“Ayah pulang !!!”
Suara itu menggema dirumah miliknya dan sang pasangan tempati selama 3 bulan terakhir. Langkahnya menuju kedalam dan disambut hangat oleh pasangannya dengan sang anak di gendongan.
Bayi berumur 6 bulan itu melonjak gembira, “ Ya- ya- ya.” Celotehnya seolah paham bagaimana memanggil sang ayah.
Orion, sang kepala keluarga terkekeh, segera mengambil alih Juinth dari gendongan Orion. Mengangkatnya tinggi yang disambut tawa renyahnya.
Waktu menunjukan pukul 4 sore, selepas dari urusannya mengenai pack selesai. Orion bergegas pulang seperti biasanya. Menikmati sisa waktu bersama keluarga kecilnya.
Enigma muda itu mengecup pelan pucuk kepala Juinth, sebelum mencuri kecupa di bibir Xavier.
“Elder !” Xavier berseru, memukul lengan Orion yang disambut gelak tawa si empunya.
“Jadi bagaimana harimu dan Juinth?” Orion bertanya selepas mengajak Xavier untuk duduk bersama di ruang keluarga mereka.
Kebiasan yang mereka kembangkan. Orion setelah pulang bekerja pasti akan mengajaknya duduk sebentar untuk menanyakan harinya dan putra mereka. Sebelum bergegas mandi dan dilanjut dengan menemani Juinth setelahnya. Sementara dirinya menyiapkan makan malam.
Keduanya memang memutuskan tidak membiarkan maid memasak, hanya bersih-bersih rumah dan beberapa pekerjaan lain. Xavier sendiri yang mngurus Juinth dan menghandle makan mereka.
“Aku tadi mengajaknya ikut ke lapangan pelatihan para guard. Dan dia sangat antusias. Berceloteh dengan Bahasa yang tidak aku mengerti.” Xavier terkekeh saat bercerita.
Orion ikut terkekeh, sementara tangannya mengelus pucuk kepala Juinth.
“Tapi, dia tidak mau mandi. Sedari tadi menangis histeris saat aku akan memandikannya.” Keluh Xavier.
“Benarkah? Astaga kenapa hm? Juinth tidak mau mandi?” Tanyanya pada sang anak, melihat lebih jelas memang mata anak itu agak bengkak ketara sisa menangis.
Xavier menggeleng sementara Juinth hanya menatap Orion dengan tatapan polosnya.
“Lalu bagaimana denganmu?” Orion balik bertanya.
“Aku? Tidak ada masalah. Guard rekrutan tahun ini sedikit lebih baik dibanding sebelumnya. Bagaimana denganmu? Apa ada masalah?”
Orion menggeleng dengan senyum “Semuanya baik-baik saja.” Ucapnya sembari mengelus pucuk kepala milik Xavier.
“Kalau begitu aku akan mandi dulu sekaligus memandikan Juinth.”
“Kau yakin?”
“Tentu saja. Jadi jagoan kecil ayo mandi bersama ayah.” Serunya
Mengundang gelak tawa tak hanya dari sang putra tapi dari Xavier juga.
****
Setelah perang besar memandikan Juinth yang banyak sekali drama. Akhirnya Enigma itu bisa bernafas lega. Menikmati makan malam dengan sang mate, lalu menidurkan Juinth mengingat jam tidur putranya itu tepat pukul 8 malam.
Bayi berumur 6 bulan itu sudah pulas diranjang kecilnya yang berada satu kamar bersama Orion dan Xavier.
Orion tengah bergelung dengan Ipad dan memeriksa beberapa pekerjaannya. Saat ini sudah pukul 10 malam. Xavier tengah mengambil stok air hangat untuk membuat susu, khawatir Juinth terbangun karena haus.
Selepas selesai dengan urusannya si alpha turut naik ke tempat tidur. Bukannya berbaring tapi bersandar di bahu milik Orion. Melihat apa yang tengah dilakukan oleh sang mate.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alpha
WerewolfXavier is an Alpha, and Orion is an Enigma. They are two parallel lines that were never meant to intersect