BAB 43 : DECLARATION HEKSA

2.9K 189 54
                                    

Annyeong bestie kesayangan eonni💗
Apa kabar kalian?
Maaf banget baru bisa update. Eonni banyak kesibukan di real life🙏🏻

Thank you untuk komentar, vote dan pembaca setia Teresa💗💋
Wellcome new reader dan new followers💗

Happy reading💋

🏴‍☠️

Kelima laki-laki yang baru saja memasuki rumah besar milik Noah saling terdiam satu sama lain. Mereka baru saja selesai menunggu Jagat yang di interogasi selama lima jam oleh pihak kepolisian untuk dimintai keterangan atas jejak yang ditinggal pada tubuh korban—Priyanka Zara.

Jagat yang didampingi pengacara terkenal berhasil melewati masa sulit selama beberapa jam ke belakang. Ia yang merupakan anak tunggal dari keluarga dewan distrik membuat Jagat tertekan dengan kasus yang menyeret namanya.

Kedua orang tuanya memiliki nama besar di distrik. Bahkan tahun depan kedua orang tuanya akan maju ke kursi dewan negara. Jagat tidak ingin membuat usaha kedua orang tuanya gagal begitu saja karena kasus murahan itu.

"Zara salah satu mantan lo?" tanya Diaz ketika Noah baru saja kembali membawa minuman dingin untuk mereka.

Jagat yang duduk di seberang Diaz hanya melirik malas, lalu menyandarkan tubuhnya ke punggung sofa. Di sebelah Diaz ada Bastian dan Heksa yang hanya terdiam sembari meminum soda kaleng.

"Kalau benar berarti cewek itu memang pelacur," celetuk Bastian dengan nada amarah yang tertahan.

"Fuck!" umpat Jagat dengan nada rendah. Laki-laki melempar tatapan kesal pada Bastian. "Lo juga jadi cowok nggak harga dirinya bangsat! Udah tahu bokap lo bejat, lo malah ikut-ikutan."

Mendengar itu, Bastian langsung menegakkan punggungnya. Untung saja Heksa langsung menahan dada Bastian saat laki-laki itu bersiap mendekat pada Jagat.

"Sekali lagi lo bawa-bawa bokap, gue akan melupakan persahabatan di antara kita," peringat Bastian.

"Mendadak jadi pahlawan keluarga, huh?!" ejek Jagat.

"Bangsat lo!" Bastian kembali ditahan oleh Heksa hingga merasa kesal sendiri.

"Cukup, Bas, Gat!" Heksa bersuara. "Masalah ini nggak akan selesai kalau kalian terus beradu argumen."

Mereka semua hanya terdiam. Sampai pintu rumah terbuka lebar menampilkan wajah seseorang yang cukup terkejut dengan kehadirannya.

Neva Theodora. Gadis itu memakai mini dress lalu berjalan santai memasuki rumahnya. Suara heels beradu dengan lantai putih mengisi kekosongan ruang tamu yang dimana ada kelima laki-laki melempar tatapan intimidasi padanya.

"Sedang rapat?" tanya Neva. Ia mengambil duduk di samping Diaz yang langsung membuat Noah di sebelah Jagat menatap tak suka.

Menggeser posisinya, Diaz meletakkan jaket miliknya untuk menutupi paha mulus Neva yang terekspos karena bawah dress terangkat.

Neva yang mendapat perlakuan tersebut hanya terdiam sembari melirik Noah.

"Kalau nggak ada keperluan, sebaiknya lo pergi sekarang," ucap Noah.

"Of course. Gue juga muak lihat wajah lo," sambutnya dengan sarkastik.

Kedua irisnya menatap Heksa yang sama sekali tidak terganggu dengan kehadirannya. Laki-laki itu sedang memainkan ponselnya. Mendekat pelan, Neva duduk di bahu sofa sembari menjulurkan kepalanya—mengintip layar ponsel yang menyala menampilkan sebuah foto seseorang.

TERESA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang