"Hati-hati dalam berbicara. Terkadang, tanpa kita duga, satu kata saja bisa menghancurkan hati seseorang."
⏳⏳⏳
"Atha sialan!" umpat Bhima tapi tetap mendekat dan menyalami om-nya dengan sopan. Bagaimanapun, mereka tetaplah keluarga.
"Mulutnya. Nggak boleh gitu ya adek," ledek Atha yang membuat Bhima menatapnya datar. "Lo nggak mau peluk gue?" lanjutnya sambil merentangkan tangan.
Bhima mengabaikan pertanyaan Atha. Cowok itu kembali memandangi Jery yang tidak ada perubahan walaupun sudah bertahun-tahun tidak berjumpa. "Om apa kabar?"
Jery tersenyum tipis menepuk-nepuk kepala Bhima pelan. "Baik dong. Kamu sendiri gimana?"
Bhima mengangguk. "Baik kok."
"Ck! Kacang-kacang!" Atha berjalan melewati tengah-tengah Bhima dan Jery karena merasa kesal diabaikan. "Bisa-bisanya gue dicuekin," ucapnya kemudian.
Bhima masih memandangi Atha yang tengah berjalan ke arah Bian dengan datar. "Masih sama ya om?"
"Ya begitulah."
Atha berhenti tepat di depan empat orang yang sedari tadi hanya menyimak. Cowok itu memandangi satu-satu wajah yang cukup asing baginya. Lalu memandangi aneh satu-satunya gadis yang duduk di antara para cowok.
"Lo kenapa sih?" tanya Bian muak. Atha memandangi teman-temannya sangat aneh.
"Nih cewek siapa?" Atha menunjuk Milea membuat gadis itu mendadak gugup. Walaupun sikap Atha agak aneh, tapi tidak bisa dipungkiri wajah cowok itu sangatlah tampan.
"Kenapa emang? Dia temen gue."
Atha membulatkan mulutnya. "Nggak tau malu aja si kumpul sama cowok sendirian." Mendengar itu, Milea meremat roknya merasa dipermalukan. Wajahnya sudah memerah menahan amarah. Baru pertama kali ada yang mengatainya seperti ini. Biasanya, anak-anak di sekolahnya selalu iri melihat kedekatannya dengan pentolan sekolah.
"Apa sih datang-datang ngatain orang?!" Marah Bian tak terima.
Sedangkan Devin langsung menyemburkan tawanya. Wah, dia telah menemukan teman sefrekuensinya! Atha menoleh, menatap Devin aneh.
"Kenapa lo?" tanyanya.
"Gue setuju kata-kata lo!"
Atha tersenyum. "Nah kan! Gue emang nggak pernah salah kalau ngomong."
Alex yang dari tadi diam langsung meraih tangan Milea dan berdiri. Menatap Atha dan Devin dengan tajam seolah tidak terima.
"Lea, kita pulang sekarang!"
"Tapi, Kak. Kat--"
"Udah, pulang sekarang aja. Banyak setannya di sini."
Bian pun ikut berdiri hendak menghentikan Alex dn Milea. "Mau kemana sih? Nggak usah lu tanggepin tuh orang emang agak-agak."
"Heh! Siapa yang lo bilang agak-agak!" protes Atha sambil memasang wajah garangnya membuat Bian menatapnya malas.
"Udahlah, ini emang udah sore juga mending gue balik." Alex kembali melangkahkan kakinya sampai melewati Jery dan Bhima yang sejak tadi masih berdiri di sana. Masih menggandeng tangan Milea, cowok itu tersenyum tipis dan menghilang di balik pintu.
Sementara Devin terdiam, ia seperti anak hilang yang terasingkan. Apalagi melihat Bhima dan Jery berjalan kemudian duduk di seberangnya. Apakah dia juga harus pulang?
"Lo sih anjir! Mulutnya kaya cewek." Bian mendudukkan dirinya dengan kesal. Melihat Atha yang dengan tampang tidak berdosanya justru tengah mengedarkan pandangannya. Seolah mencari sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zayyan's Different Life ✓
Novela JuvenilKeluarga harmonis adalah impian setiap orang. Dan Zayyan sudah mendapatkannya. Zayyan Ruby Abraham namanya. Ia lahir dari keluarga yang sangat sempurna, pengertian, dan selalu membuatnya terus bersyukur. Sedangkan di lain tempat, Zayyan Ghifariel. T...