Xavier pikir hari-harinya tak bisa lagi lebih indah dari semenjak kelahiran Juinth. Putra kecilnya, dirinya dan Orion sepakat dengan nama panggilan itu mengingat lebih mudah untuk di ucapkan.
Menginjak usia Juinth yang memasuki usia 2 bulan. Xavier mulai kembali aktif dalam perannya sebagai Luna baru Blue Moon Pack. Berperan dalam mengikuti beberapa acara sosial yang diadakan oleh pack mereka ataupun undangan dari pack lain.
Utamanya juga berperan dalam beberapa perayaan atau ritual khusus para werewolf. Sesekali juga dirinya mulai kembali mengawasi latihan para guard. Meskipun posisi kapten kini beralih pada Daniel bukan lagi dirinya.
Hari ini kebetulan Xavier harus turut berpartisipasi dalam sebuah pertemuan dalam menyambut ritual untuk menghadapi gerhana bulan. Konon saat itu para werewolf berada di fase terkuat mereka.
Sekaligus perayaan besar atas berkah sang dewi. Jika beruntung di beberapa ritual ratusan tahun lalu sang dewi benar-benar menampakan sosoknya bagi mereka.
Jadi acara ritual kali ini benar-benar harus direncanakan dengan cermat dan megah.
Namun entah mengapa perasaan Xavier tak enak hari ini. Seolah akan ada kejadian besar yang menimpa. Hatinya gelisah tapi tak tahu apa penyebabnya.
Ditatapnya Juinth yang terlihat memainkan jemarinya sendiri. Bayi kecil ini sudah mandi dan meminum susunya tetapi tidak ingin terlelap. Xavier tak bisa membawanya dalam pertemuan kali ini.
Mengingat pasti pertemuan ini akan memakan waktu yang cukup lama. Membawa bayi berumur 2 bulan tentu bukan pilihan yang bijak. Terlebih akan dihadiri oleh Luna dari pack lainnya.
“Kenapa?” Orion bertanya, mengagetkan Xavier yang larut dalam lamunannya.
Elder itu untuk kali ini tidak memiliki kegiatan apapun. Jadi hanya menghabiskan waktu di rumah mereka, memeriksa beberapa hal kecil.
“Saya benar-benar tidak bisa membawa Juint?” Si Alpha balik bertanya.
Orion terdiam sejenak “Aku seharian ada disini. Kau tenang saja, aku akan menjaganya.” Ucap si enigma meyakinkan.
Xavier menghela nafas, dirinya bukan tak percaya pada Orion, tapi entahlah mungkin hanya perasaannya saja yang terlalu berlebihan.
Setelah menyiapkan diri, Xavier berpamitan mencium lama kening Juinth kecil sebelum berangkat bersama Miguel, sementara Daniel yang berjaga di kediaman mereka.
****
Benar saja, pertemuan yang terlaksana dari pagi itu belum berakhir hingga sore menjelang. Xavier menghela nafas, memijit pelipisnya yang agak pening dengan serangkaian acara, persembahan dan segala jenisnya ini.
Dirinya yang terbiasa mengurus para guard dan bertarung dengan rogue, kini malah diminta mengurus ritual. Luna baru itu benar-benar belum terbiasa.
“Anda terlihat frustasi.” Kalimat itu diucapkan oleh salah satu Luna dari White Moon Pack. Seorang alpha laki-laki juga sepertinya. Kekehan kecil terdengar dari werewolf itu.
Xavier hanya tersenyum tipis sebagai tanggapan, kembali melihat beberapa catatan hasil diskusi.
“Pertama kali menjadi luna saya juga sama dengan anda. Semakin berlalunya waktu akan semakin terbiasa.” Ucapnya memberi semangat
“Terima kasih.” Balas Xavier, tak mungkin kan mengacuhkan seseorang yang berusaha peduli padanya.
Percakapan keduanya terpaksa berakhir begitu entah guard dari pihak pack mana berlari ke ruang pertemuan dengan tampilan compang-camping.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alpha
WerewolfXavier is an Alpha, and Orion is an Enigma. They are two parallel lines that were never meant to intersect