22. Kisah Regi

617 85 23
                                    

"Dua luka yang belum terbiasa bersama. Hanya waktu yang menemani perjalanannya."

⏳⏳⏳


"Zayyan, sudah makan?" Jerry berjalan mendekati Zayyan yang tengah duduk di ruang tengah sambil membawa secangkir kopi. Anak itu terlihat serius menonton kartun si anak kembar berkepala botak.

Zayyan menoleh dan mengangguk. "Sudah kok tadi, Pi."

Jerry tersenyum dan menepuk-nepuk puncak kepala ponakannya. Pria itu duduk di sebelah Zayyan dan mengamati wajah yang tengah serius menonton televisi itu.

"Bagaimana sekolahnya?"

"Biasa-biasa aja," jawab Zayyan tanpa menoleh.

"Gimana perasaannya?"

Pertanyaan kali ini membuat Zayyan diam sebentar dan langsung menoleh pada Jerry dengan pandangan bertanya-tanya. "Perasaan yang seperti apa maksud papi?"

"Tentang kamu dan mereka mungkin?"

Zayyan mengangguk mengerti. "Tidak ada yang berubah. Mereka datang hanya karena menyesal, bukan tulus menyayangi Zayyan. Begitu kan?"

Jerry diam, membiarkan Zayyan untuk berasumsi tentang itu sendiri. Pria itu menggeser tubuhnya lebih dekat dan menyenggol bahu Zayyan sambil tersenyum. "Mau dengar sebuah cerita?"

Zayyan tidak menjawab, tapi Jerry tetap melanjutkan kata-katanya.

"Dulu, ada tiga bersaudara yang saling menyayangi. Ketiganya laki-laki seperti Zayyan dan abang-abang yang lain. Tapi, ada suatu musibah yang terjadi sampai memecah belah mereka. Yang biasanya selalu bersama, bercanda dan ceria setiap harinya. Berganti menjadi saling diam dan hari-hari mereka menjadi suram. Zayyan mau tau penyebabnya?"

Zayyan yang sedari tadi diam menyimak, akhirnya mengangguk saja. Jerry tersenyum tipis sambil mengelus kepala Zayyan dengan sayang.

"Satu di antara mereka bertiga pergi untuk selama-lamanya. Dan satu yang lain selalu menyalahkan dirinya sendiri atas kematian kakaknya. Dia, Regi Pandu Umbara."

Zayyan reflek melebarkan matanya mendengar nama yang Jerry ucapkan. "Papa?"

Jerry mengangguk dan melanjutkan cerita.

"Papi dan Papamu sebenarnya punya kakak, namanya Roby. Papi bukan anak pertama, tapi anak tengah. Dan papamu anak terakhir. Ya, bisa dibilang bungsu seperti kamu? Waktu itu saat Kak Roby kelulusan SMA, kita sekeluarga pergi ke pantai untuk merayakannya." Jerry sempat menghela napasnya yang mulai sesak sebelum melanjutkan ceritanya.

"Tapi, saat yang lain sedang asik mengobrol dan bercanda di pinggir pantai, tiba-tiba Regi berteriak karena hampir kebawa ombak ke laut sana. Hal itu tentu saja membuat semua orang panik dan Kak Roby dengan beraninya langsung berlari dan menyelamatkan Regi. Dia berhasil dan hampir sampai di tepian. Tapi tiba-tiba ombak besar menghajar mereka."

Zayyan sangat meresapi apa yang sedang Jerry ceritakan. Ia ikut merasakan tegangnya suasana jika dirinya ada di sana.

Jerry tersenyum melihat Zayyan serius mendengarkannya. "Kak Roby sempat membopong dan melemparkan Regi sangat keras ke pantai. Tapi dia gagal untuk menyelamatkan dirinya sendiri."

"Maksud papi?" Zayyan langsung duduk tegak. Cukup terkejut dengan fakta yang baru saja ia dengar.

"Kak Roby terbawa ombak ke tengah laut. Semua orang histeris saat tubuh itu benar-benar hilang sampai sekarang. Kita sudah berusaha mencari bahkan tim sar sampai undur diri karena berbulan-bulan kita tidak bisa menemukan jasad kakak."

Zayyan's Different Life ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang