38. tears

923 100 19
                                    


Pavel tertegun mendengar perkataan Pooh, wajahnya menatap mata Pooh dengan air mata yang sudah mengalir.

"A..apa yang kau katakan?"tanya Pavel dengan suara bergetar

Pooh mengalihkan pandangannya.
"Aku akan menikahi Sonya seperti yang ayahku inginkan"ucap Pooh memperjelas perkataan nya

Pavel sangat shock dia bahkan tak bisa mengeluarkan kata apa yang ingin dia ucapkan

Dia menatap wajah Pooh berharap dia kembali menarik perkataannya itu

"Pooh.. apa kau serius?"tanyanya lagi, Pooh hanya terdiam menatap bayangan mereka di lantai

Pavelpun mendekat dan mencengkram kerah baju Pooh
"Aku tanya apa kau serius?!!!"teriaknya tak tahan

Pooh dengan mata basahnya akhirnya  menatap mata Pavel
"Ya"ucapnya tanpa ragu

Pavel menggelengkan kepalanya tak percaya dia mendorong Pooh melepaskan tangannya sendiri

"Apa kau berubah pikiran karena aku tidak mengakuimu ke publik?"

"Aku tidak masalah dengan itu phi. Tapi kau bahkan menyebut anakmu oh tidak, anakku. Itu keponakanmu. Aku merasa kau memang seharusnya tidak melahirkan tin jika kau tidak menginginkan nya!"

"Lalu siapa?? Siapa yang membuatku hamil dan meninggalkan ku begitu saja?!!"

"Jadi kau benar benar menyesal telah melahirkan anakku?!!"

"Poohh hiks... Aku tidak pernah berkata seperti itu, hiks...hikss ... Tin anakku. Keputusan ku yang ingin dia lahir, bisakah kau tidak membahas masa lalu lagi? Hiks..."

Pooh terdiam sesaat.

"Phii apa kau tahu seberapa cemburunya aku pada profesi mu itu, aku tak bisa lagi menggandeng tangan mu di depan umum, aku tak bisa lagi bicara banyak denganmu , menghabiskan waktu bersama keluarga kita dan pergi kencan denganmu, aku merasa kau sudah mendapatkan apa yang selama ini kau inginkan sebenarnya, terkadang aku sedikit menyesal karena telah kembali dan menjadi beban kebingungan mu"

"Poohh...hiks...hiks... Aku pikir kau akan mengerti, aku seorang aktor baru, siapapun tahu masuk dalam ke dunia hiburan seperti ini segalanya pasti akan menjadi berita"

"Dan itu tidak cocok denganku, aku tidak terlalu suka kamera, dan aku benci sandiwara "ucap Pooh lalu melenggang pergi keluar dari kamarnya

Pavel langsung terduduk di lantai sambil menangis, raungannya sampai terdengar ke kamar tin

Dan Pooh berada disana , Pooh menyenderkan tubuhnya di pintu menatap lantai

Air matanya sudah berjatuhan sejak dia bertengkar dengan Pavel, sebenanya ini berat. Pooh memendam semua perasaan nya selama ini. Dia berusaha untuk tidak mengungkit apalagi meminta Pavel untuk mengertikan dirinya.

Namun malam ini semua pecah begitu saja. Pooh merasa pavelnya telah Berubah sejak mereka kembali bertemu.

Pavel yang manja dan selalu menempel padanya kini hilang, hanya ada Pavel dewasa yang mandiri dan seolah Pooh memang tak ada dalam dunianya.

Meski dia senang saat Pavel juga bahagia namun ada rasa sepi dalam hatinya, ada kekosongan yang tak terisi sejak mereka kembali lagi.

Pooh sadar semua orang harus berubah dan pasti berubah. Tapi terkadang itu bisa baik atau buruk apalagi tentang perasaan.

Pooh sebenarnya sudah memikirkan semuanya, namun dia tetap bersabar berharap semuanya bisa kembali normal, dia Tidka masalah ketika Pavel memperkenalkan dirinya pada orang lain sebagai teman atau adik.

You Are My Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang