19. Comeback

763 89 33
                                    

HAPPY READING!

"Memikirkan perasaan orang lain memang perlu. Tapi memikirkan diri sendiri itu harus. Jangan egois dan membiarkan diri sendiri tersakiti terus menerus. Ayok bahagia!"

⏳⏳⏳⏳

"Aaakkk! My bae comeback!" Leon berlari di koridor sekolah saat melihat Zayyan ada di sana. Cowok itu langsung menubruk tubuh kecil Zayyan dan memeluknya erat. Rasanya sudah sangat lama tidak melihat Zayyan memakai seragam sekolah seperti ini.

"Shh... Sakit anjir!" keluh Zayyan langsung mendorong tubuh Leon menjauh. "Lo mau buat gue masuk rumah sakit lagi?!" tanyanya dengan kesal.

Leon hanya nyengir kuda dan kembali merangkul Zayyan. "Lo kok abis sakit kayanya mengecil sih? Pendeknya berapa?"

"Ngeledek banget mentang-mentang tinggi." Zayyan menatap Leon sinis. Sangat muak dengan wajah tengil cowok itu.

"Fakta bro!" kilah Leon. Zayyan hanya menatapnya malas.

"Shaka mana?" tanyanya saat tidak melihat sahabatnya yang satu itu. Biasanya Leon kan selalu lengket dengan Shaka.

"Agak telat kayaknya tuh anak semalem pulang pagi."

Zayyan reflek menoleh. "Abis ngapain lo pada?!" tanyanya curiga.

"Nggak ngapa-ngapain anjing! Semalem harusnya jam sepuluh udah balik. Eh di jalan ketemu orang kecelakaan gitu, jadi kita bantuin. Eh berujung nungguin sampe jam dua pagi."

"Siapa yang kecelakaan?"

"Orang lah!"

Zayyan memandang malas Leon. "Ck! Ya gue juga tau itu orang. Masa setan!"

Leon tertawa. "Santai dong. Nggak kenal si soalnya udah bapak-bapak juga kasihan."

Zayyan membulatkan mulutnya sambil mengangguk. Mereka hampir saja sampai di kelas jika tidak ada yang tiba-tiba datang dan menghalangi jalan. Orang itu berhenti di depan Zayyan dan Leon. Bukannya berkata sesuatu, dia hanya menatap intens Zayyan sampai membuat yang ditatap kesal bukan main.

"Udah liatin guenya? Sekarang awas!" Zayyan menggeser tubuh Bhima yang jelas-jelas lebih besar darinya. Ya, orang itu adalah Bhima. Saat Zayyan berusaha melewatinya, Bhima segera mencekal tangan adeknya itu.

"Gue mau ngomong sama lo."

"Gue nggak mau. Lepas!" Zayyan dengan keras menghentakkan tangannya dan langsung terlepas dari cekalan Bhima. Cowok itu tanpa basa-basi meninggalkan Bhima dan Leon yang masih menatap keduanya bergantian dengan cengo.

"Wih... Berasa ditolak cintanya ya, Bang?" kata Leon dengan muka tengilnya membuat Bhima menatapnya datar. Cowok itu kembali melihat kepergian Zayyan dan menghela napas pelan. Ia berbalik lalu pergi begitu saja. Leon yang melihatnya hanya mendecih sinis. "Nah kan mampus! Udah mulai aja nih drama."

Setelah bergumam sendiri, cowok itu menolah kanan dan kiri. Lalu melihat Zayyan yang sudah sampai di depan kelas.

"WOY JAY! TUNGGUIN!"

***

Sepertinya, cuaca hari ini cukup cerah. Matahari bersinar indah, langit tampak biru minim polusi, dan udara yang terasa sangat menyenangkan. Tapi tidak dengan suasana hati Devin yang tengah sesak. Apa yang dia rasakan sekarang, tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Devin duduk di tepian kasurnya sambil menunduk melihat sebuah foto di tangannya. Cowok itu berekspresi datar dan terlihat sangat muak. Sudah berulang kali ia melihat ayahnya yang bermain dengan wanita setelah bercerai dengan ibunya. Tapi untuk kali ini, ia sedikit terkejut. Apakah dunia sesempit itu?

Zayyan's Different Life ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang