56

405 32 2
                                    

"Ayo pulang ini sudah sangat malam"

Mereka berempat bangkit. Dan akan pergi namun tiba tiba ada seseorang yang menarik tangan Rachel dan membalik nya.

Plakkkk......
.
.
.
.

Rachel membuka mata nya lebar. Sedangkan orang yang menampar Rachel langsung maju dan menjambak rambut Rachel. "kau penbunuh Rachel! Kau membunuh putriku!"

Nathan justin Ivar dan rafa langsung berusaha untuk melepaskan perempuan itu. Ivar dan rafa berhasil menarik perempuan itu untuk mundur. Nathan melihat Rachel yang sudah memerah mukanya.

"Apa yang kau lakukan padang?!" Justin teriak membentak perempuan itu.

Perempuan itu berusaha melepaskan tangan nya dari Ivar dan rafa. "Lepaskan aku! Biarkan aku menghabisinya! Kau tau karena mu anak ku masuk penjara! Dia menjadi gila dan mengakhiri hidup nya Rachel!"

Rachel membelakan matanya. Nathan menatap heran perempuan itu. "Siapa orang yang kau maksud?! Kenapa tiba tiba begitu?!"

"Arlina Nathan arlina! Kenapa kau kembali bersama nya dan mencampakkan putri ku! Karena kalian berdua putri ku sudah mati.... "

Perempuan itu langsung terduduk dan menangis. Rachel juga tidak menyangka ia menutup mulut nya dan menangis. Nathan dan justin berusaha menenangkan Rachel.

"Kau tau Rachel? Arlina selalu mencoba untuk bisa mengalahkan mu! Kenapa kau tidak bisa mengalah padanya meski cuma sekali! Kenapa kau tidak merelakan Nathan dengan arlina?! Kenapa kau harus kembali dan merusak kebahagiaan putri ku!"

Rachel mencoba untuk memberhentikan tangis nya. Nathan sangat emosi mendengar semua penuturan ibu arlina.

"Jangan salahkan Rachel untuk kesalahan putri mu! Putri mu bahkan sudah menipu ku"

Ibu arlina kembali bangkit emosi mendengar kan omongan Nathan. "Dia tidak menipu mu! Salahkan perempuan disana yang pergi meninggalkan mu begitu saja! Arlina sudah sangat menantimu Nathan! Apa kau tidak sadar? Sebelum kau bertemu Rachel ia selalu mendampingi mu ia selalu hadir di setiap pertandingan mu! Kenapa kau tidak bisa langsung menyukai nya seperti kau pertama kali melihat Rachel?! Kalian berdua tau bagaimana hancur nya putri ku saat tau kalian berdua berkencan?! Ia hanya bisa menangis meratapi itu semua! Dan kau Rachel! Apa orang tuamu tidak pernah mengajar kan mu untuk mengalah dan berbagi? Apa orang tua mu tidak pernah mendidikmu? Ibu macam apa yang mendidik putri seperti mu! "

Rachel tertegun mendengar penuturan ibu arlina. Ia langsung terjatuh dengan lutut nya. Tatapan tampak kosong namun tajam memandang ibu arlina. Justin dan Nathan yang berada di samping Rachel berusaha untuk membangun kan nya untuk berdiri namun Rachel menepis tangan kedua pria itu.

"Aku minta maaf nyonya, aku tidak pernah tau jika arlina mencintai Nathan sudah selama itu. Tapi apakah Nathan salah jika ia mencintai ku? Apakah kita salah kalau kita saling mencintai? Apa kau pernah berfikir apa yang di lakukan putrimu sudah benar atau belum? Apa dengan menipu Nathan kau anggap itu semua benar? Arlina, apa dia juga bercerita kalau aku tidak masalah jika ia merebut Nathan? Tapi aku hanya tidak terima ia menyakiti Nathan! Orang tua macam apa yang mendukung kejahatan anak nya? Aku minta maaf untuk semuanya. Mungkin karena aku tidak pernah besar bersama seorang ibu ataupun ayah jadi aku tidak bisa merasakan kesedihan yang kau alami. Ya kau benar orang tua ku tidak pernah mengajarkan apapun soal berbagi. Apa yang harus di ajarkan padaku sedangkan ibuku sudah meninggal dari aku kecil dan ayah yang pergi meninggalkan ku sendiri. Pelajaran seperti apa yang harus aku ambil dari mereka? Tapi jika aku menjadi seorang ibu dan orang tua aku tidak akan buta untuk melihat kebenaran yang telah terjadi. Dan melihat betapa bersalahnya putriku. Aku benar benar minta maaf"

Rachel langsung bangkit dan pergi dari sana. Nathan Ivar justin dan rafa tercengang mendengar suara yang keluar dari Rachel.  Nathan yang tersadar langsung mengejar Rachel.

Rafa dan justin pun ikut pergi. Ivar mengelus bahu ibu arlina "aku turut berduka untuk putri mu. Tapi kau harus tau aku tidak akan segan segan untuk membongkar kejahatan putri mu jika kau kembali mengusik Rachel"

Setelah mengatakan hal tersebut Ivar langsung pergi menyusul teman teman nya. Ivar bingung kenapa teman nya hanya berdiri sedangkan Rachel tidak ada disana.

"Dimana Rachel?"

Justin mundur ke belakang bersama Ivar. "Pergi duluan dengan taxi"

Nathan mengusap wajah nya gusar. Rachel pasti sangat terluka. Mereka berempat menyusul Rachel dengan taxi lain.

Di tempat lain Rachel menatap jalanan di samping nya. Ia tidak mengeluarkan tangisan sedikit pun.

Tak lama taxi yang Rachel tumpangi tiba di hotel. Rachel mematikan ponsel nya. Ia langsung menuju ke kamar nya.

Vani terkejut seseorang masuk ke dalam kamar nya tanpa permisi. Ia melihat Rachel yang berjalan namun dengan pandangan kosong.

"Ra lo kenapa? Baik baik aja kan?"

Rachel menarik nafas nya. "Keluar van tidur di kamar lain malam ini gue mau sendiri"

Vani mengelus punggung Rachel "ra tapi kenapa?"

"Van please gue mohon" Rachel menoleh ke arah Vani. Vani kaget melihat Rachel yang menoleh menatap nya dengan mata memerah. Vani pun menuruti perkataan Rachel dan pergi dari kamar. Tidak lupa ia membawa ponsel dan dompetnya.

Setelah pintu tertutup Rachel langsung mengunci pintu itu.
Rachel berbalik  ke kasur. Ingatan ingatan tentang arlina terus berputar di kepala nya. Rachel menunduk menangis mengingat semua nya. Ia mengingat kata kata ibu arlina tentang orang tua nya. Rachel menyentuh dada nya dan merosot duduk di depan kasur. Rachel menangis kencang disana.

"Ibu!! kenapa kau harus meninggalkan ku!!!!!!"  Teriak Rachel tak bisa tertahan lagi.
.
.
Nathan dan yang lain nya baru saja tiba di depan kamar Rachel. Nathan melihat Vani yang terdiam di depan pintu. Nathan berjalan ke depan Vani baru saja Nathan ingin mengetuk pintu Vani menahan nya. Nathan menoleh ke belakang.

"Siapa yang mengusik dia soal ibunya?"

Nathan membuang nafas nya kasar. "Ibu arlina, arlina menjadi gila dan bunuh diri. Ibu nya tidak terima dan memaki Rachel"

Rafa melihat kartu kamar Rachel di tangan Vani. "Tolong buka pintunya agar Nathan bisa masuk"

Vani menggeleng, "biarkan dia sendiri dulu. Dia sangat terluka sekarang ku harap kalian mengerti"

Vani pergi meninggalkan mereka berempat. Nathan hanya diam mengepalkan tangan nya erat. Justin Rafa dan Ivar berusaha untuk menenangkan Nathan disana. Dan membawa Nathan ke kamar nya.

.
.
.
.

Always Back To You | Nathan Noel Tjoe A OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang