“Anda yakin tidak menginap Elder?” Untuk kesekian kali Adrian menawarkan sebab jika dihitung. Elder muda ini akan sampai pada packnya di tengah malam.
Orion menggeleng “Tidak perlu, Elder Adrian.” Tolaknya. Entah kenapa perasaannya tak enak hari ini. Seolah sesuatu hal akan terjadi.
“Tolong sampaikan salam saya pada Xavier. Dia harus datang saat keponakan keduanya lahir.” Sang Luna lebih dulu mengucap salam perpisahan. Memutus topik –menginap dan tidak-
“Ahh benar. Anda juga harus datang nanti Elder Orion.” Imbuh Adrian
Orion mengangguk, sementara pandangannya beralih pada Aiden kecil yang terlihat ragu memberikan sesuatu padanya. Membuat sang Enigma berjongkok menyamakan tinggi dengan Aiden.
“Elder, tolong berikan ini pada paman Xavier.” Ucapnya setengah berbisik sembari berikan satu buah kotak kecil yang tak terbungkus rapi.
Diterima baik oleh Orion disertai tepukan kecil di atas puncak kepala Aiden. Lantas Aiden kecil dengan malu-malu melambai pada sosok Orion yang tengah berpamitan pulang dan mulai menjauh dari pandangan mereka.
****
Samuel tertegun usai mendengar seluruh kisah yang diceritakan kembali oleh Joseph tanpa kurang atau lebih. Sementara Xavier memalingkan muka dari pandangan sang ayah.
Si Alpha yang lebih tua melangkah mendekati putranya. “Benar Xavier?” Tanyanya yang hanya dibalas anggukan patah-patah.
Lantas Samuel peluk erat sang putra membuat Xavier terkejut. Dia pikir ayahnya akan marah besar padanya mengetahui dia menyembunyikan rahasia besar ini. Lebih terkejut saat di alpha muda rasakan bahunya basah sebab tangisan tanpa suara dari ayahnya.
Samuel hapus sisa air mata di wajah tuanya “Boleh ayah lihat, tandamu.” Pintanya tak memaksa.
Dengan ragu Xavier membuka kancing baju pasiennya. Mempertontonkan bahu kanan dengan tato pudar miliknya. Gambar pudar ini masih menjadi duri bagi Xavier, setiap kali melihatnya rasa sakit masih memenuhi hatinya.
Samuel menahan nafas, turut merasakan sakit akan kondisi putranya. Tangannya terulur mengelus dengan lembut kepala sang alpha muda.
“Jangan membuat dosa besar dengan membunuh darah dagingmu sendiri, Xavier.”
“Kau pulihkan dirimu. Biarkan ayah yang mengurus semua ini. Jo, tolong bantu paman menjaga Xavier.”
Mantan kapten guard itu bergegas pergi selesai dengan kalimatnya. Tanpa memberikan kejelasan bagi Joseph ataupun Xavier yang ditinggal dalam keheningan.
“Dia benar-benar diberkati Moon Goddes.” Joseph memecah keheningan dengan menunjuk perut rata Xavier. “Kau harus menjaganya dengan baik.” Lanjutnya sembari duduk di kursi samping bed milik Xavier.
Si empunya tak menjawab namun tangannya bergerak memberi elusan singkat pada perutnya yang masih rata.
****
Alger mantan Elder Blue Moon Pack cukup terkejut mendapati mantan tangannya itu berkunjung tanpa memberitahu.
“Ada sesuatu yang perlu aku beritahu padamu.” Ucap Samuel, tak ada sapaan seperti biasa. Menandakan hal penting yang mungkin menyangkut pack mereka.
Angela yang tengah duduk bersamanya pun akan segera pamit pergi melihat keseriusan mantan dua petinggi pack itu. Tetapi dicegah oleh si tamu.
“Kau tidak perlu pergi, Angela. Kau juga berhak tau hal ini.”
Pasanga mantan Elder-Luna itu saling pandang. Perasaan tak enak menghampiri keduanya, merasakan hal buruk akan terjadi.
“Xavier hamil.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Alpha
WerewolfXavier is an Alpha, and Orion is an Enigma. They are two parallel lines that were never meant to intersect