pooh dengan senang mengendarai mobilnya menuju tempat tinggal pavel di bangkok.
Setelah sampai diapun langsung mengetuk pintu, tak lama pintupun terbuka dan menampilkan pavel yang sudah tersenyum menyambutnya.
pooh segera memeluk pavel erat.
"pooh..."ucap pavel
pooh melepaskan pelukannya, dan mencuri ciuman di bibir pavel.
"pooh...kau ini"
"hehe..dimana tin?"
pavel menarik pooh menuju kamarnya dan melihat tin yang sedang bermain sendiri dengan mobil mainannya.
pooh terseyum lebar dengan mata yang hampir menangis.
"tinn.."panggil pavel sehingga membuat tin menengok
"mumu"ucap tin
pavel menghampiri tin dan menggendongnya
"lihat siapa yang datang"ucap pavel seraya menunjuk pooh yang masih ada di ujung pintu
pooh menelan ludahnya, matanya sudah berkaca kaca, hatinya sangat bahagia campur haru. diapun perlahan mendekati pavel dan anaknya.
"hai..."sapa Pooh kaku
"pupu.."ucap tin tersenyum saat Pooh mendekatinya
"kau mengingatku?bolehkah pupu menggendongmu?"tanya pooh dengan senyuman ramah
tin tersenyum senang sambil melentangkan kedua tangannya. pooh pun segera meraih anaknya itu dan memeluknya erat.
air matanya jatuh seiring tubuh kecil itu bisa dia rengkuh , sungguh dia tidak menyangka, dirinya akan menjadi seorang ayah secepat ini.
pooh sedikit terisak karena hatinya terhenyut mengingat dirinya yang tak bisa menemani anaknya sejak dalam kandungan.
perasaannya sangat sakit, dia merasa dirinya tidak pantas menjadi orang tua karena sudah menelantakan keberadaannya.
seolah tahu apa yang pooh pikirkan , pavel mendekati mereka. dia menatap wajah pooh yang sudah basah lalu mengusapnya lembut
"semua ini bukan salahmu, semua sudah berlalu, jadi jangan merasa bersalah lagi. hm?"ucap pavel
pooh tersenyum dan mangangguk, lalu mengusap lembut pipi tin dan menciumnya. tin tersenyum geli dengan tangan kecilnya yang menyentuh pipi pooh yang basah.
pavel juga sedikit menetaskan air matanya karena terharu, adegan pelukan ketiganya pun terlihat indah di temani matahari pagi yang kian naik.
***
pooh dan pavel serta anaknya sudah sampai di apartemen pooh yang terbilang luas dan mewah.
tin langsung berlarian ke setiap sudut di ruangan itu, pooh tersenyum melihatnya. pavel juga ikut senang, diapun di tarik oleh pooh untuk melihat lebih dalam lagi tempat tinggalnya.
"Bagaimana phi? Kau suka?"tanya Pooh
"Hm aku tidak masalah dengan semuanya selagi itu bisa melindungiku dari hujan dan panas"jawab Pavel
Pooh tersenyum menanggapinya lalu meraih tangan Pavel dan menariknya ke kamar yang akan mereka tempati.
"rumahnya cukup besar untuk kau tinggal sendirian, apa kau tidak kesepian?"tanya pavel
"baru beberapa lama aku disini, memang cukup sepi tapi aku cukup sibuk untuk terus berada disini, jadi aku lebih banyak menghabiskan waktuku di kantor"
"ohhh baiklah tuan CEO"ucap Pavel dengan nada sedikit mengejek
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Destiny
Фанфикkarena kejadian tak terduga membuat pavel harus menghindari muridnya yang bernama pooh. namun di tahun ajaran baru, dirinya malah menjadi wali kelas dimana pooh berada hingga akhirnya dirinya mau tidak mau harus bertemu dengan anak itu setiap hari...