BAB 47 : TOWARDS DESTRUCTION [1]

1.4K 128 30
                                    

Annyeong bestie eonni💋
Sorry banget karena lama menghilang dari jejak tulis. Ada sedikit problem di real life dan ya, eonni baru sembuh dari sakit💗

Thank you for viewer💋
Thank you udah setia di Teresa💗
Wellcome new reader and new followers 💗

Happy reading 💋

🏴‍☠️

Kedatangan mobil milik Bastian yang dimana ada Teresa di kursi samping kemudi, membuat atensi beberapa murid di parkiran mengarah kepada dua remaja tersebut ketika mereka keluar bersama.

Demi Tuhan. Teresa sudah mengutuk keberangkatan mereka berdua akan menjadi petaka besar untuknya. Pada akhirnya, semua itu terjadi ketika keduanya bertemu dengan Heksa, Diaz, Jagat dan Noah yang muncul entah darimana secara bersamaan.

Teresa sudah lelah karena tadi pagi sempat berdebat dengan Bastian perihal tak ingin berangkat bersama, kini ia harus di hadapkan bersama orang-orang yang siap mencecar pertanyaan untuknya atau Bastian.

"Habis chek in?" tanya Jagat sedikit mencibir ke arah Teresa. Gadis itu hanya membuang wajah malas.

"Bermalam di apartemen gue," jawab Bastian tanpa beban. Namun, itu berhasil mengundang amarah seseorang termasuk Teresa.

Ia tidak menyangka jika Bastian menjawab pertanyaan Jagat dengan gamblang. Seakan-akan jawaban laki-laki itu tidak mempengaruhi emosi seseorang.

Sedangkan itu, Bastian melirik Heksa, lalu Diaz. Kedua sahabatnya sama-sama menatap tajam ke arahnya.

"Jadi, ini alasan lo nggak ikut ke club?" tanya Noah. Ia tahu betul jika hubungan di antara Bastian dan Jagat belum kondusif, maka dari itu Noah mengalihkan topik agar tidak melenceng kemana-mana.

"Bibir lo kenapa?"

Belum sempat Bastian menjawab, Heksa lebih dulu melempar pertanyaan.

Memegang bekas luka di sudut bibirnya, Bastian terkekeh pelan.

"Ciumannya semalam ganas," jawab Bastian sembari melirik Teresa dengan mengedipkan sebelah matanya.

"Anjing!"

Bukan Heksa, tetapi Diaz yang baru saja mengumpat sembari menarik kerah seragam Bastian. Tentu saja mereka semakin menjadi pusat perhatian.

"Yaz!" Heksa menarik Diaz untuk melepaskan cengkeraman di kerah Bastian.

"Teresa bukan cewek seperti itu, anjing!" marahnya dengan nada pelan, tetapi penuh penekanan.

"Tapi semalam di apartemen nggak menjamin mereka main aman," imbuh Jagat yang langsung mendapat tatapan tajam Heksa dan Diaz.

Seketika atmosfir di antara mereka semakin memanas. Dan, Teresa salahkan situasi ini kepada Bastian. Bajingan itu sengaja mengundang amarah di antara sahabatnya.

"Ada masalah? Gue bicara fakta." Jagat mengangkat kedua bahunya. Laki-laki berjaket levis itu melirik Teresa yang sedang menatap penuh arti padanya. "Jalang-"

"Cukup!" Bukan Heksa, bukan Diaz, tetapi Bastian yang mencelanya. "Jangan ada yang berani merendahkan ataupun memanggil Teresa dengan sebutan itu lagi, atau-"

"Atau apa?" potong Jagat dengan cepat. "Setelah Heksa, lalu Diaz dan kini lo pun ikut membela jalang ini."

"Gat!" Bastian membentak sahabatnya itu. "Cukup."

Menggeleng tak percaya, Jagat mendekati Teresa hingga gadis itu bersikap waspada.

"Bukannya baru kemarin kita ingin bersatu untuk mencari tahu maksud gadis ini melibatkan kita ke dalam masalah. Bukannya kita sepakat untuk mencari tahu siapa gadis di hadapan kita ini. Lalu, sekarang kalian bertiga mendadak lupa tujuan kita. Apa yang lo lakukan terhadap sahabat gue? Berawal dari Heksa, Diaz, lalu Bastian. Bahkan, kemarin Bastian masih mencaci maki lo di hadapan kita, dan dalam semalam dia berubah sikap terhadap lo. Mantra apa yang lo kasih, hah?"

TERESA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang