BAB 39 : UNINVITED GUEST [2]

3.8K 168 17
                                    

Annyeong bestie 💋
Maaf banget baru muncul ke permukaan🙏🏻
Eonni lagi ada kesibukan, tapi sebisanya ada waktu up untuk kalian💗

Thank you udah selalu menunggu dan excited banget sama cerita ini. Jujur, nggak nyangka kalo pembacanya bisa jebol 10K
Love you guys💋💋💋💋

Thank you semangatnya💗
Thank you dukungannya💋
Welcome pembaca, follower ataupun pendatang baru lainnya💗

Happy reading 💋

🏴‍☠️

Jeep hitam yang ditumpangi laki-laki beriris hitam memasuki pekarangan rumah besar dan mendarat sempurna di garasi. Sang empunya keluar dari dalam mobil dengan raut datar. Langkahnya melebar memasuki rumah besar milik sang ayah.

"Dari mana aja kamu?"

Suara besar yang dikenalinya menyambut kepulangan Heksa. Sontak saja kakinya yang siap menaiki anak tangga terbatalkan. Ia menoleh ke arah sofa besar, lalu menghampiri seseorang di balik benda tersebut.

Haikal—terduduk di baliknya sembari membaca koran dengan kopi yang sudah habis.

"Rumah Bastian," jawab Heksa dingin.

Setelah melihat berita yang menghebohkan itu, Heksa tidak langsung pulang. Ia bersama Jagat, Diaz dan Noah langsung menuju rumah Bastian, tetapi laki-laki itu tidak ada di rumahnya. Kemudian, mereka memutuskan menuju rumah sang nenek, tetapi rumah tersebut sunyi. Bastian tidak ditemukan di sana.

Setelah berputar-putar mencari Bastian dengan ponsel laki-laki itu yang dimatikan, Heksa pun menyerah dan memutuskan untuk pulang bersama para sahabatnya. Mungkin saja Bastian butuh waktu sendiri. Alhasil, pukul sebelas malam Heksa baru sampai di rumah dengan penyambutan tak terduga. Diintrogasi sang papa.

"Rumah Bastian atau club."

Berdecak malas, Heksa memilih duduk di seberang ayahnya. Haikal melirik sang putra, lalu melipat koran tersebut dan meletakkan di meja dengan kasar.

Haikal menyilangkan kaki, dengan tatapan lurus pada sang putra. Merasa ada yang tidak beres, Heksa menyandarkan punggungnya—menetralisir kegugupan yang tiba-tiba menghinggapi antara dirinya dan sang ayah.

Ia hanya tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi. Heksa sedang lelah. Ia juga malas untuk mendapatkan masalah di antara masalah yang lainnya.

"Kamu pikir, Papa tidak tahu kemana perginya kamu kemarin malam," ucap Haikal tegas. Suara besar itu mengisi keheningan rumah mewah nan megah tersebut.

"Saya tidak paham maksud Papa."

Menyunggingkan senyuman tipis, Haikal mengambil sesuatu dari samping duduknya yaitu kertas yang terbalik, lalu meletakkan di atas meja dengan sedikit dilempar.

Lembaran foto dengan wajah Heksa terpampang di sana. Sialnya, itu foto yang diambil saat dirinya berada di club bersama para sahabatnya dengan botol minuman di hadapannya.

"Pa, itu bisa aja...."

Ucapan Heksa terpotong saat papanya meletakkan iPad dengan kasar hingga membuat putranya langsung terdiam.

Video Heksa yang duduk bersama teman-temannya di club Dominic terputar.

Kesialan macam apa ini?

"Masih mau mengelak?" Haikal bertanya dengan mencemooh.

Heksa terdiam. Kali ini ia kehabisan kalimat untuk membalas ucapan papanya.

TERESA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang