HAPPY READING!
"Ikhlas saja ternyata tidak cukup."
⏳⏳⏳
"Kenapa sikap lo beda?"
"Ha? Apa sih?" Jika ada hal paling membuatnya pusing di dunia, adalah kehidupannya yang sekarang. Zayyan sudah berusaha untuk menerima takdir bahwa ini adalah kehidupannya yang baru. Tapi lagi-lagi hatinya ingin menangis. Kenapa dia tiba-tiba merasakan sakit? Apalagi saat menatap mata Bhima. Ya, orang yang ada di hadapannya saat ini adalah abangnya, Bhima.
"Jadi yang dibilang Bi Reni benar?"
"Bilang apa sih?" Zayyan mulai frustasi.
"Amnesia."
"Nggak kok. Gue masih inget semua penyiksaan yang kalian lakuin." Netranya memanas, menatap Bhima yang masih berekspresi datar.
"Jadi lo nggak inget kejadian satu bulan lalu?"
Tuhan... Apalagi ini?
Zayyan menghela napasnya kasar. "Gue nggak inget apapun kejadian empat tahun terakhir," jawabnya pasrah. "Jadi tolong, kalau mau main-main sama badan gue, nunggu agak mendingan dulu. Gue capek."
"Zayy..." Bhima menjeda ucapannya, ia sedikit menunduk menatap netra adiknya yang mulai berkaca-kaca. "Ck! Nggak jadi." Cowok itu langsung meninggalkan Zayyan. Ia juga tidak tahu, perasaanya benar-benar kacau. Zayyan melupakan kejadian yang sangat istimewa bagi Bhima. Apakah ia harus merasakan kecewa?
Sedangkan Zayyan memandangnya aneh. "Nggak jelas banget." Cowok itu reflek menghela napas lega, tangannya mengelus dada merasakan sesak. Entah kenapa ia tadi ingin menangis, padahal Bhima tidak melakukan apapun.
***
"Lama banget sih tuh anak." Leon memakan batagornya sambil berceloteh menunggu Zayyan kembali. "Udah hampir masuk, ini juga sotonya mulai dingin."
"Sabar." Shaka sedikit jengah mendengar Leon yang dari tadi tidak bisa diam. Telinganya sedikit panas.
"Kalau bisa emosi kenapa harus sabar?!"
"Terserah."
Leon kembali memandang pintu masuk kantin. Bibirnya sudah manyun karena kesal. Tak begitu lama, Terlihat Zayyan yang berlari kecil menghampiri mereka.
"Maaf, agak lama."
"Lama banget anjir. Liat tuh soto sampe udah dingin. Padahal tadi gue bawa panas banget!"
Zayyan nyengir dan meraih semangkuk soto yang memang sudah dingin itu. "Tadi ada kendala perut gue kayanya bermasalah jadi agak lama." Itu hanya alasan. Tidak mungkin juga dia memberi tahu kalau habis ketemu abangnya kan?
Leon yang mukanya kesal, jadi memandang Zayyan khawatir. "Perut lo sakit? Kenapa?"
"Eh, nggak nggak. Udah baikan kok."
"Kalau ada apa-apa bilang sama kita." Shaka pun ikut bersuara. Cowok itu bisa membaca raut wajah Zayyan yang tengah berbohong.
Zayyan mengangguk saja, kemudian menikmati makanannya dalam diam. Otaknya masih memutar ucapan Bhima tadi. Satu bulan lalu? Kejadian seperti apa yang membuat Bhima menanyakannya? Zayyan jadi penasaran. Lagian kenapa ingatannya begitu terbatas? Merepotkan.
***
"Lex, Milea noh di depan." Devin yang baru saja kembali dari kantin, melihat seorang siswi yang ia kenali berdiri di depan kelasnya. Milea tersenyum, tapi tidak Devin hiraukan. Cowok itu justru langsung masuk dan mengabari temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zayyan's Different Life ✓
Novela JuvenilKeluarga harmonis adalah impian setiap orang. Dan Zayyan sudah mendapatkannya. Zayyan Ruby Abraham namanya. Ia lahir dari keluarga yang sangat sempurna, pengertian, dan selalu membuatnya terus bersyukur. Sedangkan di lain tempat, Zayyan Ghifariel. T...