41

416 38 6
                                    

Rachel baru saja membersihkan badannya. Ia terdiam mengingat kejadian tadi di bis. Bagaimana ia bisa kelepasan menjadi posesif pada Nathan..

"Akhhhh"

Vani yang mendengar Rachel teriak langsung bangkit dari tidur nya.

"Ra lo baik baik aja kan?" Vani menggedor pintu kamar mandi disana. Rachel keluar dengan tatapan kosong.

"Van gue baru aja bikin kesalahan"

Vani bingung menatap Rachel. "Ahhhhh gue kenapa ga bisa nahan diri si?! "

Rachel kembali teriak disana. "Lo kenapa si cerita ra, salah apa sama siapa?"

Rachel memandang Vani dan menceritakan semua nya. Vani tertawa terbahak-bahak. "Sumpah ra kali ini gue ga bisa nolong lu. Bayangin yaa tiba tiba Nathan nanya tadi kamu kenapa? Lu bakal jawab apa ra?"

Vani masih tertawa mendengar cerita Rachel. Rachel hanya diam memandang cermin.

Tok.. Tok.. Tok...

Rachel membuka pintu kamar nya.

"Dok, Ivar tolong. Ia alergi kacang tidak sengaja memakan roti yang ada selai nya."

Ridho mengabarkan panik melihat teman nya tersebut. Rachel langsung berlari ke arah kamar Ivar.

Banyak orang sudah berkumpul disana.

"Tolong jangan berkumpul disini. Biarkan ia menghirup udara"

Sebagian pemain kembali ke kamarnya. Hanya tersisa pemain naturalisasi disana. Rachel mencoba pertolongan pertama pada ivar yang sedikit kesulitan bernafas.

"Remas tangan ku kalau kau mendengar ku"

Ivar meremas tangan Rachel. Ia masih merespon berati belum begitu parah. Vani datang membawa tas medis disana. Ia menyerahkan tasnya pada Rachel.

Rachel langsung mengambil obat dan jarum suntik. Vani mempersiapkan jarum infus dan vitamin.

Rachel cepat memberi tindakan pada Ivar. Ivar sedikit lebih tenang sekarang. Rachel memakai stetoskop nya dan memeriksa jantung Ivar. Detak nya sudah normal. Gantian Vani memasang infus untuk Ivar disana.

Coach shin menghampiri rachel. Ia bertanya menggunakan bahasa Korea. Rachel mengerti itu. Jeje ingin men translate nya namun Rachel langsung berbicara menggunakan bahasa Korea.

"Alergi nya belum begitu parah sampai ke dalam jadi masih aman. Kita bisa lihat perkembangan nya besok"

Coach shin kaget mendengar rachel berbicara bahasa Korea. "Kau orang Korea?"

Rachel mengangguk "ya ayah ku orang sana"

"Apakah kira kira besok ia bisa bermain?"

Rachel menarik nafasnya ia agak ragu sebelum melihat kondisi Ivar besok. "Mungkin bisa namun tidak bisa full-time"

Coach shin memijat pelipis nya. "Aku izin untuk menjaga nya malam ini"

Coach shin mengangguk dan pergi dari ruangan tersebut.

Rachel menghampiri Vani "udah van?"

Vani mengangguk. Rachel melihat ke belakang masih ada Justin Rafael dan Nathan disana.

"Kalian kembali saja ke kamar. Aku akan menjaganya disini"

Nathan maju menyentuh lengan rachel. "Aku menemanimu"

Rachel melihat ke arah Nathan "nath, besok adalah match pertama mu. Pergilah tidur dengan Rafa. Justin biar tidur di kamar ku"

Nathan berbalik. "Kalian tidur saja di kamarku. Aku akan disini"

Mereka bertiga melihat perdebatan Nathan dan Rachel. Vani yang paham langsung menarik Justin dan Rafa keluar.

Rachel melihat hal tersebut. Nathan berbalik melihat Nathan. "Kau sangat keras kepala nath"

Rachel duduk di kursi dan memejamkan matanya. Nathan melihat Rachel duduk disana dan mengikuti nya.

"Jangan tidur sambil duduk pindah saja berbaring"

Rachel membuka matanya menatap Nathan dan sudah berjongkok di hadapannya. "Kau ingin tidur dengan Ivar disana? Lebih baik kau yang tidur disana nath jaga Ivar kalau ada pergerakan bangunkan aku"

Nathan menoleh ke belakang ia tidak sadar menyuruh Rachel berbaring di kasur. Siapa yang rela kekasih nya berbaring dengan laki-laki lain. Nathan bangkit dan berjalan ke kasur samping Ivar. Nathan duduk memperhatikan Rachel.

Ponselnya berdering lagi lagi nama arlina tertera disana. Nathan menolak panggilan tersebut dan menonaktifkan ponsel nya. Sebelum berbaring Nathan melihat Rachel tidur sambil duduk. Ia serba salah sekarang ia tidak tega melihat Rachel duduk sambil tidur disana.

Nathan akhirnya bangkit lagi ia duduk di samping Rachel dan menyenderkan Rachel di bahu lebar nya. Rachel menggeliat sedikit menyamankan posisi nya. Nathan tersenyum melihat Rachel. Ia menggenggam tangan Rachel.

"Maaf ann,  karena sudah tidak mengingat mu selama ini. Apa kau baik baik saja tanpa aku?"

Sebelah tangan Nathan mengelus rambut Rachel. Ia mencium kening rachel.

Ukhuuukk..

Nathan kaget mendengar ada yang batuk ia melihat kedepan.

"I got you nath" Ivar sudah bangun dan melihat Nathan mencium rachel. Nathan panik dan menyenderkan kepala Rachel ke sofa kembali.

Ia menghampiri Ivar dan menyuruhnya untuk diam. "Are you okay?"

Ivar mengangguk. Ia menatap melihat Rachel. "Sudah berhubungan lama nath?"

Nathan mengangguk, "aku melupakannya, kau ingat kejadian di Rotterdam dulu kan aku rasa itu ramai sampai masuk berita"

Ivar mengangguk memang saat itu berita Nathan cedera sempat menyita perhatian publik.

"Lalu dia tau kau sudah mengingatnya?"

Nathan menggeleng. "Aku tidak tau harus memberi tahunya dari mana"

Ivar bangkit ingin memberi tahu Rachel namun gerakan nya kalah cepat dari Nathan sampai mereka menimbulkan kebisingan.

Rachel terbangun. Ia melihat Ivar yang sudah duduk dengan Nathan.

"Are you okay? Apa yang kau rasakan?"

Rachel mengambil stetoskop dan memeriksa Ivar.

"Tidak ada aku sudah cukup baik baik saja"

Rachel mengangguk. Dan mempercepat jalan infus nya. Air infus langsung mengalir cepat.

"Aku akan mencabut infus nya nanti setelah ini habis. Aku keluar dulu sebentar"

Nathan melihat Rachel keluar. Dan langsung menatap tajam Ivar. "Jangan coba coba untuk memberitahu nya"

Ivar mengangguk dan tersenyum menyebalkan di depan Nathan. Rachel kembali masuk setelah memanggil Vani.

Vani melepaskan infusan nya. Rachel hanya diam melihat nya. Nathan menghampiri Rachel. Rachel menoleh "bukankah sudah ku bilang kau harus tidur nath?"

Nathan mengangguk. "Setelah ini aku tidur"

Vani sudah selesai dengan tugas nya. Vani mengajak Rachel untuk kembali ke kamar namun sebelum itu Rachel memperingati Ivar dan Nathan. Muka nya jauh lebih serius dari biasanya bahkan Nathan belum pernah melihat Rachel menatap nya begitu.

"Jaga kesehatan mu Ivar. Aku akan melaporkan keadaanmu pada coach shin. Dan kau nath. Jangan coba coba mengganggu nya!"

Nathan dan Ivar mengangguk patuh. Rachel pergi ke kamar nya menyisahkan mereka berdua.

.
.
.
.



Aku kembali lagi mungkin agak malam, di tunggu yaa semua✌

Always Back To You | Nathan Noel Tjoe A OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang