"Terkadang, curiga itu perlu."
⏳⏳⏳
Deandra Wally. Si ketua osis yang tegas dan berwibawa. Semua murid bahkan guru di Armada High School tahu bagaimana seorang Dean jika diganggu saat sedang dalam mood yang tidak baik. Contohnya sekarang, seorang siswa dari sekolah sebelah tiba-tiba menabrak Dean dan menumpahkan minuman di baju cowok itu.
"Sorry sorry, lagian lo ngapain si berdiri di situ?" tanya siswa itu dengan nada cuek. Seperti tidak merasa bersalah sama sekali. Membuat Dean menaikkan kedua alisnya sedikit heran.
"Lo salah." Hanya kata singkat itu yang keluar dari mulut Dean.
"Ya terus gue harus gimana? Minuman gue juga udah tumpah."
Dean menghela napasnya kasar. Cowok itu sudah melipat bibirnya ke dalam menahan amarah yang ingin meledak. Tolonglah... Mood-nya hari ini sedang sangat tidak baik. Setelah menghadapi Bian tadi, dia masih berusaha menjalankan tugasnya sebagai ketua osis.
Tapi lihatlah, dengan lancang siswa di depannya semakin merusak ketahanannya sejak tadi. Seragamnya basah sampai celana dan sepatunya ikut basah. Dan dia benci kotor! Minuman yang tumpah itu berwarna coklat pekat.
"Ganti rugi."
"Yaelah ketumpahan minuman doang."
Murid lain yang menyaksikan sudah memandangi siswa itu was-was. Wajah Dean sudah sangat terlihat menahan amarah. Urat di leher cowok itu pun sudah terlihat. Sepertinya Dean sangat menahan untuk tidak membogem seseorang di depannya.
"Bang! Gue mau nany-- anj! Seragam lo kenapa?"
Zayyan baru saja ingin bertanya tentang jam pertandingan di mulai. Ia sangat bosan menunggu dan hanya duduk di tribun. Tapi saat mencari Dean, beberapa siswi hanya menunjuk sebuah kerumunan. Berhubung Dean memang tinggi, cowok itu terlihat saat Zayyan berjinjit. Setelahnya, Zayyan langsung menghampiri Dean yang ternyata tengah berdebat.
"Nggak papa. Mau nanya apa? Ayok ke ruang osis." Dean merentangkan satu tangannya pada Zayyan untuk merangkul cowok itu. Badan Zayyan itu lebih pendek darinya, jadi lebih nyaman saja.
Semua murid yang menonton sudah melongo melihat Dean yang persekian detik merubah ekspresinya saat adik kelas itu datang. Bahkan, siswa yang tidak sengaja menabrak Dean itu sudah mendengus kesal.
"Yah... Nggak jadi gelut dong gue?"
***
Alex memandangi Bian jengah. Cowok itu sejak tadi tidak fokus dan selalu melihat ke arah ponsel. Alex langsung merampas benda pipih itu dan menyimpannya.
"Anjing! Siniin HP gue, Lex! Lo apa-apaan sih?" protes Bian.
"Apa-apaan kata lo? Gue dari tadi ngomong nggak lo dengerin. Lo asik liatin HP terus itu maksudnya apa ha?! Kita bentar lagi main anjing!" Alex yang sudah kepalang emosi diabaikan akhirnya meledakkan emosinya.
"Shh... Udah, Lex. Kita fokus dulu." Bhima menghampiri dan menarik Lex untuk duduk. Cowok itu terlihat masih menatap tajam Bian yang hari ini sangat menyebalkan.
Tolonglah... Alex itu kapten. Dia sudah berlatih dan mempersiapkan semua anggotanya dengan baik sampai hari ini. Hari yang mereka nantikan. Kalau seperti ini, bagaimana mereka bisa bekerja sama dengan baik?
"Lagian lo ngapain si, Bi?" tanya Devin. "Ngabarin cewek lo?"
Bian mengabaikan Devin yang selalu seperti cenayang itu. Dia hanya ingin memastikan sesuatu. Entah kenapa perasaanya sejak tadi sudah tidak enak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Zayyan's Different Life ✓
Teen FictionKeluarga harmonis adalah impian setiap orang. Dan Zayyan sudah mendapatkannya. Zayyan Ruby Abraham namanya. Ia lahir dari keluarga yang sangat sempurna, pengertian, dan selalu membuatnya terus bersyukur. Sedangkan di lain tempat, Zayyan Ghifariel. T...