25. Komentar Netizen

19 1 0
                                    

"Cie, Chef Kenan romantis banget!"

"Gak nyangka Chef Kenan bisa imut juga!"

"Aku biasa liat dia di TV, dia ganteng dan galak banget. Ternyata aslinya manis ya?"

"Ah, ngiri banget! Mas Kenan kenapa udah nikah sih?"

Kolom komentar akun Instagram Kenan masih banyak dipenuhin sama komentar orang-orang. Dari yang kenal Kenan, sampe orang asing. Tepatnya, di sebuah postingan yang gak sengaja gue upload di akun Kenan tadi malem. Foto selfie gue sama Kenan, dengan posisi Kenan yang lagi cium pipi gue.

"Dia serius istrinya Chef Kenan?"

"Masa sih udah nikah? Kapan pacarannya?"

"Ternyata biasa aja ya ceweknya."

"The real cowok ganteng tuh emang gak memandang fisik. Tapi giliran cowok muka pas-pasan, sok pengen cewek yang perfect."

"Hah? Serius nih? Gue pikir Chef Kenan sama Chef Rania. Jujur, lebih cocok sama Chef Rania sih. Tapi ya udah deh, selama Chef Kenan bahagia."

Yap, komentar-komentar dari orang-orang asing justru lebih nyakitin. Orang-orang yang kenal Kenan sih justru kasih komentar yang positif, mereka malah ngeledek sikap Kenan yang ternyata bisa bucin juga. Tapi, dibanding komentar dari orang yang dikenal Kenan, lebih banyak komentar dari orang asing yang sama sekali gak Kenan kenal. Ya ampun, gue nyesel deh.

"Kikan, ngapain sih masih bacain komentar orang random di postingan itu? Ngerusak mood pagi kamu, lho," tegur Kenan begitu masuk ke mobil, dan dia langsung mengambil alih handphone gue untuk ditaruh di dashboard.

"Kamu kenapa sih gak mau ngehapus foto itu?" tanya gue dengan lemah.

"Kalau aku hapus foto itu, setelah banyak dikomentarin kaya begitu, bukannya aku malah kelihatan nyesel? Aku gak mau."

"Tapi ... Kamu gak malu?" tanya gue sambil menyenderkan kepala di senderan jok mobil.

"Satu-satunya yang bikin aku malu karena foto itu adalah, aku dibilang imut dan bucin," jawab Kenan sambil mulai mengendarai mobilnya menuju restoran The Stalker Restaurant.

"Bukannya emang bener?" tanya gue.

Kenan menahan napasnya, kemudian dia menghembuskan pelan.
"Iya, tapi ... Gak perlu diumbar."

"Maaf, ya ... Ini salah aku."

"Aku juga yang salah sih," jawab Kenan.

"Kamu gak salah, aku yang salah."

"Aku juga salah, Kikan."

"Tapi kan aku yang iseng mau upload foto itu ke akun Instagram kamu."

"Tapi aku gak hati-hati waktu cium kamu semalem, sampe postingan itu kekirim beneran. Iya kan?" balas Kenan. Tapi menurut gue, tetep salah gue. Kalau pun semalem Kenan gak nyium gue, pasti gue dengan bodohnya akan upload foto itu.

"Tetep aja aku salah."

"Kita berdua salah."

"Ya udah, maaf," ucap gue sekali lagi.

"Kalau kata 'maaf' bisa dituker uang, kayanya kamu orang paling kaya deh di sini," ledek Kenan yang sama sekali gak bikin gue ketawa. Boro-boro pengen ketawa, gue keinget terus sama kata-kata mereka yang komentar tentang gue di postingan itu. Emang gue sejelek itu? Atau gue sebiasa itu? Ya, kalau dibandingin Chef Rania emang jauh sih.

"Udah jangan dipikirin, sayang," ucap Kenan sambil mengusap-usap kepala gue dengan satu tangannya.

"Nanti kamu gimana di dapur ngadepin anak-anak di resto?" tanya gue.

I'M WITH YOU (Sequel Thank You Chef)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang