29. Umbara Family

470 69 14
                                    

"Tidak ada salahnya memaafkan. Karena Tuhan mungkin telah mempersiapkan kejutan yang indah di balik sebuah keikhlasan."

⏳⏳⏳

Satu tahun lebih telah berlalu. Kesalahan dan penyesalan membuat banyak pelajaran bagi keluarga Umbara untuk menjadi lebih baik lagi. Di rumah besar yang semula dingin dan sunyi. Sekarang telah berubah menjadi rumah penuh kehangatan dan tawa bahagia. Takdir Tuhan memang seindah itu.

"Zayy... Lihat Hp abang nggak?!" teriak Bhima sambil memasuki kamar adiknya. Sementara yang ditanya masih menggelung di balik selimut sama sekali tidak terganggu oleh teriakan abangnya.

"Dih nih bocah. Mentang-mentang weekend ya. Bangun bangun!" Bhima menarik selimut tebal Zayyan dan menggoyangkan badan kecil itu agar segera bangun.

"Ish abang! Zayyan masih ngantuk. Awas sana!"

"Bangun dulu. HP abang ilang, kamu liat nggak?" Bhima kembali menggoyangkan badan Zayyan dengan brutal. Membuat anak itu menggeram kesal.

Zayyan terduduk dengan mata yang masih terasa sangat berat. Kemudian menguap lebar sampai bersuara keras. Tangannya ikut terangkat untuk menepuk-nepuk mulutnya.

"Nggak usah lebar-lebar itu mulut bau naga."

Zayyan menatap Bhima dengan malas. "Ganggu!"

"Bodo amat! Bantu abang cari HP cepetan ayok."

"Ih Zayyan nggak tau sumpah!"

"Terus kemana coba? Semalam kan abis ngegame kita langsung tidur."

"Ya nda tau kok tanya saya."

"Ck!" Bhima mulai menggeledah kamar Zayyan mulai mencari ponselnya. Siapa tau tertinggal di sini pikirnya. Zayyan pun hanya melihat dengan malas. Di pikirannya sekarang hanya ingin kembali tidur.

"Lo cari ini?" Bian tiba-tiba datang dan memutar-mutar sebuah ponsel di tangannya sambil menaik turunkan alisnya.

Melihat barang yang dicari ada di genggaman kembarannya, reflek membuat Bhima marah. "Kenapa ada di lo anjing!"

"Nggak sengaja tadi tangan gue ngambil sih."

"Mana bisa begitu."

"Bisa, buktinya ini." Bian kembali memamerkan ponsel di tangannya dengan senyuman meledek.

"Apa lo senyum-senyum gitu?" tanya Bhima mulai curiga.

"Jayy... Lo tau nggak?" Bian mulai mendekati adiknya yang masih di atas kasur. Cowok itu melompat dan duduk bersila di samping Zayyan.

"Apaan?"

"Bhima punya cewek njir!" teriak Bian membuat Bhima melotot.

"Diem bangsat!" panik Bhima sambil mencoba merebut ponselnya yang masih ada di Bian. "Siniin HP gue!"

Zayyan tertawa melihat wajah Bhima yang sudah memerah.

"Namanya Chaca, Zayy. Liat nih fotonya!" Bian menunjukkan foto seseorang yang ada di ponsel Bhima. "Padahal baru kenal beberapa bulan di kampus." Bian kembali bersuara heboh membuat Bhima semakin malu. Ingin rasanya dia menyumpal mulut kembarannya itu sekarang juga.

Ini pertama kalinya Bhima dekat dengan seorang perempuan. Tentu saja dia malu karena terkesan sangat newbie. Mereka sudah kuliah lho. Dari dulu, mana ada kepikiran buat ngebucin.

"Cie... Bang Bhima," goda Zayyan membuat Bhima memalingkan wajahnya. Malu cuy!

Zayyan dan Bian pun saling tatap dan tertawa lepas. "CIE..." Kompaknya membuat telinga Bhima semakin memerah.

Zayyan's Different Life ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang