"Lo harus bilang semuanya ke Kenan, Ki. Gimana pun, ini kan menyangkut dia juga. Dan, menurut gue sih, Kenan tahu soal hantu yang ngikutin dia itu, mungkin dia akan jadi lebih hati-hati."
Rama bener. Kalau Kenan tahu, mungkin dia akan kepikiran. Tapi seenggaknya dia jadi lebih hati-hati dan waspada.
"Kikan, sayang!"
Lamunan gue buyar waktu denger panggilan Kenan. Dia udah pulang ternyata. Tumben langsung nyariin sambil manggil-manggil nama gue.
"Kikan!"
"Di sini! Di dapur, Chef!" sahut gue sambil menutup rice cooker setelah gue pindahin nasinya ke wadah nasi.
"Oh, gak keliatan soalnya."
Oke, dia lagi ngeledek tinggi badan gue pasti.
"Pulang-pulang, udah ngajak ribut."
Kenan ketawa, dan tiba-tiba dia memeluk gue. Keliatan seneng banget kayanya si Kenan. Terus, Kenan yang masih meluk gue, dengan cepat mengangkat gue duduk di meja dapur.
"Paspor kamu bentar lagi jadi, karyawan juga cepet banget belajarnya dan ..." Kenan mengeluarkan handphone-nya dan menunjukkan ke gue aplikasi pemesanan tiket liburan online.
"... Aku udah pesen buat kita ke Paris. Kita jadi honeymoon," imbuh Kenan tersenyum kecil. Gue ikut tersenyum sambil ngeliat apa aja yang udah Kenan pesen. Ternyata sampe ke kamar hotelnya pun udah dia siapin.
"Chef ... Berarti kalau honeymoon, kita berdua aja kan yang ke sana?" tanya gue mempertegas.
"Iyalah, Kikan. Masa kita mau ngajak-ngajak Ikhsan atau Nisa gitu?"
Gue terkekeh pelan, sambil mengembalikan handphone Kenan lagi.
"Aku gak sabar banget ke Paris. Mau ..."
"Liat menara Eiffel?" tanya Kenan. Tapi gue menggelengkan kepala.
"Bukan, tapi pengen makan croissant sama creme brulee dari tempatnya langsung," jawab gue tersenyum lebar.
"Jadi sekarang kamu pengen belajar pastry?" tanya Kenan sambil menggulung lengan kemejanya sampai siku. Mukanya Kenan keliatan cerah dan berseri-seri banget padahal dia baru pulang kerja.
"Udah lama sebenernya. Waktu di kampus, aku liat anak-anak bikin macem-macem pastry, lucu deh. Terus ada chef dari Prancis langsung. Dia praktekin bikin french bread, keren banget deh," jelas gue teringat masa-masa kuliah yang sangat sebentar itu.
"Gitu doang sih, aku juga bisa," sahut Kenan lagi-lagi menyombongkan diri.
Kali ini gue gak mau mencibir Kenan, jadi gue cuma ketawa menanggapinya. Mata gue sesekali melirik ke sekitar Kenan, tepatnya di belakang. Tapi, gue gak menemukan hantu perempuan itu.
"Kenapa?" tanya Kenan yang ikut menoleh ke belakang, ke arah yang gue perhatiin dari tadi.
"Gak apa-apa," jawab gue tersenyum.
"Kamu liat ..." Kenan menghentikan kalimatnya, terus raut wajah dia berubah jadi kikuk.
"Udah gak usah dibahas," imbuhnya sambil menjauh dari gue dan menengok ke arah makanan yang udah gue siapin.
Kenan kayanya beneran udah gak mau bahas yang hantu-hantuan lagi. Gimana caranya gue bilang soal hantu perempuan itu?
"Ki, kamu yang masak gurame asam manis ini?" tanya Kenan terlihat antusias.
"Iya, dong!" sahut gue segera turun dan menghampiri Kenan.
"Pake resep di resto aku?" tanya Kenan dan gue mengangguk sambil cengengesan. Mungkin Kenan bosen sama masakan ini. Tapi gimana lagi, kalau pake resep yang lain gue malah takut gagal jadinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M WITH YOU (Sequel Thank You Chef)
RomanceHubungan Kikan dan Kenan merenggang karena sebuah tragedi yang terjadi pada Kikan di kampus barunya. Meski begitu, Kenan tak berhenti memperjuangkan hubungan mereka hingga akhirnya dia nekat langsung melamar Kikan. Pernikahan mereka yang mulanya te...