27

350 24 0
                                    

Rachel melihat mata orang tersebut. Mata tajam itu ia kenal betul. Rachel memukul dada pria itu keras.

"Aww sakit anna"

Nathan mengusap dada nya yang di pukul Rachel.

"Apa yang kau lakukan malam malam begini? Seperti maling di rumah sendiri"

Nathan tersenyum kembali melanjutkan kegiatannya. Rachel melihat apa yang sedang laki laki itu buat malam malam begini.

Rachel kaget ketika melihat apa yang di buat malam malam begini.

Macaroni Scotell

Mungkin hanya Nathan lah yang mengoprek dapur nya malam malam hanya untuk membuat macaroni.

"Kau tidak salah nath? Ini sudah malam."

Nathan memasukan macaroni tersebut dalam oven. Nathan melihat ada bekas terigu di tangan nya ia pun mengoles terigu itu hidung Rachel.

"Bawelnya sini duduk, aku membuat banyak"

Rachel mempoutkan bibir nya dan mengelap bekas terigu di hidungnya. Nathan menatap Rachel gemas. Ia menakup kedua pipi Rachel dengan tangan nya.

Cuppp..

"Kau menggemaskan, sudah ku bilang jangan mempout bibir mu seperti itu"

Rachel memutar bola matanya malas, ia memilih duduk di bar dapur rumah Nathan. "Biarkan aku akan terus mempoutkan bibir ku dimanapun itu"

Nathan melotot melihat kekasih nya, "jangan coba coba melakukan itu disaat aku tidak ada ann"

"Uww posesif nya kekasih ku ini"

Rachel meledek, Nathan pun menghampiri Rachel dan menggelitik nya. Rachel tidak bisa menahan tawa nya.

Shuttt!! "Mom sudah tidur nath jangan berisik"

Rachel menghentikan gelitikan Nathan. Nathan pun menjauh darinya.

Ting..

Suara oven berbunyi Nathan mengeluarkan macaroni nya dari sana. Harum sekali. Nathan membawa macaroni panas itu ke hadapan Rachel.

Rachel kenyang sebenarnya namun wangi macaroni ini sangat menggoda. Rachel melihat Nathan menyuap macaroni itu berkali kali ke dalam mulut nya sendiri  sedangkan Rachel hanya menelan ludah melihatnya.

Nathan lihat gerak gerik Rachel ia sengaja menggodanya. "Kau tidak mau kan?"

Rachel mendongak ke arah Nathan ia menggeleng pelan. "Aku mau nath aaaa..."

Nathan tertawa melihat nya dan menyuapi Rachel sampai habis.

Rachel membantu Nathan mencuci piring nya bekasnya. Setelah selesai Rachel membantu Nathan membuka apron nya.

"Besok mau pergi?"

Rachel nampak berfikir sejenak. "Mau kemana babe?"

Nathan malah mengusak rambut Rachel "surprise lihat besok yaa tidur lah ini sudah malam."

Rachel menatap Nathan kesal karena sering sekali mengacak rambutnya. Ia melihat Nathan yang pergi meninggalkan nya. Rachel pun menaruh gelas nya dan ikut ke atas.
.
.
Keesokan pagi nya Rachel bangun, ia membersihkan muka nya dan menguncir rambut nya sebelum turun ke bawah.

Setelah selesai Rachel turun dan melihat Melinda menyiapkan sarapan.

"Morning mom, lagi buat apa?"

Melinda menoleh dan melihat Rachel di samping nya. "Morning sayang, aku hanya membuat salad"

Rachel mengambil roti disana dan membantu mengoles nya. Melinda tersenyum melihat Rachel yang sigap membantu tanpa harus di minta.

"Mom biasanya dad dan Nathan minum apa untuk sarapan?"

"Kopi nak" Melinda menurunkan kopi nya ke bawah.

"Setiap hari mereka minum kopi?"
Rachel melihat kandungan yang terdapat dalam kopi nya.

"Tidak hanya sesekali, tapi biasanya dad yang minum sering"

Rachel menganggukan kepala nya. Ia membuat kopinya. Tak lama Nathan turun ia langsung memeluk Rachel dari belakang dan mengecup pipinya.

"Nath..." Rachel kaget menyentuh pipinya. Ia menyikut perut Nathan. "Ada mom apa kau tidak malu?"

Melinda sebenarnya melihat Nathan melakukan itu tapi ia hanya tertawa kecil. Nathan mengambil minum di sana dan duduk di meja makan.

"Bagaimana mom rasanya membuat sarapan ada yang bantu?"

Melinda tersenyum mendengar pertanyaan Nathan. Ya mom senang, cepatlah nikahi Rachel agar mom ada teman nya disini"

Rachel tertawa mendengar kan Melinda. "Masih terlalu muda untuk kita menikah mom. Aku mau Nathan mengejar impiannya dulu"

Nathan tersenyum mendengar jawaban Rachel hatinya menghangat. Dengar mom, bagaimana aku tidak mencintai nya jika dia seperti ini?"

Rachel memukul lengan Nathan sedangkan Melinda hanya tertawa mendengar nya. Mereka semua duduk di meja makan. Tak lama Romeo ikut bergabung dengan mereka.

"Bagaimana anna, tidurmu nyenyak?"

Rachel menyerahkan kopi Romeo ke depan nya. "Ya dad nyenyak sekali. Jam berapa dad pulang semalam aku tidak tahu"

Romeo mengingat "ya semalam saat kalian bersama di dapur makan, terlalu asik sampai tidak melihat ku. Lagi-lagi aku terabaikan"

Romeo memang pulang semalam saat mereka berdua tengah makan, Romeo tidak mengganggu mereka karena Romeo datang saja mereka tidak sadar. Dasar anak muda yang sedang kasmaran pikir Romeo.

Rachel dan Nathan tertawa. "Maaf dad kami tidak tau"

Romeo hanya mengangguk menyeruput kopi nya.

"Ayo ann bersiap-siap aku takut kesiangan"

Nathan bangkit dari duduk nya begitu pun Rachel. "Kalian mau kemana?"

Romeo menghentikan langkah Nathan. "Aku mau mengajak nya pergi, ia hanya sebentar di Belanda jadi aku tidak mau menyia nyiakan kesempatan"

Nathan kembali naik ke kamarnya sedangkan Romeo dan Melinda hanya menggeleng melihat kelakuan anaknya.
.
.
Setelah bersiap siap Nathan menunggu Rachel di bawah ia sudah rapih menggunakan kaos hitam, celana beige dan menggunakan sepatu putih tidak lupa dengan jam tangannya.

Tak lama Rachel turun ia menggunakan baju yang senada dengan Nathan hanya bawahannya menggunakan celana jins biru dan sepatu putih. 

Nathan langsung bangkit menggandeng tangan Rachel. Nathan pamit ke orang tuanya dan membawa koper Rachel.

Rachel memeluk Melinda dan Romeo bergantian "terima kash untuk semua nya ya mom dad. Doakan semua sidang ku nanti lancar"

Melinda mengelus surai rambut Rachel. "Pasti sayang sukses selalu untukmu yaa"

Romeo maju dan membuat tanda di kening Rachel seperti biasanya. "Kembali lah lagi kesini ya nak. Kau adalah anak perempuan kami sekarang"

Rachel rasanya tidak bisa membendung air matanya. Bagaimana tidak bahkan ayah kandung nya saja membuang nya tapi keluarga Nathan memberikan semua kasih sayang tersebut. Rachel langsung memeluk Romeo dan menangis.

"Jangan menangis nak, kau akan pergi dengan nathan. Bersenang-senang lah"

Rachel melepas pelukannya dan masuk ke mobil Nathan. Ia melambaikan tangan nya pada melindan dan romeo.

Romeo dan Melinda sebenarnya juga ingin menangis. Rachel sudah benar benar di anggap seperti putrinya sendiri.

Di dalam mobil Nathan memegang tangan Rachel menenangkan.
Nathan pun melajukan mobilnya ke tempat yang ia tuju.
.
.
.
.

Always Back To You | Nathan Noel Tjoe A OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang