44

448 42 10
                                    

Arlina menjadi panik ketika Rachel pergi. Ia mencoba menyentuh lengan Nathan.

"Nath dia berbohong jangan percaya pada jalang itu nath. Dia hanya ingin merebut mu. Semua yang di katakannya tidak benar"

Nathan langsung menatap sinis arlina. Sorot matanya berbeda. Ia sudah tidak akan menahan nya lagi.

"Aku sudah mengingatmu dari awal aku pulang ke Belanda. Kau ingat itu? Rasanya aku ingin sekali memaki mu saat itu. Namun aku masih berusaha untuk tenang menahan nya. Kau mengkhianati sahabat mu sendiri hanya demi aku? Apa yang sebenarnya ada dalam fikiran mu"

Arlina menunduk dan menangis. "Jangan kau fikir aku tidak mengetahui tentang foto foto ini. Bahkan aku lebih dulu mengetahui ini sebelum Rachel"

Arlina mendongak melihat Nathan ia menggeleng keras. Ia tidak ingin kehilangan Nathan nya. "Aku mohon maaf nath. Aku akan perbaiki semuanya tapi aku mohon tetap bersama ku ya"

Nathan tersenyum sinis. "Setelah kau menyebut nya jalan kau ingin aku kembali? Jangan mimpi arlina. Dari awal cinta ku hanya untuk nya bukan kau! "

Setelah mengatakan hal itu Nathan langsung pergi meninggalkan arlina yang menangis.

Arlina pergi ke kamar nya. Ia menatap dirinya yang hancur di depan cermin.

"Akkhhhhhh!!! "

Ia berteriak frustasi di kamar.

.
.

Nathan berjalan di lorong kamarnya. Ia melihat Vani yang baru saja keluar akan masuk ke kamar nya. Nathan langsung mengejar Vani dan menahan nya.

"Van, bolehkah aku pinjam kamarmu sebentar? Aku harus menyelesaikan semuanya dengan Rachel"

Vani menatap bingung Nathan. Namun ia tetap memberikan kunci kamarnya pada Nathan.

"Selesaikan masalah kalian secepatnya"

Nathan mengangguk dan memberikan kunci kamarnya pada Vani.

"Terimakasih van, kau bisa gunakan kamarku untuk beristirahat"

Setelah Vani mengambil kunci kamar Nathan, Nathan langsung pergi ke kamar Vani dan Rachel. Nathan membuka pintu tersebut. Ia melihat Rachel yang sedang berdiri menghadap jendela kamar nya.

"Gue kehilangan kontrol vin, i lost him, i lose"

Rachel berfikir Vina lah yang masuk ke kamarnya. Rachel berbicara tanpa melihat ke belakang.

Nathan tertegun mendengar suara Rachel. Ia langsung maju dan memeluk Rachel dari belakang. "Kau tidak kalah ann, kau pemenang nya sejak awal"

Rachel kaget sebuah tangan memeluk nya. Ia tahu betul suara siapa yang berbicara. Rachel menunduk dan menangis. Sudah lama sekali ia tidak mendengar suara itu memanggil nya 'anna'

Nathan membalik Rachel yang sedang menangis ia menghapus air mata rachel dan mencium keningnya. "Maaf kan aku yang tidak mengenali mu ann, maaf karena aku kehilangan ingatan ku, maaf karena aku berkencan dengan perempuan lain sementara kau masih setia menunggu ku"

Nathan menyatukan kening mereka, air mata Nathan juga menetes. Ia merasa amat sangat bersalah pada rachel.

Rachel merasa ada air mata yang yang jatuh ke tangannya. Rachel langsung mendongak dan melihat Nathan menangis.

Rachel menghapus air mata Nathan. Ia memeluk erat kekasih nya tersebut. "Maaf aku tidak berusaha untuk membuat mu sembuh dari awal nath."

Nathan menarik Rachel dari pelukan nya. Ia menyentuh wajah Rachel. Dan menyatukan bibir mereka. Mereka melepas rindu lewat ciuman tersebut.

Always Back To You | Nathan Noel Tjoe A OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang