Warning !!! sensitive content, NSFW. Minor Please Go Away
.
.Sudah 2 hari, Xavier dan satu wakilnya menjaga serta menyediakan kebutuhan sang Elder dirumah rut itu tapi nampaknya rut Orion tak ada tanda mereda. Aroma pekat sang Elder masih menembus ruangannya disertai suara beberapa barang yang terdengar pecah.
Hal ini membuat Xavier merasa gamang. Tentunya sang Elder perlu bantuannya untuk menyelesaikan rut. Terlebih rasa sakit tanpa bisa melampiaskan hasrat saat mate sudah bertemu akan berkali lipat lebih kuat. Namun mengingat penolakan Orion, Xavier urung sebab pria itu pasti mengusirnya.
Yang dilakukan Xavier saat ini hanya bisa menunggu. Meskipun tau itu akan sia-sia.
Menjelang menuju hari ke-3 tetap tidak ada perubahan, tentunya membuat Daniel sebagai wakil guard merasa khawatir akan keanehan ini. Terlebih wajah Xavier yang masih tenang tanpa fluktuasi apapun. Uhh oke wajah kaptennya itu memang selalu datar.
“Kapten, kenapa tidak ada perubahan? Seharusnya rut hanya 1/2 hari saja. Kecuali sang Elder menemukan matenya dan tak bisa menemaninya. Ini akan bahaya bukan bagi Elder?” Tanya si wakil yang kentara terlihat khawatir dengan pemimpin pack itu.
Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab kematian jika sepasang mate saling menolak. Para werewolf mungkin diberkati dengan fisik yang kuat. Namun kelemahan mereka adalah pada masa rut/heat terlebih saat mereka sudah menemukan pasangan sehidup semati.
Bak pisau bermata dua. Kehadiran mate dapat meredakan masa estrus, namun membuat intensitas rasa sakitnya juga meningkat berkali-lipat jika tanpa kehadiran salah satunya.
Dengan banyak pertimbangan, Xavier menghela nafas berat. “Aku akan menangani ini. Daniel tolong bersumpahlah untuk tidak membiarkan siapaun tahu mengenai hal ini dan jangan biarkan siapapun kecuali kau masuk kesini. Biarkan para guard berjaga dengan posisi agak jauh."
“Tapi kapten, kau hanya akan mendapat serangan dari Elder jika memaksa masuk, kecuali—“ Ucapan Daniel terhenti saat otak kecilnya bekerja mencerna situasi. Ditelannya ludah dengan susah payah sebelum sesuai perintah sang kapten bersumpah menyembunyikan rahasia besar ini.
Telapak tangannya tersayat dengan belati saat wakil kapten itu mengucapkan sumpahnya. "Aku Daniel bersumpah atas nama moon goddess akan menyimpan semua kejadian ini hanya untuk diriku."
Xavier sedikit terkejut melihat sumpah darah yang dilakukan Daniel. Sebab konsekuensi melanggarnya adalah kemalangan seumur hidup bagi yang mengikrarkan. Namun tak ayal dengan jaminan ini memberi Xavier sedikit rasa aman.
****
Entah sudah berapa lama Orion rasakan rasa sakit disekujur tubuhnya. Rasa sakit ini 10 kali lipat dari yang biasa dia rasakan saat rutnya menyerang. Tentu intensitasnya lebih lama. Dirinya perlu pelampiasan, namun terkekang oleh egonya.
Kepalanya berat, emosinya juga melonjak tak menentu membuatnya meledak-ledak. Tak sadar menghancurkan beberapa ornamen dalam kamar tersebut.
Ditengah kesadaran yang semakin menipis dengan rasa sakit yang semakin menyiksa, samar penciuman tajamnya hirup aroma cendana yang sudah di hafalkannya di luar kepala.
Beruntung aroma tersebut seolah menyeret kewarasan sang Enigma yang akhir-akhir ini di ambang batas. Manik obsidian miliknya berubah warna menjadi biru terang. Saat aroma itu tercium semakin pekat.
Diliriknya sosok sang kapten guard yang terlihat ragu memasuki ruangannya. Berjalan perlahan mendekati Orion yang berdiri bertumpu pada meja nakas. Sontak pheromonnya meluas menyebar ke seluruh ruang membuat langkah Xavier rasanya lemas. Tubuhnya nyaris ambruk jika sang Elder tak segera menghampiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alpha
WerewolfXavier is an Alpha, and Orion is an Enigma. They are two parallel lines that were never meant to intersect