26

403 27 7
                                    

Nathan dan Rachel menjalin hubungan jarak jauh dengan lancar. Terkadang mereka menyempatkan waktu untuk telfonan atau bahkan vidcall. Mereka selalu bercerita tentang hari yang mereka lalui setiap hari nya.

Tidak ada yang beda dalam hubungan mereka. Mereka belajar saling mempercayai satu sama lain.
.
.
.
2 bulan kemudian

Rachel menghirup udara segar setelah sampai di Belanda. Ya ia kembali setelah menyelesaikan bimbingan tesisnya. Ia hanya di beri waktu singkat oleh dosen nya sebelum sidang. Dan memulai kuliah pengambilan sumpah dokter.

Rachel langsung mencari taxi untuk ke stadion. Kebetulan Rachel tahu jadwal match Nathan hari ini. Nathan tidak mengetahui kalau Rachel sudah pulang.

Rachel mendapatkan taxinya dan meminta supir tersebut ke stadion.

Beberapa saat ia pun sampai di stadion. Sorak sorak penonton sudah mulai terdengar. Rachel telat menonton match tersebut. Namun ia tetap datang. Rachel menunggu Nathan di dekat ruang pemain.

30 menit menunggu pemain pun sudah masuk ke dalam. Rachel mencari keberadaan kekasih nya. Rachel melihat Nathan berjalan. Nathan masih belum sadar kekasih nya datang.

Nathan sedang berjalan di senggol oleh teman nya. Ia menoleh ke teman nya tersebut sedangkan temannya menunjuk dengan matanya ke arah depan. Nathan mengikuti arah pandang teman nya tersebut.

Nathan terkejut ,sangat!! Kekasih yang ia rindukan selama ini hadir disana. Nathan langsung berlari dan memeluk rachel. Rachel tertawa dalam pelukan nya.

"Do you miss me?"

Nathan melepas pelukan nya. "Pertanyaan mu menyebalkan ann"

Rachel tertawa sudah lama sekali mereka tidak tertawa bersama.

"Sudah selesai bimbingan nya?"

Rachel terdiam sesaat ia menunduk. Nathan mengerti ia berfikir Rachel mengalami kesulitan atau gagal. Nathan langsung menarik Rachel ke dalam pelukannya.

"Its okay kau sudah melakukannya dengan baik babe"

Rachel tau Nathan mencoba menenangkan nya. Rachel melepas pelukan nya dari Nathan. Dan menunjuk an kertas di depan Nathan.

"Tadaaaa!!!"

Nathan kaget dan mengambil kertas itu. Ia melihat jadwal sidang Rachel disana dan menatap Rachel yang tertawa melihat nya.

"Kauuuu.... "

Nathan mempiting kepala Rachel dan mencubit hidung nya. "Berani kau ya menipu ku"

Rachel dan Nathan tertawa keras. Rachel terus berusaha melepaskan diri dari Nathan.

"Iya iya ampun nath ini sakit"

Nathan melepas pitingan nya. Rachel mengusap hidung nya yang sedikit memerah. "Harusnya kau beri hadiah bukan malah menyubit hidungku nath"

Rachel merajuk melihat Nathan. Nathan mengusak gemas rambut Rachel. Nathan sebenarnya juga ingin menunjukan sesuatu pada Rachel.

"Tunggu sini ya aku ambil kunci mobil dulu"

Nathan masuk kedalam ruang ganti nya. Rachel masih menunggu di depan. Rachel tau Nathan sedang brifing dan akan siap siap sebentar.

Tak lama Nathan keluar dari ruangan dan membawa Rachel ke mobil nya. Nathan membuka kan pintu mobil nya. Setelah mereka di dalam mobil Nathan tidak langsung jalan. Ia berbalik ke belakang dan menyembunyikan sesuatu.

"Tadaaaaa" Nathan menunjukan Piala pada Rachel. Rachel mengambil Piala tersebut dan membacanya. "Players of the year"

Rachel tersenyum dan memeluk Nathan. "Congrats babe. Im so proud of you!"

Nathan membalas pelukan Rachel ia tersenyum bahagia. Rachel melepas pelukannya.

"Tutup matamu nath"

Nathan menyerngit heran namun tetap menuruti keinginan kekasihnya.

Rachel memajukan badan nya dan mengalungkan tangan nya ke leher Nathan. Nathan membuka matanya heran. Tak lama Rachel memundurkan badan nya.

Nathan meraba leher nya. Sebuah kalung baru saja Rachel pasangkan di leher Nathan kalung berbentuk salib yang indah. Nathan tersenyum dan memeluk kekasih nya.

"Terimakasih, kapan kau belikan ini?"

Rachel melepas pelukan nya. "Saat aku pergi jalan jalan dengan teman perempuan ku disana aku melihat kalung itu dan teringat kau. Adanya kalung itu aku berharap Tuhan selalu memberkati mu dan kau selalu dalam lindungannya"

Nathan tersenyum dan mengelus surai rambut rachel. Nathan menjalankan mobil nya ke rumah nya. Rachel meminta kesana untuk menemui ibunya.

Tak beberapa lama mereka pun sampai.
Nathan menggandeng tangan Rachel masuk.

"Mom aku pulang"

Melinda melihat Nathan yang baru pulang, namun ia lebih kaget melihat seseorang yang di bawa Nathan pulang.

"Anna!!!.. "

Melinda berlari memeluk Rachel. "Aku merindukan mu mom" 

Melinda melepas pelukan nya. "Hey aku lebih rindu sudah lama sekali rumah ini sepi"

Rachel menatap keseliling. "Dad kemana mom?"

Melinda membawa Rachel ke sofa, seketika ia melupakan anaknya di belakang sana. "Dad lembur hari ini, mungkin sebentar lagi pulang"

Rachel hanya menganggukan kepala. Nathan ikut duduk bersama ibu nya. "Kau tidak ingat siapa anak mu di sini mom?"

Melinda tertawa melihat Nathan. "Maaf nak tapi aku sangat merindukan putriku ini"

Rachel tersenyum melihat Melinda. "Kau harus menginap malam ini! Aku tidak mau tahu"

Rachel menjadi canggung seketika sedangkan Nathan hanya diam. "Tapi mom aku tidak enak takut merepotkan mu"

Melinda menggeleng keras "tidak sayang, tenang saja yaa. Tidur lah di kamar Nathan malam ini"

Nathan melotot kaget "kamarku? Kita tidur bersama? Mom kita belum menikah loh"

Melinda menepuk lengan Nathan keras. "Kau tidur di kamar joy nath. Aku tidak segila itu membiarkan kalian tidur bersama"

Rachel tertawa melihat kelakuan Nathan dan ibunya. "Kalau begitu aku mau mengambil bajuku dulu"

Nathan langsung bangun menahan Rachel. "Aku saja tunggu aku disini"

Nathan berjalan keluar mengambil tas Rachel. "Berapa lama kau akan disini ann?"

Rachel kembali melihat Melinda "hanya kurang dari 1 minggu mom"

Melinda kaget dia fikir Rachel akan lama disini. "Berarti sudah benar keputusan ku menyuruh mu menginap disini. Ternyata kau cuma sebentar saja"

Rachel tertawa mendengar penuturan Melinda. "Ayo babe"

Nathan sudah datang dan membawa Rachel ke kamarnya. Tidak lupa Rachel pamit ke Melinda.

Rachel melihat sekeliling kamar Nathan. Ia melihat di meja nakas kasur nya ada fotonya dan juga Nathan. Kamarnya sangat rapih untuk seorang laki-laki.

"Tidurlah disini kalau butuh apa-apa aku di sebelah ya"

Nathan mengelus kepala Rachel dan keluar dari kamar nya. Rachel mendudukan diri di kasur masih memperhatikan kamar Nathan. Tak lama ia pergi bebersih dah ganti baju tidurnya.

Setelah membersihkan diri Rachel masuk kembali ke kasur dan merebahkan badan nya.

Waktu sudah menunjukan pukul 11 malam namun Rachel masih belum Bisa tidur juga. Ia memutuskan untuk turun ke bawah dan mengambil air.

Saat turun kebawah ia melihat bayangan laki-laki. Rachel sedikit takut karena rumah Nathan hampir seluruh lampunya mati. Ia berjalan pelan menghampiri laki-laki tersebut. Ketika sudah dekat Rachel langsung ingin memukul laki-laki itu namun laki-laki itu langsung membalik badan nya menahan tangan Rachel dan menghimpit nya di meja dapur. Rachel ingin berteriak namun mulutnya sudah langsung di tutup serapat mungkin.
.
.
.

Always Back To You | Nathan Noel Tjoe A OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang