17

15K 1.6K 52
                                    

Xavier hanya mampu tertegun mendengar cerita dari Angela. Matenya sudah melalui hal berat sendirian. Tapi dia tetap tak bisa membenarkan tindakan Orion.

Penolakan hanya akan menyakiti keduanya.

Lamunannya buyar, saat Angela memanggil namanya untuk makan siang. Wanita paruh baya itu berencana untuk menginap disini, mengingat Orion yang tak ada si rumah, Angela cukup khawatir jika meninggalkan si Alpha yang tengah mengandung itu sendirian.

Hari berganti dengan cepat, kali ini malam menjelang. Angela jelas tahu bahwa pasangan muda ini akan tidur di ranjang terpisah, tapi dia tak menyangka Orion akan dengan tega membiarkan Xavier untuk tidur di lantai 2.

“Astaga benar-benar anak itu. Nanti ketika aku bertemu dengannya akan kupukul kepalanya.” Seru Angela sementara Xavier hanya meringis membayangkannya.

“Tidak apa-apa ibu, aku sudah terbiasa.” Balas Xavier meskipun akhir-akhir terasa cukup melelahkan semenjak perutnya semakin membesar untuk menaiki satu-persatu anak tangga.

“Tidak-tidak, akan sangat beresiko padamu.” Pandangan Angela menuju pada perut Xavier yang sudah terlihat sedikit menyembul meskipun sudah ditutupi oleh kaus oversize yang dikenakannya.

“Sekarang, kau tinggal di kamar Orion saja. Itu akan lebih baik untukmu, dikelilingi oleh aroma feromon pasanganmu.” Perintah Angela tak mampu Xavier bantah lagi.

Alpha itu dengan canggung memasuki kamar, meskipun penghuninya sedang tak disini tetapi aroma Musk yang tertinggal membuatnya serasa dilingkupi oleh sosok sang Enigma.

Tubuhnya di baringkan pada kasur yang pekat dengan aroma milik Orion. Matanya terpejam menikmati sensasi seolah Orion ada disini, dengan cepat larut dalam mimpi dengan aroma Musk menyelimutinya.

****

Keesokan harinya, Angela berpamitan pulang setelah memasakkan makanan hingga stok makan malam untuk Xavier.

“Kau harus menjaga dirimu dengan baik oke? Jika Orion berulah laporkan saja pada Ibu, Ibu yang akan menghukumnya sendiri.” Pamit Angela yang hanya dibalas dengan senyuman dan anggukan oleh Xavier.

“Hati-hati ibu, maaf tidak bisa mengantarmu.” Ucapnya yang dibalas lambaian heboh oleh Angela.

Selepasnya Xavier duduk di sofa ruang tamu, ditemani oleh Miguel. Perasaannya entah kenapa terasa tak enak sedari pagi ini.

Beberapa kali menatap jendela yang menampilkan pekarangan depan, berharap mobil yang kemarin ditumpangi Orion muncul.

Detik, menit hingga jam. Perasaan tak nyaman semakin melingkupi, was-was juga terasa mengingat menjelang malam dan Orion belum juga kembali.

Operasi pembasmian Rogue biasanya tak memakan waktu lama. Paling lambat satu hari jika termasuk kawanan besar, mengingat para pemimpin pack pasti banyak ikut turun dengan kekuatan yang 10 kali lipat dari pada kumpulan Rogue.

Namun sampai sekarang Orion tak kunjung pulang, bahkan Miguel pun juga tak dapat duduk diam sebab Daniel juga tak ada memberi kabar padanya.

Pukul 6 malam saat Miguel bergegas berpamitan pada Xavier. Sebab Daniel meminta bantuannya untuk menjemput mereka yang sekarang berada di Rumah Sakit Pack.

“Luna, anda benar-benar tidak apa-apa sendiri? Atau saya perlu menghubungi yang lain untuk mengantar Elder dan Daniel?” Miguel sekali lagi bertanya tak yakin.

Xavier mengangguk mantap “Pergilah, aku masih Alpha jika kau lupa, Aku bisa menjaga diriku sendiri. Segera jemput mereka.”

Ada rasa lega begitu Xavier mendengar kabar itu, tapi tak ayal sekelebat pikiran negative juga memenuhinya, sebab takut keduanya terluka parah.

AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang