08. Thunderous

563 87 6
                                    

HAPPY READING!

⏳⏳⏳

"Emang dasar sampah anjing! Nggak guna, bajingan! Bisa-bisanya mereka giniin lo. Pengen gue tonjok muka mereka satu-satu!" Leon terus mengumpat membuat Zayyan yang mendengarnya merasa jengah.

"Udahlah lo nggak capek apa ngoceh mulu?" Zayyan duduk di brankar UKS. Tangannya sibuk mengompres pipinya yang terkena pukulan Alex tadi. "Gue aja yang denger capek."

"Nggak!" Leon menarik kursi dan mendudukinya. "Gue makin benci sama Bianjing. Bisa-bisanya dia lebih percaya sama cewek jadi-jadian itu dari pada sama lo."

"Kok heran?" Shaka ikut buka suara. "Emang pernah dia di pihak Zayyan?"

"Ya enggak si. Tapi setidaknya lihat dua sisi lah. Lagian tuh cewek kenapa sih?"

"Gue juga nggak tau," jawab Zayyan acuh.

"Milea lepas dari Dilan ngga sih jadi begitu kelakuannya?"

Shaka menoyor kepala Leon gemas. "Beda!"

"Ya lagian, liat mukanya aja pengen gue tampol sumpah! PPB tuh, polos polos bangsat!"

Zayyan terkekeh melihat ekspresi Leon yang berbicara menggebu-gebu. "Gue juga heran. Apa tujuan dia fitnah gue gitu coba. Padahal jelas-jelas dia jatuh sendiri."

"Sebelumnya lo kenal dia nggak?" tanya Shaka serius.

"Gue lagi coba ingat-ingat. Tapi dia emang nggak asing sih."

"Udahlah ngapain juga manusia begitu dipikirin. Mending sekarang lo pikirin diri sendiri. Mau di sini apa pulang aja?" Leon menatap Zayyan dengan khawatir.

Zayyan yang ditatap seperti itu hanya menghela napas jengah. "Gue cuma kena gampar dikit, bukan sekarat. Ini mah udah biasa kali."

"Iya deh si paling tahan banting!"

***

Bhima bangun dari tidurnya. Ucapan Bagas memang tidak pernah main-main. Bhima benar-benar mendapat banyak cambukan pagi buta tadi karena berani melawan ancamannya semalam.

Cowok itu membuka ponsel, dan langsung menemukan sebuah postingan dari base sekolahnya. Ia sangat hafal, di sana terlihat teman-temannya dan Zayyan sedang berdebat dan siswa siswi di sekelilingnya hanya menonton. Bhima menonton video itu dengan tenang, sampai di mama Alex maju dan memukul Zayyan membuat Bhima mengepalkan tangannya dan menatap layar ponsel dengan tajam.

"Sialan!"

Ia membuka kolom komentar, banyak yang menghujat Zayyan karena merasa Milea benar. Banyak juga yang merasa kasihan pada Zayyan karena Bian yang notabenenya kakak Zayyan justru memarahi dan menuduh Zayyan habis-habisan.

"Zayyan nggak mungkin sengaja kan?"

Apakah Bhima masih meragukan Zayyan? Apakah Bhima benar-benar tulus untuk berbaikan dengan Zayyan? Kenapa sepertinya perasaannya masih meragukan Zayyan?

***

"Lo yakin mau pulang sendiri? Kita anter deh." Leon sedari tadi sibuk membujuk Zayyan yang ingin pulang sendirian.

"Yakin, Le. Udah sana kalian pulang. Gue juga ada urusan sedikit," jawab Zayyan.

Leon menghela napas kasar. "Yaudah. Kalau ada apa-apa telepon aja ya."

Zayyan's Different Life ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang