45

477 39 10
                                    

Timnas Indonesia bersiap untuk melakukan match dengan Vietnam pada pemain berdoa di dalam begitu juga dengan para official kru nya.

Setelah selesai mereka keluar dan high five kepada pada kru yang berada disana. Nathan melihat Rachel yang tersenyum di dekat pintu ia memegang tangan nya dan mengedipkan sebelah matanya.

"Siapa yang ngajarin dia begitu coba? Lu liat kan van?"

Vani tertawa, "sisi lain Nathan yang baru gue tau si ini"

Rachel menggeleng kan kepala nya. Kekasih nya sudah bisa mode centil sekarang.

Pertandingan berlangsung meriah meskipun bertanding di kandang lawan tidak membuat semangat para pemain turun.

Gol pertama Indonesia membuat mereka semua senang. semua penonton bersorak disana. Permainan timnas malam ini sangat luar biasa.

Tak terasa match hampir selesai. Indonesia memimpin dengan skor 3-0.

Pluit panjang sudah bertiup kencang. Indonesia memenangkan pertandiangan ini semua official yang berada di sana berpelukan begitu juga para pemain.

Vani dan Rachel masuk ke dalam untuk bertemu dengan para pemain.

Para pemain sudah berkumpul mereka sangat ramai sekarang. Waktunya untuk peregangan. Rachel dan Vani memperhatikan hal tersebut.

"Ra bisa bantu pakaikan ini untuk pemain? Nathan seperti nya belum di pakaikan ini tadi ia sempat bilang agak linu. Aku lagi mau urus pemain yang lain dulu"

Rachel mengambil gulungan coklat itu. Sebuah perekat untuk kaki yang terasa keram. Rachel menemukan Nathan yang sedang duduk dengan Ivar. Ia menghampiri nya.

"Kaki mu sempat keram nath?"

Nathan tersenyum melihat Rachel. Ia mengangguk membalasnya.

"Duduk lah di bawah aku akan memakaikan ini"

Nathan menuruti Rachel. Ia memperhatikan wajah Rachel yang merawat nya secara telaten. Rambut rachel nampak berantakan ada helai rambut yang menghalangi wajah nya. Nathan merapihkan helai rambut itu dan menyisihkan ke belakang telinga rachel.

Ivar yang melihat itu hanya menggeleng "oh aku tidak bisa melihat ini, kalian terlalu romantis. Aku merindukan kekasih ku"

Ivar langsung pergi setelah mengucapkan hal tersebut. Dalam ruangan itu hanya tersisa Nathan dan rachel. "Selamat untuk kemenangan nya Nath"

Nathan mengangguk. Ia membelai wajah Rachel. Rachel langsung melepaskan nya "nath tidak disini aku sudah bilang kan"

Nathan hanya Mengerucut kan bibir nya ketika di larang oleh rachel. Rachel menepuk bibir itu karena terlihat lucu. Nathan refleks menutup mulutnya "sakit ann"

Rachel hanya tertawa dan pergi dari sana. Nathan menatap sebal kepergian Rachel.
.
.

Para pemain baru saja kembali ke hotel setelah melakukan pertandingan. Rachel dan Vani masuk terakhir ke hotel karena mereka harus membeli barang sesuatu. Saat masuk lobby hotel arlina menunggu Rachel disana.

Rachel melihat nya namun berusaha untuk tidak memperdulikan nya. "Aku harus bicara dengan mu ra! "

Arlina teriak memanggil rachel membuat Rachel menghentikan langkah nya. Rachel berbalik dan menatap arlina begitu pun dengan Vina ia seperti sudah siap sekali untuk menerkam nya kapan saja.

"Tidak ada yang perlu di bahas. Dan Jauhi Nathan! Cukup itu yang harus kau lakukan"

Arlina menarik tangan rachel. Rachel langsung mundur ke belakang. Vina yang melihat kejadian itu langsung maju melindungi Rachel "jangan sentuh staff sini seenaknya. Kau mau cari gara-gara?"

Arlina malah menatap sinis Vani. Rachel maju kedepan vani. "Masuk duluan aja van biar dia gue yang selesaiin. Jangan bilang Nathan gue disini"

Vani memandang Rachel sejenak dan pergi dari sana.

"Apa yang ingin kau bahas?"

Arlina melipat tangan nya di dada "tinggalkan Nathan biarkan dia bahagia bersama ku"

Rachel tertawa mendengar nya "kau sakit Lin? Kau fikir aku akan mudah melepaskan Nathan segampang itu? Jangan harap arlina. Dan asal kau tahu, sedikit pun aku tidak akan melepaskan kekasih ku meskipun hanya tersentuh seujung kuku. Apalagi aku harus melepas untuk perempuan seperti mu. Jangan mimpi! Kembali lah ke Belanda sebelum kau benar benar menyesal."

Rachel berbalik dan akan pergi meninggalkan arlina. Baru saja ia melangkah rambut panjang nya di tarik keras. Rachel menyentuh rambutnya untuk mengurangi rasa sakit.

"Aww lepas Lin. Kau benar benar sudah gila?"

Arlina semakin keras menarik rambut Rachel. Staff hotel disana berlari memisahkan rachel dan arlina. Namun arlina memberontak dan malah mengeluarkan pisau kecil ia berlari menerjang Rachel dan menusuk perut rachel.

Pihak keamanan langsung membawa arlina pergi. Arlina terus berteriak seperti orang gila. Rachel merasakan sakit di perutnya. Darah segar mengucur deras.

"Maaf apa kau salah satu dari rombongan timnas?"

Rachel menggeleng "cukup bawa aku ke RS. Aku bisa mengalami pendarahan sekarang"

Semua staff panik ia hanya menuruti apa kata Rachel. Rachel di bawa ke RS terdekat disana. Nafas Rachel rasanya tercekat. Darah nya sudah banyak keluar.

Beberapa saat Rachel di bawa ke igd dan mendapatkan perawatan. Rachel tau lukanya tidak begitu dalam namun tetap harus di jahit. Apalagi ia sudah kehilangan banyak darah.

Staff hotel bingung siapa kira kira yang harus di hubungi karena di hotel mereka sedang banyak tamu. Tidak ada identitas rachel disana.

Vani menunggu rachel yang tak kunjung datang ke kamar. Ia pun menelfon resepsionis untuk menanyakan keberadaan rachel.

"Aku dari kamar 812 apa di bawah ada wanita muda cantik disana yang tengah mengobrol?"

Pihak resepsionis bingung. Namun ia cepat berfikir mungkin perempuan yang berkelahi tadi.

"Maaf apa teman anda memakai kemeja putih tadi? "

Vani mengiyakan resepsionis tersebut.

"Nona tersebut terlibat perkelahian hebat tadi dan di larikan ke RS. Saya bertanya apa ia salah satu staff timnas Indonesia dia menggeleng. Mungkin apa itu teman anda nona?"

Vani langsung mematikan telfon nya dan mengambil jaket serta dompet nya. Ia turun kebawah untuk bertanya lebih jelas.

Vani tampak tergesa gesa ridho arhan Rafa dan Ivar melihat gelagat Vani. Mereka mengikuti Vani pergi.

"Kalian punya rekaman CCTV nya? Boleh aku liat?"

Pihak resepsionis memperlihatkan CCTV nya. Vani melotot melihat rekaman itu. Ivar arhan ridho dan Rafa yang ikut menimbrung pun kaget.

Vani melihat mereka berempat. "Rahasia kan ini dari semua orang aku ke RS sekarang melihat keadaannya"

Mereka berempat hanya mengangguk patuh. Vani pergi dengan taksi.

Ivar mengingat sesuatu. 'Nathan.'

Ivar lari ke lift dan menuju kamar Nathan.

Sampai di kamar Nathan Ivar langsung mengetuk pintu itu. Nathan keluar dari kamar nya dan melihat Ivar disana yang sedang ngos ngosan. Baru saja Ivar akan berbicara ridho datang dan langsung menutup mulut Ivar.

Nathan menatap bingung mereka berdua. Ridho menyeret Ivar mundur. "Go to your bed nath, take a rest bye!!"

Nathan melihat kepergian mereka aneh rasanya

.
.
.
.




Always Back To You | Nathan Noel Tjoe A OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang