28

11.4K 1.2K 48
                                    

Daniel sebenarnya merasa kasihan melihat kondisi Eldernya ini. 2 Minggu terakhir kediaman sang Elder benar-benar tak berpenghuni, sebab satu-satunya penghuninya sekarang lebih nyaman tinggal dalam mobilnya.

Semenjak 2 minggu lalu, meskipun mendapat penolakan dari Xavier. Orion tetap kukuh pada pendiriannya, selepas mengurusi urusan pack, Enigma muda itu akan melajukan mobilnya ke rumah rut milik Xavier.

Berdiam diri dalam mobil yang posisinya agak jauh namun masih bisa mengawasi rumah tersebut. Tetap disana sampai pagi menjelang dan baru kembali selepas memastikan Miguel menerima sarapan darinya untuk diberikan pada Xavier.

Terus menerus begitu selama 2 pekan terakhir. Daniel khawatir tentu saja, terlebih beberapa hari lalu sang Elder yang mungkin kelelahan dan kurang istirahat menabrak pembatas jalan. Tak ada luka serius hanya tangannya perlu di perban karena retak akibat benturan.

Dan jadilah dari itu Daniel yang turut serta mengikuti pola kehidupan Orion. Sedikit beruntung bisa bertemu matenya atau sekedar turut menginap disana sementara Orion tetap bermalam di mobilnya.

Kali ini mereka datang lebih lama sebelumnya. Mengingat ritual gerhana bulan sudah semakin dekat dan tuan rumah ritual kali ini adalah Blue Moon Pack. Orion masih harus mengurus beberapa hal penting dengan para tetua.

Mobil Aston Martin milik Orion, Daniel kendarakan ke tempat mereka seperti biasanya.

Namun yang tidak biasa sebab kali ini mereka mendengar tangisan keras Juinth yang tak seperti biasa. Orion sebagai orang tua tentu saja khawatir.

“Daniel, segera kesana.” Perintahnya

Tak berani jika dirinya sendiri yang kesana, karena pasti penolakan dan pengusiran yang didapatkan dari Xavier.

Si kapten guard itu segera menuruti, bergegas menuju rumah rut milik Lunanya. Sementara Orion hanya bisa berdiri gusar di depan mobil, menatap intens pada rumah milik sang alpha.

****

Xavier ditemani Miguel masih berusaha menenangkan Juinth. Bayi kecil itu entah karena apa menangis sejak sore tadi terbangun dari tidurnya.

Si alpha sudah mencoba mengganti popok dan memberinya susu, namun si kecil Juinth masih saja menangis tak jelas. Membuat Xavier frustasi mendengarnya.

“Shhsss papa disini Juinth. Kenapa nak, Juinth ingin apa.”

Xavier masih mencoba menimang bayinya. Menepuk pelan punggung kecil meskipun hasilnya nihil. Si kecil tetap menangis terisak.

Miguel yang bertugas menemani dan menjaga dua inti packnya ini juga turut khawatir. Tangannya masih memegang botol susu milik tuan kecilnya yang masih penuh. Sementara otaknya bekerja cepat menemukan solusi.

“Luna..”

Miguel memanggil, berusaha mengambil atensi Xavier. Lunanya itu menoleh menatapnya berharap menemukan solusi.

“Apa mungkin tuan kecil rewel karena tak ada aroma feromon milik Elder.”

Perkataan Miguel membuat Xavier tercenung. Sudah dua minggu dirinya disini, tentu saja aroma milik Orion yang menempel padanya ataupun barang milik Juinth sudah pudar.

Terlebih dia ingat betul perkataan dokter Arina perihal bayi werewolf yang beberapa bulan lahir masih memerlukan feromon kedua orang tua mereka sebelum dapat melakukan shifting sendiri.

“Kau merindukan ayahmu ya.” Ucapnya pelan pada Juinth yang masih terisak.

Miguel mendengarnya, guard itu menatap pada sang Luna dan tuan kecilnya lalu pada jendela yang menampilkan siluet mobil Orion di posisi agak jauh.

AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang