BAB 41 : DEATH [1]

4.6K 223 52
                                    

Happy reading everyone 💋
Maafin baru bisa up di kondisi yang super sibuk. Hehehe💗
Thank you atas support system terbaik kalian buat aku.
Sayang kalian semua💋💋💋💋💋

️🏴‍☠️

- Seorang remaja ditemukan tewas di bawah kolong jembatan seberang distrik.

- Tubuh korban ditemukan mengenaskan dengan luka tembak di dada sebanyak lima belas kali, wajah rusak serta tangan dan kakinya patah.

- Identitas korban belum diketahui karena wajahnya rusak parah akibat diseret dari titik lokasi pembunuhan ke tempat pembuangan. Dan tidak ditemukannya kartu tanda pengenal.

- Sampai saat ini pihak kepolisian masih mencari identitas korban dan motif pelenyapan tersebut.

🏴‍☠️

Bastian menatap layar televisi yang menampilkan berita tentang kematian seseorang. Ia menyunggingkan senyuman tipis ketika tahu siapa korban dari pembunuhan tersebut.

Targetnya sudah meninggal. Bastian bahagia? Tentu saja. Parasit dalam hidupnya sudah ia singkirkan. Kini tersisa parasit lainnya. Ia tak sabar untuk menghabisi siapa pun yang mengganggu hidupnya apalagi mencampuri kehidupan keluarga besarnya.

"Itu balasan setimpal atas air mata nyokap dan kakak gue," gumamnya mematikan layar berbentuk persegi di hadapannya itu.

Bastian menyandarkan punggungnya ke sofa dengan mata terpejam. Pikirannya berkelana mengingat kejadian semalam.

Tawa keras pun menguar di ruang persegi miliknya mengisi kesunyian pagi ini. Bastian sangat puas dengan kematian remaja tersebut.

"Gadis itu memang layak dimusnahkan," ujarnya. "Lebih baik mati daripada menyusahkan hidup orang lain."

Satu masalah sudah disingkirkan. Bastian akan menyingkirkan masalah lainnya. Tidak peduli jika harus melenyapkan seseorang. Ia memang manusia bajingan yang pernah ada di dunia ini. Tuhan pasti tidak akan memaafkannya. Namun, Bastian tidak peduli itu. Ia tidak pernah takut dengan siapa pun termasuk apa yang ia tanam saat ini. Hidupnya sudah berantakan, maka Bastian akan membuatnya semakin kacau. Bastian benar-benar hilang arah.

"BASTIAN!"

Suara berat milik sahabatnya terdengar bersamaan dengan pintu kamar yang terbuka. Seketika Bastian menyipitkan mata ketika cahaya dari luar menerobos kamarnya yang gelap.

"Lo membunuhnya?" Pertanyaan dengan nada khawatir diabaikan oleh Bastian. Ia mengambil vape yang berada di meja lalu berdiri pada jendela kaca besar dengan pemandangan gedung tinggi nan besar.

"Bastian?!"

Pundaknya ditarik hingga Bastian menoleh pada sang lawan bicara.

"Bukan urusan lo," jawabnya setelah mengudarakan asap vape beraroma strawberry pada wajah sang sahabat.

"Bas, lo benar-benar gila?"

"Terserah lo mau menilai gue seperti apa, Yaz. Cewek itu layak dimusnahkan dari muka bumi ini. Jalang kayak dia hanya akan menjadi sampah."

"Lo keterlaluan, Bas."

"Itu bayarannya karena udah mengusik hidup gue."

TERESA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang