BAB 34 : PLAYING VICTIM [2]

3.1K 147 2
                                    

Annyeong bestie 💋
Welcome back story by eonni💋
Happy reading 💗

🏴‍☠️

Dari koridor Utara segerombol siswa berjalan santai dengan formasi sepasang kekasih di depan, diikuti satu gadis bandana merah yang diapit dua laki-laki problematik dan paling akhir ada dua laki-laki dengan wajah tenang. Mereka berjalan bersama menuju kantin layaknya penguasa sekolah. Beberapa murid yang mencuri pandang, tak jarang memuji mereka mulai dari segi fisik ataupun finansial.

Mereka tampan, cantik, berprestasi dan berasal dari keluarga kelas atas. Menjadikan mereka sebagai circle sempurna di mata orang lain.

Sedangkan itu, dari koridor Selatan ada gadis berjalan sendirian dengan angkuh dan tatapan dingin. Ia seolah tidak peduli dengan keramaian sekitar serta desas-desus menyebutkan nama seseorang yang dikenalinya.

Melirik ke koridor Timur utama, radarnya langsung menangkap objek yang menjadi obrolan para murid di sepanjang koridor. Langkah kakinya ingin melambat, tetapi hatinya mengatakan hal lain.

Dan, di sinilah mereka berada. Depan lorong pintu kantin. Mereka saling berhadapan. Iris hitam itu tidak mengedar, ia hanya fokus pada objek di hadapannya yang juga menatap ke arahnya.

Mereka sama-sama terdiam beberapa detik, sebelum memutuskan kontak mata.

"TERESA!" Panggilan dari arah belakang Teresa membuat sang empunya mengumpat pelan.

Sedangkan itu, ketujuh orang di hadapannya memusatkan atensi pada objek yang mendekat-berdiri di samping Teresa.

Gadis berambut dark honey blonde melirik sinis ke arah tujuh orang, lalu berdecih pelan.

"Minggir bitch, lo menghalangi jalan kita!" usir Bastian sarkastik. Tentu saja ada seseorang yang tidak nyaman mendengar kalimat tersebut.

"Hello otak mesum! Lo pikir ini jalan nenek moyang lo. Lewat tinggal lewat. Ribet banget lo."

"Gue nggak ngomong sama lo."

"Really?" Neva bertanya dengan suara dibuat-buat. Gadis itu membuat Teresa kesal sendiri.

"Dasar bitch!" hina Bastian.

Neva ingin membalas hinaan Bastian, tetapi Teresa lebih dulu menahannya dengan menarik Neva untuk pergi lebih dulu ke kantin. Ia sudah muak melihat wajah seseorang yang curi-curi pandang ke arahnya.

"Lo apa-apaan, sih, narik gue gitu aja?!" marah Neva saat keduanya sudah sampai di dalam kantin.

"Shut up!" geram Teresa. "Lebih baik lo urus cewek itu." Pandangan Teresa langsung jatuh pada gadis berseragam ketat sedikit seksi yang sedang makan bersama teman-temannya.

"Siapa lo berani memerintah gue?" tantang Neva. Nada bicaranya terkesan tidak terima.

"Up to you. Kalau nggak bisa, gue tinggal melaporkan kejahatan lo ke kepolisian. Paling tidak lo bisa kena pasal percobaan pembunuhan. Tahu, kan, kalau hukumnya tidak main-main."

"Mengancam, huh?!"

"Choice. Terserah mau pilih yang mana. Tapi lo harus tahu, kalau pilihan itu akan mempengaruhi hidup lo."

"Gue nggak mau terkena sanksi lagi dari sekolah. Cari cara lain."

"Cari sendiri. Hidup lo yang problematik, jangan menyeret gue ke dalamnya. Lagi pula bukannya lo yang menggali lubang kematian sendiri? Jadi, selamatkan diri lo atau selamanya lo akan terkubur dalam lubang masalah."

TERESA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang