahaya kalau semua informasi gue kirim melalui pesan. Jadi, semua yang lo butuhkan udah gue simpan di benda ini," ujarnya.

Melirik benda tersebut, Teresa mengambilnya dengan perasaan bahagia.

"Ini akurat?" tanyanya.

"Mau cek sekarang?"

Laki-laki itu membuka laptop miliknya. Mempersilahkan Teresa untuk mengecek sendiri. Namun, gadis itu memilih mengantongi benda kecil tersebut, lalu mengeluarkan amplop cokelat yang lumayan tebal.

"Ini untuk setengah dari pembayarannya. Dan mengenai informasi yang lo dapatkan, gue akan mengeceknya di rumah," ujar Teresa.

Tersenyum simpul, laki-laki itu mengambil amplop cokelat dengan perasaan senang. Pekerjaan bahaya yang dia ambil akhirnya membuahkan hasil.

"Sisa pembayarannya akan gue kasih setelah informasinya akurat," imbuh Teresa.

"Senang bekerja sama lo, Tere," ujar laki-laki tersebut mencium amplopnya setelah mengecek jumlah uang yang diberikan.

"Kalau gitu gue pulang dulu."

"Tunggu."

Teresa yang akan menarik knop pintu berbalik ketika tangannya dicekal. Ia pun melirik tajam ke arah pergelangan tangannya. Menyadari akan hal itu, laki-laki tersebut pun melepaskan cekalannya.

TERESA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang