Suara sirine ambulance terdengar nyaring di tengah kota, mobil itu melaju cepat membelah jalanan.
Hingga merekapun sampai, ruang operasi pun segera di siapkan.
Sekretaris Lee dan dew menunggu di depan ruangan dengan darah yang sudah memenuhi tangan mereka.
Mereka hanya bisa menunggu kabar dua tuannya yang ada di dalam sana.
Namun tak lama dokter keluar,
"Maafkan saya, salah satu pasien sudah meninggal dunia sejak dalam perjalanan kami berusaha memberikan CPR dan bantuan lainnya, namun jantungnya tak lagi berdetak"Sekertaris Lee dan dew shock mendengar itu
"siapa yang anda maksud dok?"tanya dewTanpa menjawab, beberapa dokter dan suster mendorong satu pasien yang sudah tertutup kain putih untuk di bawa ke ruangan lain.
Dew dan lee tampak tidak percaya melihatnya, perasaan mereka sudah tak bisa di jelaskan, namun mereka mencoba untuk bertahan.
Perlahan tangan dew mencoba membuka kain putih itu untuk melihat wajah tuannya.
Dan saat kain itu tersingkap sedikit Lee membolakan matanya, tubuhnya langsung terasa lemah matanya mulai memerah
"Tuan kit.."gumam dew lalu melirik Lee yang sudah hampir jatuh jika tubuhnya tidak tertahan dinding di belakangnya.
Merakapub kembali menutupi wajahnya tuan kit dengan kain putih itu dan mendorong barkarnya jauh dari tempat dew dan lee berdiri.
Lee sudah terduduk dengan wajah basah, dia menangis, dew juga ikut merasakan perasaan sedihnya itu .
2 jam kemudian.
Operasi Pooh telah selesai dilakukan.
Hanya menunggu dia melewati masa kritisnya .Pavel akhirnya sampai setelah lama terjebak macet, dia berlari mencari ruangan yang sedang di tempati mantan pacarnya itu
Dengan kalap dia memanggil manggil nama itu seolah telah kehilangan dia begitu lama
Di tengah rasa khawatirnya, Pavel Akhirnya bertemu dengan dew sedang berbicara dengan dokter di depan ruang Mayat
Diapun segera menghampirinya
"Dew!"
"Oh tuan Pavel, baik terimakasih dokter"Dokterpun pergi darisana.
"Tuan Pavel, anda baik-baik saja?"tanya dew melihat Pavel yang ngos-ngosan dengan wajah yang sudah menangis
"Dimana ... Dimana Pooh?"tanya Pavel gemetar
"Tuan mohon tenang dulu, duduklah dulu"ucap dew seraya menuntun Pavel untuk duduk di kursi yang tak jauh darisana
Pavel akhirnya bisa lebih tenang setelah dew memberinya minum, namun wajahnya kembali khawatir saat dia sadar bahwa ruangan ini begitu sepi tak ada dokter atau orang berlalu lalang lainnya
Diapun segera membaca petunjuk yang ada di atas ruangan di belakang nya . Kamar mayat .
Wajahnya langsung tertegun
"Dew...kenapa kau ada disini?"tanya PavelDew sedikit terdiam sebelum menjawab
"Saya sedang mengurus surat surat untuk pemakaman tuan...""Tidak mungkin! Apa maksudmu, mayat??"
"Benar, kami memutuskan menunggu keluarga nya datang sebelum mayatnya kremasi"
Pavelpun berdiri,
"Jangan bicara omong kosong dew. Pooh tidak mungkin mati!!""Tuan Pavel maksud saya tuan.."
"Aku tidak mau mendengarnya !! Aku yakin Pooh tidak mati , dia tidak mungkin meninggalkanku hiks hiks tidak!!"ujar Pavel lalu mendekati kamar mayat dan membuka pintunya
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Destiny
Fanfickarena kejadian tak terduga membuat pavel harus menghindari muridnya yang bernama pooh. namun di tahun ajaran baru, dirinya malah menjadi wali kelas dimana pooh berada hingga akhirnya dirinya mau tidak mau harus bertemu dengan anak itu setiap hari...